Kisah Dahsyat Kaum Tsamud yang Tidak Disinggung di Taurat

Kamis, 22 Oktober 2020 - 14:03 WIB
loading...
Kisah Dahsyat Kaum Tsamud...
Makam di situs arkeologi Madain Shaleh Arab Saudi. Foto/Ilustrasi Wikipedia
A A A
ALLAH Taala menceritakan kepada kita kisah Nabiyullah Shaleh ‘Alayhi Salam dengan kaumnya, Tsamud . Kisah ini berisi peristiwa dan kejadian yang jelas lagi terperinci. Kisah ini tidak disinggung di Taurat , dan ahli kitab tidak mengetahui berita tentang Tsamud (kaum Nabi Shaleh) dan 'Ad (kaum Nabi Hud).
(Baca Juga: Kisah Nabi Shaleh dan Hancurnya Kaum Tsamud
Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menyebutkan padahal Al-Qur'an menyampaikan kepada kita bahwa Nabi Musa AS menyebutkan dua umat ini kepada kaumnya. Allah berfirman:

Dan Musa berkata, 'Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang Rasul-Rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata, lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian) dan berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya'." (QS Ibrahim: 8-9)

Seorang mukmin dari keluarga Fir'aun berkata, "Dan orang yang beriman itu berkata, 'Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Ad, Tsamud." (QS. Ghafir: 30-31)

Buku-buku sunnah memberitakan kepada kita bahwa Rasulullah SAW melewati kampung Tsamud yang bernama Hijr pada perjalanannya menuju perang Tabuk. Beliau singgah bersama para sahabat di perkampungan mereka. Para sahabat mengambil air dari sumur-sumur di mana Tsamud mengambil air darinya. Dengan air itu mereka membuat adonan roti, sementara bejana telah disiapkan di atas api.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memerintahkan agar bejananya ditumpahkan dan adonannya diberikan kepada unta. Kemudian beliau meneruskan perjalanan sampai di sumur di mana unta Shaleh minum darinya. Dan beliau melarang para sahabat untuk masuk ke daerah suatu kaum yang diazab kecuali dalam keadaan menangis. Beliau pun menjelaskan alasannya, "Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa yang menimpa mereka." ( )

Apabila manusia berada di suatu tempat di mana telah terjadi peristiwa besar, baik pada masa itu atau sebelumnya, maka perhatian mereka tertuju kepada peristiwa tersebut. Apabila ia seorang dai kepada Allah, maka dia bisa memanfaatkan peluang untuk mengingatkan manusia dengan apa yang telah menimpa orang-orang terdahulu, memperingatkan mereka agar tidak melakukan apa yang telah mereka lakukan dan tidak berjalan di atas jalan mereka.

Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Beliau menyampaikan kepada mereka tentang apa yang telah Allah sampaikan kepadanya. Beliau menunjukkan jalan di mana unta Nabi Shaleh datang darinya menuju sumur, dan jalan di mana darinya unta itu meninggalkan sumur. ( )
Nabi juga memberitahu mereka bahwa unta Shaleh berbagi air dengan kaum Shaleh pada hari di mana ia mendatangi sumur dan minum darinya. Pada hari berikutnya ia tidak minum apa pun. "Ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air dan kamu mendapatkan giliran pula untuk mendapatkan air pada hari tertentu." (QS. Asy-Syuara: 155). "Dan berikan kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka dengan unta betina itu, tiap-tiap giliran minum dihadiri oleh yang punya hak giliran." (QS. Al-Qamar: 28).
Silakan merujuk hadis-hadis dalam tema ini di Shaheh Bukhari 6/378 no. 3378-3381. Shahih Muslim 4/2286 no. 2981.

Di antara keunikan unta Shaleh yang disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah, bahwa kaum Shaleh memerah susunya dalam kadar sekehendak mereka. Maka air yang diminum oleh unta pada hari gilirannya tergantikan oleh susunya yang melimpah, dan mereka mendapatkannya tanpa lelah dan capek.

Walaupun Tsamud telah mengambil keuntungan besar dari unta Shaleh, tetapi mereka tetap merasa sempit dan membenci keberadaannya di antara mereka. Maka mereka menyembelihnya.(Baca Juga: 5 Pelajaran Berharga dari Kisah Nabi Ayyub untuk Korban Covid-19
Al-Qur'an telah menyatakan bahwa pembunuh unta ini adalah orang tercelaka di kalangan Tsamud, "Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasulullah berkata kepada mereka, 'Biarkanlah unta betina Allah dan minumannya'. Lalu mereka mendustakannya dan menyembelihnya." (QS. Asy-Syams: 12-14).

Rasulullah telah menjelaskan kepada kita tentang pembunuh unta itu di dalam salah satu hadis, bahwa dia adalah laki-laki merah. ( )

Rasulullah SAW telah bersabda kepada Ali dan Ammar, "Maukah kalian berdua aku beritahu siapa orang yang paling celaka dari dua orang laki-laki?" Kami menjawab, "Ya, ya Rasulullah." Nabi bersabda, "Seorang laki-laki berkulit merah di kalangan Tsamud pembunuh unta dan orang yang memukulmu, ya Ali, di sini (ubun-ubunnya) hingga basah oleh darah –yakni jenggotnya."

Dalam hadis lain Rasulullah SAW menyatakan bahwa dia adalah pembesar kaumnya. Di dalam Shahihain, 'Ketika bangkit orang yang paling celaka', Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, "Bangkitlah seorang laki-laki yang kotor, busuk, perusak, mulia di antara kaumnya seperti Abu Zam'ah."

Manakala mereka menyembelihnya, Shaleh, Nabi mereka, menjanjikan siksa setelah tiga hari. Dia berkata kepada mereka, "Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh, 'Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak didustakan." (QS Huud: 65)

Pada hari ketiga datangnya azab berupa suara yang menggelegar. "Jika mereka berpaling, maka katakanlah, 'Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Ad dan kaum Tsamud." (QS Al-Fushshilat: 13). "Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu. Maka mereka disambar petir, adzab yang menghinakan lantaran apa yang telah mereka kerjakan." (QS Fushshilat: 17)

Rasulullah SAW telah memberitahukan kepada kita bahwa suara menggelegar itu telah membinasakan semua yang ada di bumi dari kabilah itu, tanpa ada beda antara yang tinggal di daerahnya atau sedang bepergian ke daerah lain yang jauh. Tidak ada yang selamat kecuali seorang laki-laki dari kalangan mereka yang pada waktu itu sedang berada di Haram. Haram melindunginya dari azab. ( )

Rasulullah SAW telah menyebutkan namanya, orang itu dipanggil dengan nama Abu Righal. Akan tetapi, dia pun tertimpa apa yang menimpa kaumnya begitu dia keluar dari Haram.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memperingatkan para sahabat agar tidak meminta datangnya ayat-ayat (mukjizat) seperti kaumnya Nabi Shalih, karena ditakutkan mereka akan mendustakannya lalu mereka binasa seperti kaum Shalih.

Syaikh Umar menjelaskan, dari hadis ini dapat dipetik pelajaran dan faedah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2572 seconds (0.1#10.140)