Kisah Laki-laki Rumahnya Terbakar Setelah Mengejek Seruan Azan
loading...
A
A
A
Kisah laki-laki yang rumahnya terbakar setelah mengejek seruan Azan patut kita jadikan iktibar (pengajaran). Di tengah ramainya polemik pengeras suara masjid, hendaknya umat Islam menjaga lisannya dan jangan sekali-kali membenci atau mempermainkan seruan Azan.
Apa yang dialami seorang laki-laki Nasrani di Madinah di masa kenabian cukuplah menjadi pelajaran berharga bagi kita. Al-Qur'an menceritakan sikap orang-orang kafir yang membenci dan mempermainkan seruan untuk sholat.
وَ اِذَا نَادَيۡتُمۡ اِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوۡهَا هُزُوًا وَّلَعِبًا ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَعۡقِلُوۡنَ
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) sholat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti." (QS. Al-Maidah Ayat 58)
Ayat ini menjelaskan sebagian dari ejekan orang-orang kafir terhadap syariat Islam. Apabila umat Islam mengajak mereka untuk sholat maka orang-orang kafir menjadikan seruan itu sebagai bahan ejekan dan permainan sambil menertawakan mereka.
Riwayat Ibnu Jarir dari as-Saddi menceritakan bahwa ada seorang laki-laki Nasrani di Madinah, apabila ia mendengar seruan Azan : "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah" (saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah), ia berkata: "Haraqa al-Kadzdzab" (semoga terbakarlah pembohong itu). Na'udzubillahi min dzalik!
Kemudian pada suatu malam, seorang pembantunya masuk ke dalam rumahnya membawa api saat ia sedang tidur. Percikan kecil dari api yang dibawa pelayan itu terjatuh sehingga menyebabkan rumah itu terbakar semuanya. Tragisnya laki-laki Nasrani itu terbakar beserta keluarganya ketika sedang tidur.
Dalam tafsir Kemenag dijelaskan, perbuatan orang-orang kafir yang demikian itu disebabkan karena mereka tidak mau mempergunakan akalnya. Mereka juga tidak mau tahu tentang hakikat agama Allah yang mewajibkan mereka mengagungkan dan memuja-Nya.
Andaikata mereka mau mempergunakan akalnya tanpa dipengaruhi rasa benci dan permusuhan, maka hati mereka akan khusyu'. Apabila mereka mendengar Azan dengan suara merdu dan memahami kalimat Azan yang dimulai dengan kata-kata mengagungkan Allah, bisa jadi mereka akan mendapatkan hidayah. Allahu A'lam.
Apa yang dialami seorang laki-laki Nasrani di Madinah di masa kenabian cukuplah menjadi pelajaran berharga bagi kita. Al-Qur'an menceritakan sikap orang-orang kafir yang membenci dan mempermainkan seruan untuk sholat.
وَ اِذَا نَادَيۡتُمۡ اِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوۡهَا هُزُوًا وَّلَعِبًا ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَعۡقِلُوۡنَ
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) sholat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti." (QS. Al-Maidah Ayat 58)
Ayat ini menjelaskan sebagian dari ejekan orang-orang kafir terhadap syariat Islam. Apabila umat Islam mengajak mereka untuk sholat maka orang-orang kafir menjadikan seruan itu sebagai bahan ejekan dan permainan sambil menertawakan mereka.
Riwayat Ibnu Jarir dari as-Saddi menceritakan bahwa ada seorang laki-laki Nasrani di Madinah, apabila ia mendengar seruan Azan : "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah" (saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah), ia berkata: "Haraqa al-Kadzdzab" (semoga terbakarlah pembohong itu). Na'udzubillahi min dzalik!
Kemudian pada suatu malam, seorang pembantunya masuk ke dalam rumahnya membawa api saat ia sedang tidur. Percikan kecil dari api yang dibawa pelayan itu terjatuh sehingga menyebabkan rumah itu terbakar semuanya. Tragisnya laki-laki Nasrani itu terbakar beserta keluarganya ketika sedang tidur.
Dalam tafsir Kemenag dijelaskan, perbuatan orang-orang kafir yang demikian itu disebabkan karena mereka tidak mau mempergunakan akalnya. Mereka juga tidak mau tahu tentang hakikat agama Allah yang mewajibkan mereka mengagungkan dan memuja-Nya.
Andaikata mereka mau mempergunakan akalnya tanpa dipengaruhi rasa benci dan permusuhan, maka hati mereka akan khusyu'. Apabila mereka mendengar Azan dengan suara merdu dan memahami kalimat Azan yang dimulai dengan kata-kata mengagungkan Allah, bisa jadi mereka akan mendapatkan hidayah. Allahu A'lam.
(rhs)