Niat Berjilbab Namun Menunggu Hidayah, Bolehkah?

Rabu, 26 Januari 2022 - 16:31 WIB
Dengan berhijab sebenarnya hidayah itu akan datang, kenapa? Karena hal ini sebagai upaya muslimah menaati perintah-perintah Allah Subhanahu wa taala. Foto ilustrasi/ist
Menutup aurat merupakan kewajiban bagi seorang muslimah. Bahkan, sadar ataupun tidak, setiap kali melakukan shalat lima waktu pun, muslimah senantiasa bersumpah kepada Allah Ta'ala, "La syarikallahu wabidzalika ummirtuwa anna minal muslimin." Yang artinya "Tiada syarikat bagi Engkau dan aku mengaku seorang muslimah" kalimat sumpah dan janji kepada Allah untuk menaati perintahNya dan menjauhi laranganNya senantiasa kita ucapkan di dalam shalat.

Seseorang yang berjanji palsu di hadapan Allah, tentu berat hukumannya di dalam neraka. “Jilbab adalah perintahNya bukan?” Kalau kita tidak jalankan artinya kita ingkar terhadap perintahnya. Faktanya dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar teman-teman, saudara atau tetangga yang belum berhijab atau belum menutup aurat sesuai syariat, mengucapkan alasan belum datangnya hidayah dari Allah .



“Aku belum berhijab karena belum dapat hidayah aja. Niat sih sudah ada!," kalimat itu paling sering kita dengar. Benarkah menutup aurat atau berhijab harus menunggu datangnya hidayah? Bagaimana pandangan syariat tentang hal tersebut?

Dalam Islam hidayah itu adalah rezeki, dan untuk memperolehnya harus bermodalkan usaha dan kerja keras. Seperti diungkap Allah Subhanahu wa ta'ala dalam firman-Nya :

وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ (22) فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ


"Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan. (QS Adz-Dzariyat ayat 22-23 )

Begitu juga dengan hidayah. Hidayah harus dijemput dengan usaha dan kerja keras . Jika hanya diam tanpa usaha atau malah berbuat sesuatu yang dilarang Allah Ta'ala, maka hanya akan membuat diri semakin menjauh dari Allah.

Allah Ta'ala telah menjelaskan dalam QS Ash-Shaf ayat 5 dan dalam hadis qudsi:

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ …


"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka"

وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا


"Jika seorag hamba-Ku mendekat sejengkal kepadaKu, maka aku akan mendekati sehasta."

Maka dari itu, dekatkanlah diri kepada Allah. Lakukan apa yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala, maka Allah akan memberi kita hidayah. Paksakan diri untuk menggunakan jilbab, maka Allah Akan memberimu jalan kemudahan,sehingga pada akhirnya semua mudah dan tidak ada unsur keterpaksaan lagi.

Bila muslimah sudah mempunyai niat baik, jangan menundanya. Ingatlah, kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Apabila kita mengatakan “Aku akan menggunakan jilbab jika hidayah sudah datang” dan ternyata ajal lebih dahulu datang, dan kita masih belum melaksanakan perintah Allah dalam menutup aurat dengan menggunakan jilbab, lantas apa yang bisa dilakukan lagi?

Allah Ta'ala berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ


"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS Al-A’raf Ayat 34)

Niat baik yang kita punya dilandaskan ilmu bahwa menutup aurat adalah betul-betul kewajiban seorang muslimah, maka lakukanlah segera. Menutup aurat hukumnya adalah wajib, dan diperintahkan Allah Ta’ala dalam firmanNya :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا


“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).

Ayat ini menunjukkan wajibnya jilbab bagi seluruh perempuan muslimah. Dalil lainnya yang menunjukkan wajibnya jilbab adalah hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ الْحُيَّضَ يَوْمَ الْعِيدَيْنِ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ ، فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ ، وَيَعْتَزِلُ الْحُيَّضُ عَنْ مُصَلاَّهُنَّ . قَالَتِ امْرَأَةٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِحْدَانَا لَيْسَ لَهَا جِلْبَابٌ . قَالَ « لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا


Dari Ummu ‘Athiyyah, ia berkata, “Pada dua hari raya, kami diperintahkan untuk mengeluarkan wanita-wanita haid dan gadis-gadis pingitan untuk menghadiri jamaah kaum muslimin dan doa mereka. Tetapi wanita-wanita haid harus menjauhi tempat salat mereka. Seorang wanita bertanya:, “Wahai Rasulullah, seorang wanita di antara kami tidak memiliki jilbab (bolehkan dia keluar)?” Beliau menjawab, “Hendaklah kawannya meminjamkan jilbabnya untuk dipakai wanita tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi berhijab tidak harus menunggu datangnya hidayah, bukan? Justru dengan berhijablah maka InsyaAllah hidayah itu akan datang. Ini sebagai upaya muslimah menaati perintah-NYA yang dengan jelas mewajibkan muslimah menutupi auratnya.

"Hidayah itu mahal dan tidak semua orang bisa mendapatkannya. Bagaimana cara mendapatkan hidayah-Nya? Mudah saja, selalu berusaha untuk dekat dengan-Nya dan kerjakan segala perintah-Nya. Begitu juga dengan berhijab. Kalau cuma tidur di kamar menunggu hidayah datang, ya jelas gak bakal pernah terjadi!" tulis Muhammad Assad, MSc dalam bukunya "99 Hijab Stories - A Beautiful Spritiual Journey".



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَمَنۡ يَّقۡتُلۡ مُؤۡمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهٗ جَهَـنَّمُ خَالِدًا فِيۡهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيۡمًا
Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.

(QS. An-Nisa Ayat 93)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More