4 Hadis tentang Puasa Rajab beserta Keutamaan dan Anjurannya
loading...
A
A
A
Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram (bulan yang dimuliakan) dalam Islam, yang juga disebut sebagai bulan penuh berkah.
Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan berbagai ibadah, termasuk puasa. Puasa di bulan Rajab diyakini memiliki keutamaan tersendiri dan dapat mendatangkan pahala yang besar, sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai hadis.
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari." (HR. Ahmad dan lainnya)
Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib (Juz 16, hlm. 54) juga mengutip hadits ini sebagai penegasan tentang keutamaan puasa di bulan-bulan haram, termasuk Rajab.
Puasa Rajab memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan lainnya. Selain itu, puasa di bulan-bulan haram, termasuk Rajab, memberikan pahala yang berlipat ganda. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berpuasa dan melakukan amalan lainnya.
Artinya: "Dari Mujibah al-Bahiliyyah, dari bapaknya atau pamannya, bahwa ia mendatangi Nabi. Kemudian ia kembali lagi menemui Nabi satu tahun berikutnya sedangkan kondisi tubuhnya sudah berubah. Ia berkata, 'Ya Rasul, apakah engkau mengenaliku?' Rasul menjawab, 'siapakah engkau?' Ia menjawab, 'Aku al-Bahili yang datang kepadamu pada satu tahun yang silam.' Nabi berkata, 'Apa yang membuat fisikmu berubah?' Ia menjawab, 'Aku tidak makan kecuali di malam hari.' Nabi berkata, 'Berpuasalah di bulan sabar (Ramadhan) dan satu hari di setiap bulannya.' Kemudian Rasulullah SAW menambahkan puasa di bulan-bulan haram." (HR. Abu Daud)
Salah satu hadis yang berkaitan dengan puasa Rajab diriwayatkan oleh Syekh Abu al-Thayyib Syams al-Haq al-Adhim dalam Hukum Puasa Sebulan Penuh di Bulan Rajab yang disampaikan oleh Ustadz M. Mubasysyarum Bih. Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda dengan isyarat kepada tiga jarinya, mengumpulkan dan memisahkan jarinya itu. Isyarat ini dimaksudkan sebagai anjuran bagi seorang sahabat, al-Bahili, untuk berpuasa tiga hari dan berbuka tiga hari.
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya puasa di bulan-bulan mulia, yang di antaranya adalah Rajab.
Artinya: "Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh." (HR. Muslim)
Artinya: "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!" (HR. Abu Dawud dan yang lainnya)
Hadis ini juga mengandung pesan bahwa berpuasa di bulan haram memiliki keutamaan yang sangat besar, sesuai dengan penjelasan dalam I'anah at-Thalibin oleh Sayyid Abu Bakar Syattha' (Juz 1, hlm. 307).
Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk melaksanakan ibadah puasa Rajab dengan penuh keikhlasan dan memperoleh pahala yang berlimpah.
Wallahu A'lam
Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan berbagai ibadah, termasuk puasa. Puasa di bulan Rajab diyakini memiliki keutamaan tersendiri dan dapat mendatangkan pahala yang besar, sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai hadis.
Berikut ini adalah beberapa hadis yang menguatkan anjuran untuk berpuasa di bulan Rajab:
1. Hadis tentang Pahala Puasa di Bulan Haram
Puasa di bulan haram, termasuk Rajab, memberikan pahala yang berlipat ganda. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan akan memperoleh pahala seperti berpuasa sebulan penuh.مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari." (HR. Ahmad dan lainnya)
Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib (Juz 16, hlm. 54) juga mengutip hadits ini sebagai penegasan tentang keutamaan puasa di bulan-bulan haram, termasuk Rajab.
Puasa Rajab memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan lainnya. Selain itu, puasa di bulan-bulan haram, termasuk Rajab, memberikan pahala yang berlipat ganda. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berpuasa dan melakukan amalan lainnya.
