Allah Taala Menugaskan Malaikat dan Jin untuk Dampingi Tiap Orang, Apa Kerja Mereka?
Rabu, 02 Maret 2022 - 17:09 WIB
Allah Taala menugaskan satu malaikat dan satu jin untuk mendampingi setiap orang. Dalam Shahih Muslim dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak seorang pun dari kalian, kecuali ditunjuk untuknya satu pendamping dari golongan jin dan satu pendamping dari golongan malaikat.”
Mereka bertanya, “Demikian juga untukmu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ya, juga untukku. Akan tetapi, Allah menolongku untuk mengalahkannya hingga ia masuk Islam dan tidak menyuruhku selain kebaikan.” (HR Muslim)
Prof Dr Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan" menjelaskan bisa jadi bahwa pendamping dari golongan malaikat ini bukan malaikat yang diperintah untuk mencatat amal beliau. Allah menunjuknya untuk memberi petunjuk dan membimbing beliau.
Pendamping manusia dari golongan malaikat dan golongan jin ini memperebutkan manusia. Yang satu menyuruh dan mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan yang lain justru menyuruh dan mendorongnya untuk berbuat keburukan.
Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, setan itu membawa tujuan bagi manusia dan malaikat juga memiliki tujuan bagi manusia. Hiburan setan adalah mengembalikan pada keburukan dan mendustakan kebenaran. Adapun tujuan malaikat adalah mengembalikan pada kebenaran dan membenarkan kebaikan.
Siapa yang menemukan sedikit dari hal itu maka hendaklah ia tahu bahwa itu berasal dari Allah dan hendaklah ia memuji Allah. Siapa yang menemukan yang lain maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk." Selanjutnya, beliau membaca ayat,
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) sedang Allah menjadikan untukmu ampunan dariNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” ( QS Al-Baqarah : 268)
Setelah mengutip hadits di atas, Ibnu Katsir mengatakan, “Demikianlah, hadits ini diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan an-Nasa'i dalam kitab AtTafsir dari Sunan at-Tirmidzi dan an-Nasa'i, dari Hanad bin Sirri. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dari Abu Ya'la al-Maushili dari Hanad. Tirmidzi mengatakan: “Hadis hasan gharib dan merupakan hadis Abu al-Ahwash, yaitu Salam bin Sulaim'.
Perhatikanlah hadits berikut agar Anda tahu bagaimana kedua pendamping ini, jin dan malaikat, bersaing untuk mengarahkan manusia. Al-Hafizh Abu Musa, dalam hadis Abu Zubair dari Jabir, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Saat seseorang beranjak ke tempat tidur, ia dikejar oleh satu malaikat dan satu setan. Malaikat berkata: 'Akhirilah dengan kebaikan."
Sementara itu, setan berkata: 'Tutuplah dengan keburukan.'
Jika orang ini berzikir kepada Allah hingga tidur, malaikat mengusir setan hingga tak berdaya.
Ketika ia bangun, setan dan malaikat menghambur kepadanya. Malaikat berkata: 'Awalilah dengan kebaikan.'
Sementara itu, setan berkata: 'Awalilah dengan keburukan.'
Jika orang ini mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan jiwaku sesudah mematikannya dan tidak mematikannya dalam tidurnya. Segala puji bagi Allah yang mencabut jiwa yang ditakdirkan untuk mati dan melepaskan jiwa yang lain hingga waktu tertentu.
Segala puji bagi Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak tergelincir. Jika keduanya runtuh, niscaya tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Dia.
Segala puji bagi Allah yang menahan langit agar tidak jatuh menimpa bumi, kecuali atas izin-Nya,' malaikat mengusir setan dan melemahkannya."
Mengomentari hadits di atas, pen-fahqiq kitab Al-Wabil ash-Shayyib mengatakan, “Hadis ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban (No. 2362), al-Hakim (1/538). Disahihkan dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Rijal hadits adalah tsiqah. Al-Haitsami menuturkan hadis ini dalam Majma' az-Zawa'id (10/120) dan ia mengatakan: 'Diriwayatkan oleh Abu Ya'Ta sementara perawinya adalah perawi hadis sahih, kecuali Ibrahim asy-Syami'.”
Kami katakan, “Sesungguhnya, yang benar adalah Ibrahim bin al-Hajjaj as-Sami: dengan sin."
Syaikh Umar Sulaiman mengatakan hadits-hadits di atas membimbing kita untuk banyak melakukan kebaikan yang bisa memperbaiki hati dan mendekatkan para malaikat kepada kita. Karena kedekatan dengan malaikat membawa banyak kebaikan.
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Quran. Sungguh kedermawanan Rasulullah melebihi angin yang berhembus. (HR Bukhari dari Ibnu Abbas)
Catat Amal Manusia
Beberapa malaikat juga diberi tugas untuk mencatat amal manusia, baik amal buruk maupun amal baik. Merekalah yang dimaksud dengan firman Allah Taala:
“Padahal, sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Infithar: 10-12)
Untuk setiap orang, Allah menunjuk dua malaikat yang selalu hadir dan tidak pernah meninggalkannya. Kedua malaikat ini bertugas untuk mencatat segala amal dan ucapan manusia.
Allah Taala berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” ( QS Qaf : 16-18)
Ra'id berarti mengawasi sementara raqib 'atid berarti mengawasi dan menghitung, tidak membiarkan satu kata pun terlepas.
“Tidak seorang pun dari kalian, kecuali ditunjuk untuknya satu pendamping dari golongan jin dan satu pendamping dari golongan malaikat.”
