6 Golongan Orang yang Bahagia dalam Pandangan Al-Qur'an Surat Al Mu'minun
Minggu, 23 Januari 2022 - 05:15 WIB
Definisi kebahagian setiap orang berbeda-beda, termasuk cara yang dilakukan untuk meriah kebahagiaannya tersebut. Hakikat kebahagiaan itu sendiri bersifat stabil dan berkepanjangan, berbeda dengan senang yang cepat berganti, singkat, dan sesaat.
Kitab suci Al-Qur’an menerangkan tentang kata bahagia yang terdiri dari berbagai macam definisi, misalnya, ‘sa’addah’ yang artinya kebahagiaan yang kekal. Atau, ‘falah’ maksudnya adalah mencapai kebahagiaan dengan menemukan apa yang dia cari.
Dikutip dari muhammadiyah.or.id, menurut Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka Jakarta, Anisia Kumala, jika diperdalam lagi, dalam Kitabullah itu, maka Allah Subhanahu wa ta'ala membagi orang bahagia menjadi enam macam seperti yang tersurat di dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-9:
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman .”
“Yaitu, orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
"Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."
"Dan orang yang menunaikan zakat."
"Dan orang yang memelihara kemaluannya."
“Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.”
“Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.”
Kitab suci Al-Qur’an menerangkan tentang kata bahagia yang terdiri dari berbagai macam definisi, misalnya, ‘sa’addah’ yang artinya kebahagiaan yang kekal. Atau, ‘falah’ maksudnya adalah mencapai kebahagiaan dengan menemukan apa yang dia cari.
Baca Juga
Dikutip dari muhammadiyah.or.id, menurut Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka Jakarta, Anisia Kumala, jika diperdalam lagi, dalam Kitabullah itu, maka Allah Subhanahu wa ta'ala membagi orang bahagia menjadi enam macam seperti yang tersurat di dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-9:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman .”
الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ
“Yaitu, orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ
"Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوْنَ ۙ
"Dan orang yang menunaikan zakat."
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ
"Dan orang yang memelihara kemaluannya."
اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ
“Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.”
فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعٰدُوْنَ ۚ
“Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.”