2. Hadis tentang Kisah Al-Bahili
Hadits ini menceritakan kisah seorang sahabat bernama al-Bahili yang datang kepada Rasulullah SAW dan mengaku telah berpuasa sejak pertemuan terakhir mereka. Rasulullah SAW kemudian memberikan petunjuk tentang puasa yang baik, termasuk berpuasa di bulan-bulan haram seperti Rajab.عَنْ مُجِيبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ الله أَمَا تَعْرِفُنِي قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيُّ الَّذِي جِئْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلَّا بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِي فَإِنَّ بِي قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلَاثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا
Artinya: "Dari Mujibah al-Bahiliyyah, dari bapaknya atau pamannya, bahwa ia mendatangi Nabi. Kemudian ia kembali lagi menemui Nabi satu tahun berikutnya sedangkan kondisi tubuhnya sudah berubah. Ia berkata, 'Ya Rasul, apakah engkau mengenaliku?' Rasul menjawab, 'siapakah engkau?' Ia menjawab, 'Aku al-Bahili yang datang kepadamu pada satu tahun yang silam.' Nabi berkata, 'Apa yang membuat fisikmu berubah?' Ia menjawab, 'Aku tidak makan kecuali di malam hari.' Nabi berkata, 'Berpuasalah di bulan sabar (Ramadhan) dan satu hari di setiap bulannya.' Kemudian Rasulullah SAW menambahkan puasa di bulan-bulan haram." (HR. Abu Daud)
Salah satu hadis yang berkaitan dengan puasa Rajab diriwayatkan oleh Syekh Abu al-Thayyib Syams al-Haq al-Adhim dalam Hukum Puasa Sebulan Penuh di Bulan Rajab yang disampaikan oleh Ustadz M. Mubasysyarum Bih. Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda dengan isyarat kepada tiga jarinya, mengumpulkan dan memisahkan jarinya itu. Isyarat ini dimaksudkan sebagai anjuran bagi seorang sahabat, al-Bahili, untuk berpuasa tiga hari dan berbuka tiga hari.
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya puasa di bulan-bulan mulia, yang di antaranya adalah Rajab.
3. Hadis tentang Rasulullah SAW yang Berpuasa di Bulan Rajab
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim. Dalam hadits ini, Sa’id Ibn Jubair bertanya kepada Ibnu ‘Abbas mengenai puasa Rajab, dan beliau menceritakan bahwa Rasulullah SAW berpuasa sepanjang bulan Rajab sampai-sampai orang-orang mengira beliau akan berpuasa sepanjang bulan tersebut. Namun, ada kalanya Rasulullah SAW tidak berpuasa dalam waktu tertentu.سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب فقال سمعت بن عباس يقول كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم
Artinya: "Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh." (HR. Muslim)
4. Hadis Anjuran Berpuasa di Bulan Haram
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di bulan-bulan yang dimuliakan, termasuk bulan Rajab, sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ
Artinya: "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!" (HR. Abu Dawud dan yang lainnya)
Hadis ini juga mengandung pesan bahwa berpuasa di bulan haram memiliki keutamaan yang sangat besar, sesuai dengan penjelasan dalam I'anah at-Thalibin oleh Sayyid Abu Bakar Syattha' (Juz 1, hlm. 307).
Apakah Puasa Rajab Wajib?
Meskipun ada beberapa hadis yang menyebutkan keutamaan puasa Rajab, namun ulama sepakat bahwa puasa di bulan Rajab bukanlah puasa yang wajib. Puasa Rajab merupakan amalan sunnah yang dianjurkan, tetapi tidak wajib. Oleh karena itu, umat Islam dapat memilih untuk melaksanakan puasa ini sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah, namun tidak ada kewajiban untuk melaksanakannya.Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk melaksanakan ibadah puasa Rajab dengan penuh keikhlasan dan memperoleh pahala yang berlimpah.
Wallahu A'lam
(wid)