Arab Saudi Siapkan Rp214 Triliun untuk Proyek Wisata di Lokasi Kaum Tsamud Diazab Allah Taala
Jum'at, 28 Januari 2022 - 10:43 WIB
Pemerintah Arab Saudi menyiapkan fulus Rp214 triliun untuk menyulap Al-Ula menjadi daerah tujuan wisata. Al-Ula adalah nama sebuah kota di Arab Saudi yang terletak 300 km di sebelah utara Madinah. Di sini, terdapat Mada'in Shaleh, tempat Allah SWT mengazab kaum Tsamud.
"Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa yang menimpa mereka," tutur Rasulullah SAW saat melarang para sahabat masuk ke daerah suatu kaum yang diazab kecuali dalam keadaan menangis.
Menurut rencana, proyek pembangunan kota ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahun 2023, 2030 dan 2035. Jadi diperkirakan proyek pembangunan kota wisata ini akan selesai pada tahun 2035 mendatang.
Di sini Pemerintah Arab Saudi akan membangun resor mewah dan menggunakan energi terbarukan. Targetnya resor ini bisa menarik 2 juta pengunjung setiap tahunnya. Jika rencana ini sukses diperkirakan bisa menambah pundi-pundi Arab Saudi Rp485 triliun dari resor tersebut.
Kena Kutukan
Persoalannya, memang bukan sekadar fulus. Mada'in Shaleh merupakan salah satu situs warisan dunia yang terdaftar dalam UNESCO. Namun, kota berumur 2.000 tahun ini dipercaya merupakan kawasan yang kena kutukan.
Nama Mada'in Shaleh terkait dengan Nabi Shaleh yang disebut dalam Al-Quran sebagai "Al-Hijr". Di tempat ini ada sumur yang menjadi sumber air minum unta betina milik Nabi Shaleh. Menurut laman resmi UNESCO, Mada'in Saleh menyimpan 114 makam kaum Nabatean.
Sementara Profesor di Departemen Arkeologi Universitas Raja Saud, Ahmad Mohammed Al-Aboudi sebagaimana dikutip Al Arabiya menuturkan, kaum pertama yang menempati Al-Ula adalah Tsamud, baru disusul oleh Nabatean. Al-Aboudi sendiri telah menghabiskan waktu 14 tahun untuk meneliti situs tersebut.
Sejak 219 lokasi ini dibuka untuk daerah wisata. Meski demikian, masyarakat Muslim jarang masuk ke wilayah ini. Umat Islam percaya situs ini terkutuk, menjadi tempat jin jahat berhimpun.
Baca Juga: Kisah Nabi Shaleh dan Hancurnya Kaum Tsamud
Pesan Rasulullah SAW
Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" meriwayatkan bahwa pada saat Rasulullah SAW melewati kampung Tsamud yang bernama Hijr pada perjalanannya menuju perang Tabuk, beliau singgah bersama para sahabat di perkampungan mereka.
Para sahabat mengambil air dari sumur-sumur di mana Tsamud mengambil air darinya. Dengan air itu mereka membuat adonan roti, sementara bejana telah disiapkan di atas api.
Rasulullah SAW memerintahkan agar bejananya ditumpahkan dan adonannya diberikan kepada unta. Kemudian beliau meneruskan perjalanan sampai di sumur di mana unta Nabi Shaleh minum darinya. Dan beliau melarang para sahabat untuk masuk ke daerah suatu kaum yang diazab kecuali dalam keadaan menangis. Beliau pun menjelaskan alasannya, "Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa yang menimpa mereka."
Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqor mengingatkan apabila manusia berada di suatu tempat di mana telah terjadi peristiwa besar, baik pada masa itu atau sebelumnya, maka perhatian mereka tertuju kepada peristiwa tersebut.
"Apabila ia seorang da'i kepada Allah, maka dia bisa memanfaatkan peluang untuk mengingatkan manusia dengan apa yang telah menimpa orang-orang terdahulu, memperingatkan mereka agar tidak melakukan apa yang telah mereka lakukan dan tidak berjalan di atas jalan mereka. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW," ujarnya.
"Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa yang menimpa mereka," tutur Rasulullah SAW saat melarang para sahabat masuk ke daerah suatu kaum yang diazab kecuali dalam keadaan menangis.
Menurut rencana, proyek pembangunan kota ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahun 2023, 2030 dan 2035. Jadi diperkirakan proyek pembangunan kota wisata ini akan selesai pada tahun 2035 mendatang.
Di sini Pemerintah Arab Saudi akan membangun resor mewah dan menggunakan energi terbarukan. Targetnya resor ini bisa menarik 2 juta pengunjung setiap tahunnya. Jika rencana ini sukses diperkirakan bisa menambah pundi-pundi Arab Saudi Rp485 triliun dari resor tersebut.
Kena Kutukan
Persoalannya, memang bukan sekadar fulus. Mada'in Shaleh merupakan salah satu situs warisan dunia yang terdaftar dalam UNESCO. Namun, kota berumur 2.000 tahun ini dipercaya merupakan kawasan yang kena kutukan.
Nama Mada'in Shaleh terkait dengan Nabi Shaleh yang disebut dalam Al-Quran sebagai "Al-Hijr". Di tempat ini ada sumur yang menjadi sumber air minum unta betina milik Nabi Shaleh. Menurut laman resmi UNESCO, Mada'in Saleh menyimpan 114 makam kaum Nabatean.
Sementara Profesor di Departemen Arkeologi Universitas Raja Saud, Ahmad Mohammed Al-Aboudi sebagaimana dikutip Al Arabiya menuturkan, kaum pertama yang menempati Al-Ula adalah Tsamud, baru disusul oleh Nabatean. Al-Aboudi sendiri telah menghabiskan waktu 14 tahun untuk meneliti situs tersebut.
Sejak 219 lokasi ini dibuka untuk daerah wisata. Meski demikian, masyarakat Muslim jarang masuk ke wilayah ini. Umat Islam percaya situs ini terkutuk, menjadi tempat jin jahat berhimpun.
Baca Juga: Kisah Nabi Shaleh dan Hancurnya Kaum Tsamud
Pesan Rasulullah SAW
Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" meriwayatkan bahwa pada saat Rasulullah SAW melewati kampung Tsamud yang bernama Hijr pada perjalanannya menuju perang Tabuk, beliau singgah bersama para sahabat di perkampungan mereka.
Para sahabat mengambil air dari sumur-sumur di mana Tsamud mengambil air darinya. Dengan air itu mereka membuat adonan roti, sementara bejana telah disiapkan di atas api.
Rasulullah SAW memerintahkan agar bejananya ditumpahkan dan adonannya diberikan kepada unta. Kemudian beliau meneruskan perjalanan sampai di sumur di mana unta Nabi Shaleh minum darinya. Dan beliau melarang para sahabat untuk masuk ke daerah suatu kaum yang diazab kecuali dalam keadaan menangis. Beliau pun menjelaskan alasannya, "Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa yang menimpa mereka."
Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqor mengingatkan apabila manusia berada di suatu tempat di mana telah terjadi peristiwa besar, baik pada masa itu atau sebelumnya, maka perhatian mereka tertuju kepada peristiwa tersebut.
"Apabila ia seorang da'i kepada Allah, maka dia bisa memanfaatkan peluang untuk mengingatkan manusia dengan apa yang telah menimpa orang-orang terdahulu, memperingatkan mereka agar tidak melakukan apa yang telah mereka lakukan dan tidak berjalan di atas jalan mereka. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW," ujarnya.