Mereka bertanya, “Demikian juga untukmu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ya, juga untukku. Akan tetapi, Allah menolongku untuk mengalahkannya hingga ia masuk Islam dan tidak menyuruhku selain kebaikan.” (HR Muslim)
Prof Dr Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan" menjelaskan bisa jadi bahwa pendamping dari golongan malaikat ini bukan malaikat yang diperintah untuk mencatat amal beliau. Allah menunjuknya untuk memberi petunjuk dan membimbing beliau.
Pendamping manusia dari golongan malaikat dan golongan jin ini memperebutkan manusia. Yang satu menyuruh dan mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan yang lain justru menyuruh dan mendorongnya untuk berbuat keburukan.
Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, setan itu membawa tujuan bagi manusia dan malaikat juga memiliki tujuan bagi manusia. Hiburan setan adalah mengembalikan pada keburukan dan mendustakan kebenaran. Adapun tujuan malaikat adalah mengembalikan pada kebenaran dan membenarkan kebaikan.
Siapa yang menemukan sedikit dari hal itu maka hendaklah ia tahu bahwa itu berasal dari Allah dan hendaklah ia memuji Allah. Siapa yang menemukan yang lain maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk." Selanjutnya, beliau membaca ayat,
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۖ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) sedang Allah menjadikan untukmu ampunan dariNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” ( QS Al-Baqarah : 268)
Setelah mengutip hadits di atas, Ibnu Katsir mengatakan, “Demikianlah, hadits ini diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan an-Nasa'i dalam kitab AtTafsir dari Sunan at-Tirmidzi dan an-Nasa'i, dari Hanad bin Sirri. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dari Abu Ya'la al-Maushili dari Hanad. Tirmidzi mengatakan: “Hadis hasan gharib dan merupakan hadis Abu al-Ahwash, yaitu Salam bin Sulaim'.
Perhatikanlah hadits berikut agar Anda tahu bagaimana kedua pendamping ini, jin dan malaikat, bersaing untuk mengarahkan manusia. Al-Hafizh Abu Musa, dalam hadis Abu Zubair dari Jabir, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Saat seseorang beranjak ke tempat tidur, ia dikejar oleh satu malaikat dan satu setan. Malaikat berkata: 'Akhirilah dengan kebaikan."
Sementara itu, setan berkata: 'Tutuplah dengan keburukan.'
Jika orang ini berzikir kepada Allah hingga tidur, malaikat mengusir setan hingga tak berdaya.
Ketika ia bangun, setan dan malaikat menghambur kepadanya. Malaikat berkata: 'Awalilah dengan kebaikan.'
Sementara itu, setan berkata: 'Awalilah dengan keburukan.'
Jika orang ini mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan jiwaku sesudah mematikannya dan tidak mematikannya dalam tidurnya. Segala puji bagi Allah yang mencabut jiwa yang ditakdirkan untuk mati dan melepaskan jiwa yang lain hingga waktu tertentu.
Segala puji bagi Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak tergelincir. Jika keduanya runtuh, niscaya tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Dia.
Segala puji bagi Allah yang menahan langit agar tidak jatuh menimpa bumi, kecuali atas izin-Nya,' malaikat mengusir setan dan melemahkannya."
Mengomentari hadits di atas, pen-fahqiq kitab Al-Wabil ash-Shayyib mengatakan, “Hadis ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban (No. 2362), al-Hakim (1/538). Disahihkan dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Rijal hadits adalah tsiqah. Al-Haitsami menuturkan hadis ini dalam Majma' az-Zawa'id (10/120) dan ia mengatakan: 'Diriwayatkan oleh Abu Ya'Ta sementara perawinya adalah perawi hadis sahih, kecuali Ibrahim asy-Syami'.”
Kami katakan, “Sesungguhnya, yang benar adalah Ibrahim bin al-Hajjaj as-Sami: dengan sin."
Syaikh Umar Sulaiman mengatakan hadits-hadits di atas membimbing kita untuk banyak melakukan kebaikan yang bisa memperbaiki hati dan mendekatkan para malaikat kepada kita. Karena kedekatan dengan malaikat membawa banyak kebaikan.
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Quran. Sungguh kedermawanan Rasulullah melebihi angin yang berhembus. (HR Bukhari dari Ibnu Abbas)
Catat Amal Manusia
Beberapa malaikat juga diberi tugas untuk mencatat amal manusia, baik amal buruk maupun amal baik. Merekalah yang dimaksud dengan firman Allah Taala:
وَاِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحٰـفِظِيۡنَ
كِرَامًا كَاتِبِيۡ
يَعۡلَمُوۡنَ مَا تَفۡعَلُوۡنَ
كِرَامًا كَاتِبِيۡ
يَعۡلَمُوۡنَ مَا تَفۡعَلُوۡنَ
“Padahal, sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Infithar: 10-12)
Untuk setiap orang, Allah menunjuk dua malaikat yang selalu hadir dan tidak pernah meninggalkannya. Kedua malaikat ini bertugas untuk mencatat segala amal dan ucapan manusia.
Allah Taala berfirman:
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهٖ نَفۡسُهٗ ۖۚ وَنَحۡنُ اَقۡرَبُ اِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ الۡوَرِيۡدِ
اِذۡ يَتَلَقَّى الۡمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الۡيَمِيۡنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيۡدٌ
مَا يَلۡفِظُ مِنۡ قَوۡلٍ اِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيۡبٌ عَتِيۡدٌ
اِذۡ يَتَلَقَّى الۡمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الۡيَمِيۡنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيۡدٌ
مَا يَلۡفِظُ مِنۡ قَوۡلٍ اِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيۡبٌ عَتِيۡدٌ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” ( QS Qaf : 16-18)
Ra'id berarti mengawasi sementara raqib 'atid berarti mengawasi dan menghitung, tidak membiarkan satu kata pun terlepas.
(mhy)