Qus bin Saidah al-Iyyadi, Sastrawan Guru Rohani Abu Bakar di Zaman Jahiliyah

Kamis, 10 Februari 2022 - 10:50 WIB
Qus bin Saidah al-Iyadi bersama Waraqah bin Naufal dan Amr bin Nufail termasuk orang yang sudah membaca tanda-tanda bakal munculnya seorang nabi.

Al-Syharastani dalam kitab "al-Milal wa al-Nihal" mengatakan bahwa Qus bin Saidah al-Iyadi adalah seorang zahid, lebih-lebih saat setelah kehilangan dua saudaranya.

Hampir setiap saat Qus bin Saidah mendatangi pasar Ukaz dan berjalan di tengah kerumunan pengunjung pasar sambil memberikan nasihat dan mengingatkan tentang kebajikan, serta mengajak mereka untuk menjauhi kemunkaran yang telah merajalela di tengah masyarakat Arab Jahiliyah. Banyak kata-kata hikmah yang keluar dari bibir Qus.

Khutbah Qus bin Saidah al-Iyadi ini sangat terkenal dan tersebar luas di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah.



Ahli Surga

Suatu saat ketika rombongan dari Bani Iyad bertamu kepada Nabi Muhammad SAW. “Apa yang diperbuat oleh Qus bin Saidah al-Iyadi?” tanya beliau kepada mereka.

Mereka menjawab: “Wahai Baginda Rasul, Qus sudah meninggal.”

Beliaupun berkata: “Sepertinya, aku masih melihatnya di pasar Ukaz. Dia sedang berkhutbah di atas unta merah.”

Lantas Rasulullah SAW pun membacakan kembali khutbah Qus tersebut di hadapan para utusan Bani Iyad. Usai membacakan khutbah Qus bin Saidah al-Iyadi yang terkenal itu, Rasulullah SAW mengakhiri ucapannya: “Untaian kalam (khutbah) ini akan diajukan kepada Qus bin Saidah kelak di hari kiamat. Jika ia mengatakannya karena Allah, maka ia akan menjadi ahli surga.”

Sepanjang sejarah, Qus bin Saidah al-Iyadi tidak akan hilang dari lembaran perjalanan kesastraan Arab. Pesan-pesan yang disampaikan selalu mengajak kebaikan dan menjauhkan diri dari kemunkaran, serta mengingatkan akan kematian; bahwa segala yang ada akan sirna dan akan datang hari pembalasan (kiamat).

Hanya saja, ia tidak sempat mendapati masa kenabian Rasulullah SAW. Namun demikian, Rasulullah menggaransi bahwa Qus bin Saidah al-Iyadi akan masuk surga, jika saja khutbah-khutbahnya diucapkan atas dasar ikhlas karena Allah.



Duta Romawi

Sebagian ahli sastra Arab menyatakan bahwa Qus bin Sa'idah al-Iyyadi adalah orator pertama yang berorasi di tempat yang tinggi, orator pertama yang mengatakan dalam orasinya kata-kata "amma ba'du" (kemudian dari itu/selanjutnya), dan orator pertama yang berorasi sambil bertelekan (memegang) pedang dan tongkat. Akan tetapi pada masa ini belum ada kata-kata pidato seperti sholawat dan salam. Karena pada masa ini Nabi Muhammad belum diutus menjadi seorang Rasul.

Masyarakat banyak yang datang kepadanya untuk meminta pengadilan dan penyelesaian terhadap sebuah permasalahan, dan ia pun mampu mengadili mereka dengan pemikiran yang jernih dan keutusan yang tepat.

Qus bin Sa'idah al-Iyyadi juga orang pertama yang mengatakan: "Pembuktian atas orang yang mendakwa dan sumpah atas orang yang mengingkari". Ia pernah menjadi duta (wakil) yang diutus kepada Kaisar Romawi. Pada suatu ketika Kaisar Romawi bertanya kepadanya:

"Akal apakah yang paling mulia?"

Qus menjawab: "Akal yang membuat seseorang dapat mengenal dirinya".

Kaisar bertanya: "Ilmu apakah yang paling utama?"
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
يَمۡحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرۡبِى الصَّدَقٰتِ‌ؕ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيۡمٍ
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.

(QS. Al-Baqarah Ayat 276)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More