Tata Cara Berbuka Puasa Sesuai Sunnah Rasul

Kamis, 03 Februari 2022 - 16:55 WIB
Setelah berdoa dengan membaca bismilah, ketika mendengar adzan muslim yang berpuasa bisa dengan ruthab (kurma basah) atau tamr (kurma kering) atau seteguk air.
Waktu berbuka puasa tentunya menjadi waktu yang ditunggu-tunggu dan membahagiakan bagi seluruh umat islam yang melaksanakan ibadah puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah, seperti puasa Rajab dan Senin Kamis ini. Banyak cara dilakukan untuk menanti datangnya waktu berbuka termasuk membaca Al Qur'an, memasak makanan buka puasa, ngabuburit dan lain sebagainya.

Waktu berbuka puasa adalah ketika siang telah berlalu dan matahari telah terbenam dan malam mulai datang. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

“.....Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam.....” (QS. Al-Baqarah :187)



Waktu berbuka puasa juga dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Umar bin Khatthab yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :



“Apabila malam telah datang dan siang beranjak pergi serta matahari telah terbenam maka orang yang berpuasa telah waktunya berbuka.”

Agar berbuka puasa kita lebih berkah, kita dapat berbuka puasa dengan melihat tuntunan sunnah Rasulullah. Ustadz dr. Raehanul Bahraen, dai asal Yogjakarta, memberikan tata cara berbuka puasa sesuai sunnah ini sebagai berikut:

1. Ucapkan “Bismillah”.

Ini adalah perintah umum sebelum makan mengucapkan “Bismillah”.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻞَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻠْﻴَﺬْﻛُﺮِ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓَﺈِﻥْ ﻧَﺴِﻰَ ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻛُﺮَ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻰ ﺃَﻭّﻟِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻭّﻟَﻪُ ﻭَﺁﺧِﺮَﻩُ


“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.

Lalu berbuka (membatalkan puasa) ketika mendengar adzan, bisa dengan ruthab (kurma basah) atau tamr (kurma kering) atau seteguk air.

Sebagaimana contoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃََﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ


“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air”. [HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih]

2. Kemudian baru membaca doa berbuka puasa

“Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa:

ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈّـَﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ، ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ


“Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaallah.”

“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.” [HR. Abu Daud 2/306, no.2357, lihat Shahih al-Jami’ 4/209, no.4678]

Ada dua alasan doa berbuka dengan cara ini berdasarkan hadis:

1. Lafadz hadis “telah berbuka”
ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻓْﻄَﺮَ
artinya brliau telah berbuka/membatalkan puasanya yaitu sudah makan kurma atau minum air.

2. Lafdz doa ketika berbuka “telah basah kerongkongan”
ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ
, ini menunjukkan sudah makan dahulu dengan pembuka.

Jadi doa berbuka puasa tidaklah dibaca sebelum membatalkan puasa/ sebelum berbuka. Mohon maaf, adapun doa berbuka puasa yang mungkin cukup terkenal, akan tetapi doa ini sanadnya dhaif, yaitu doa:

ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻟَﻚَ ﺻُﻤْﺖُ ﻭَﺑِﻚَ ﺁﻣَﻨْﺖُ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭِﺯْﻗِﻚَ ﺃَﻓْﻄَﺮْﺕ


Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthartu

(Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka).”

Mulla ‘Ali Al Qari mengatakan: “Tambahan ‘wa bika aamantu ‘ adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna do’a tersebut shahih". [Mirqatul Mafatih, 6/304]



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More