Jarang Diketahui! Ternyata Bintang Diciptakan untuk 3 Hal Ini

Kamis, 13 Januari 2022 - 05:10 WIB
Allah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orang yang memandangnya. Foto/dok SINDOnews
Penciptaan langit dan bumi beserta isinya merupakan tanda kebesaran Allah yang wajib kita ambil pelajaran darinya. Bagaimana Allah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orang yang memandangnya.

Jika ada yang bertanya, untuk apa Allah menciptakan bintang di langit? Maka jawabannya ada dalam Al-Qur'an Al-Karim. Kebenaran Al-Qur'an tidak diragukan lagi karena pesan-pesan yang ada di dalamnya sejalan dengan ilmu pengetahuan modern.

"Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir." (QS. Al-Jatsiyah Ayat 13)

Terkait penciptaan bintang ini dijelaskan dalam ayat yang sering kita baca setiap malam. Allah berfirman:

وَلَـقَدۡ زَيَّـنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡيَا بِمَصَابِيۡحَ وَجَعَلۡنٰهَا رُجُوۡمًا لِّلشَّيٰطِيۡنِ‌ وَاَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابَ السَّعِيۡرِ




Artinya: "Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala." (QS Al-Mulk Ayat 5)

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan makna kalimat {وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ} "dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan."

Damir yang terdapat di dalam lafaz "waja'alnaha" kembali kepada jenis dari Al-Masabih, bukan kepada bentuknya. Karena sesungguhnya bintang-bintang yang ada di langit tidaklah digunakan untuk melempari setan-setan, melainkan yang dipakai ialah nyala api yang lebih kecil daripada bintang-bintang itu sendiri, atau barangkali nyala api itu bersumber darinya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Dalam tafsir Kementerian Agama dijelaskan, sebagian ulama menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa Allah menciptakan bintang-bintang sebagai hiasan dunia dan untuk menimbulkan rezeki bagi manusia, yaitu dengan adanya siang dan malam dengan segala macam manfaatnya yang diperoleh darinya.

Rezeki diperoleh manusia karena adanya siang dan malam. Ada yang menjadi sebab timbulnya kebaikan dan ada pula yang menjadi sebab timbulnya kejahatan yang dapat mengobarkan nafsu jahat.

Qatadah mengatakan bahwa Allah menciptakan bintang-bintang itu dengan 3 hal (tujuan), yaitu:

1. Untuk hiasan langit.

2. Untuk melempar setan.

3. Untuk menjadi petunjuk arah dan alamat bagi para musafir yang sedang dalam perjalanan, baik di darat, laut, maupun di ruang angkasa.

Barangkali Qatadah menerangkan di antara tujuan Allah menciptakan bintang-bintang sejauh yang beliau ketahui, karena masih banyak tujuan lain, baik yang telah diketahui maupun yang belum diketahui manusia. Hanya Allah Mahaluas ilmu-Nya dan Maha Mengetahui.

Bintang dalam Perspektif Sains

Untuk diketahui, bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Jenis dan ukurannya juga beragam. Menurut ilmu astronomi, bintang adalah semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir.

Dalam perspektif Sains, bintang-bintang digunakan dalam praktik-praktik keagamaan, dalam navigasi, dan bercocok tanam. Kalender Gregorian yang digunakan hampir di semua bagian dunia adalah kalender Matahari, mendasarkan diri pada posisi Bumi relatif terhadap bintang terdekat, Matahari.

Bintang bersinar terang akibat produksi energi pada intinya. Karena jaraknya yang sangat jauh dari bumi, semua bintang kecuali matahari terlihat hanya seperti titik yang bersinar di langit malam jika dilihat dengan mata telanjang, dan berkelip akibat efek dari atmosfer bumi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya, dan disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Pengasih yaitu, Subhanallah wa Bihamdihi Subhaanallaahil Azhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).

(HR. Muslim No. 4860)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More