Pertanda Kiamat Terjadi, Kumandang Azan Sudah Tak Lagi Terdengar?

Senin, 28 Februari 2022 - 15:14 WIB
Teknologi azan digital semacam ini boleh jadi dianggap sebagai solusi bagi polemik kekerasan suara speaker suara azan konvensional yang dianggap berisik dan mengganggu oleh kelompok "munafikun" di zaman itu.

Suka atau tidak suka, di akhir zaman kita pasti akan dihadapkan pada berbagai bentuk upaya degradasi kumandang adzan, sampai pada akhirnya di tengah-tengah masyarakat umat Islam akhir zaman, adzan hanya berkumandang melalui alarm handphone atau speaker kecil yang terpasang di rumah-rumah, sebab ada banyak aturan-aturan yang membatasi bahkan menutup ruang kebebasan syiar azan itu secara terbuka.

Alasannya munculnya aturan itu dibuat berbagai macam alasan yang terkesan dibuat-buat dan tidaklah terlalu urgent, atas nama tolerasi beragama lah, atas nama HAM lah, atas dasar polemik gangguan bagi umat berbeda keyakinan lain lah dan sebagainya

Padahal faktanya masih banyak pengakuan jujur dan terbuka dari penganut agama non muslim yang tidak sama sekali merasa terganggu dengan kumandang adzan, malah senang mendengar kumandang adzan itu sendiri. Sebab, suara adzan berkumandang di negeri ini telah ada sejak Islam masuk ke Nusantara sejak abad ke-11 M, bahkan lebih awal di abad 9 M.

Kumandang suara azan melalui speaker-speaker di wilayah yang memang sejatinya menjadi mayoritas umat Islam memang merupakan sebuah keniscayaan sekaligus sebagai konsekuensi logis dimana hal tersebut menunjukkan syiar Islam.

Sama seperti konsekuensi logis bagi mereka yang tinggal di sekitar rel kereta api pun juga akan siap mendengarkan bunyi kereta api yang berisik dan mengganggu setiap kali ada kereta yang melintas.

Meskipun lagi-lagi, gangguan suara berisik tidak bisa disamakan dengan suara berisiknya rel kereta api, apalagi membuat pola perbandingan tolol antara suara kumandang adzan dengan suara gonggongan anjing.

Contoh lain, seperti di Singapura hari ini, dulu ketika Singapura masih menjadi bagian dari negara Melayu-Malaysia, sebagaimana adzan berkumandang di negeri-negeri Malaysia. Maka setelah Singapura memisahkan menjadi negara sekuler, mimpi saja mendengarkan kumandang suara azan yang bergema di jalan-jalan umum.

Turki pun pernah mengalami masa-masa menyedihkan, ketika Kemal Attaruk berambisi mengubah haluan negara Kekhalifahan Islam Turki Utsmani menjadi negara sekuleris, hal pertama kali yang dia lakukan adalah melarang penggunaan azan dalam bahasa Arab dan digantikan ke dalam bahasa Turki.

Bagi mereka yang tampil sebagai pendukung kebijakan pengurangan volume suara azan, tentu mereka dengan berbagai dalil dan alasan mencari-cari pembenaran dengan merujuk pada kebijakan negara-negara lain yang mengatur kebijakan penggunaan speaker/corong mic dalam perihal kumandang azan.

Dari poster yang mereka buat dan propagandakan, nampak ada beberapa negara yang melakukan pembatasan kumandang azan, seperti yang terjadi di Arab Saudi misalnya. Padahal negara kita sesungguhnya memiliki kearifan lokal sendiri yang tak harus merefensi pada kasus dan kebijakan luar. Nah, di sini kadang yang menjadi lucu sekaligus paradoksnya.

Giliran terkait kebijakan pengaturan kumandang adzan merujuk pada negara Arab Saudi, tapi giliran persoalan keIslaman lainnya yang merujuk pada negara Arab akan dibilang itu budaya Arab. Sangat membingungkan, bukan?

Kembali pada tajuk utama di atas bahwa fenomena menjelang akhir zaman dimana kiamat pasti akan berlaku ketika sudah tak lagi terdengar orang yang mengumandangkan kalimah "Allah" atau "La ilaha illallah", apakah berkaitan dengan upaya pembatasan atau pengurangan kumandang suara adzan dalam berbagai bentuk dan upaya degradasi syiar Islam itu sendiri?

Wallahu A'lam

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ تُرَابٍ ثُمَّ مِنۡ نُّطۡفَةٍ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلًا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوۡۤا اَشُدَّكُمۡ ثُمَّ لِتَكُوۡنُوۡا شُيُوۡخًا ؕ وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّتَوَفّٰى مِنۡ قَبۡلُ وَلِتَبۡلُغُوۡۤا اَجَلًا مُّسَمًّى وَّلَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ (٦٧) هُوَ الَّذِىۡ يُحۡىٖ وَيُمِيۡتُؕ فَاِذَا قَضٰٓى اَمۡرًا فَاِنَّمَا يَقُوۡلُ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ (٦٨)
Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. Kami perbuat demikian agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu.

(QS. Ghafir Ayat 67-68)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More