Qus bin Saidah al-Iyyadi, Sastrawan Guru Rohani Abu Bakar di Zaman Jahiliyah
Kamis, 10 Februari 2022 - 10:50 WIB
Qus menjawab: "Ilmu yang dapat membuat seseorang melindungi dirinya".
Kaisar bertanya: "Sifat apakah yang paling mulia dari seorang ksatria?"
Qus menjawab: "Yaitu sifat ksatria seseorang akan mampu mengendalikan air mukanya".
Kaisar bertanya: "Harta apakah yang paling mulia?"
Qus menjawab: "Harta yang dapat membuat seseorang dapat menyelesaikan hak-haknya"
Gaya bahasa
Kata-kata yang digunakan dalam berorasi begitu selektif, sehingga kesan yang ditimbulkan sangat kuat, jauh dari kesalahan, dan senda gurau.
Saja' (prosa bersajak), pharase-pharase pendek-pendek, selalu muncul secara spontan dalam setiap orasinya. Di antara pidatonya, adalah pidato yang disampaikannya di pasar Ukaz, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Shubhi al-A'sya (1: 212), seperti yang terdapat di bawah ini:
"Wahai segenap manusia dengarlah dan sadarlah.
Sesungguhnya orang yang hidup itu akan mati.
Orang yang mati itu telah berlalu.
Segala yang akan datang itu pasti datang.
Malam yang gelap gulita, siang yang terang benderang, langit yang berhias bintang-bintang.
Bintang gemintang yang berkerlap-kerlip, lautan yang bergelombang, gunung-gunung yang tinggi menjulang, bumi yang menghampar, dan sungai-sungai yang mengalir.
Sesungguhnya di langit itu ada kabar berita, dan di bumi itu penuh dengan pengajaran.
Bagaimanakah gerangan berita tentang orang-orang yang telah pergi dan tak kembali?
Adakah gerangan karena mereka suka dan mereka menetap di sana?
Qus bersumpah demi Allah, suatu sumpah yang tidak mengandung dosa: Sesungguhnya Allah memiliki agama yang lebih disukai-Nya buat kalian, dan lebih utama daripada agama yang kalian jalani. Sesungguhnya kalian benar-benar mendatangkan urusan yang mungkar (yang tidak disukai)".
Kaisar bertanya: "Sifat apakah yang paling mulia dari seorang ksatria?"
Qus menjawab: "Yaitu sifat ksatria seseorang akan mampu mengendalikan air mukanya".
Kaisar bertanya: "Harta apakah yang paling mulia?"
Qus menjawab: "Harta yang dapat membuat seseorang dapat menyelesaikan hak-haknya"
Baca Juga
Gaya bahasa
Kata-kata yang digunakan dalam berorasi begitu selektif, sehingga kesan yang ditimbulkan sangat kuat, jauh dari kesalahan, dan senda gurau.
Saja' (prosa bersajak), pharase-pharase pendek-pendek, selalu muncul secara spontan dalam setiap orasinya. Di antara pidatonya, adalah pidato yang disampaikannya di pasar Ukaz, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Shubhi al-A'sya (1: 212), seperti yang terdapat di bawah ini:
"Wahai segenap manusia dengarlah dan sadarlah.
Sesungguhnya orang yang hidup itu akan mati.
Orang yang mati itu telah berlalu.
Segala yang akan datang itu pasti datang.
Malam yang gelap gulita, siang yang terang benderang, langit yang berhias bintang-bintang.
Bintang gemintang yang berkerlap-kerlip, lautan yang bergelombang, gunung-gunung yang tinggi menjulang, bumi yang menghampar, dan sungai-sungai yang mengalir.
Sesungguhnya di langit itu ada kabar berita, dan di bumi itu penuh dengan pengajaran.
Bagaimanakah gerangan berita tentang orang-orang yang telah pergi dan tak kembali?
Adakah gerangan karena mereka suka dan mereka menetap di sana?
Qus bersumpah demi Allah, suatu sumpah yang tidak mengandung dosa: Sesungguhnya Allah memiliki agama yang lebih disukai-Nya buat kalian, dan lebih utama daripada agama yang kalian jalani. Sesungguhnya kalian benar-benar mendatangkan urusan yang mungkar (yang tidak disukai)".
Lihat Juga :