Kisah Nabi Musa: Hukuman bagi Samiri di Dunia, Jika Disentuh Kulitnya seperti Terbakar
Sabtu, 12 Maret 2022 - 10:32 WIB
Dengan enteng Samiri menjawab, "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya. Maka, aku ambil segenggam dari jejak rasul, lalu aku melemparkannya. Demikianlah nafsuku membujukku," katanya.
Musa pun geram dan mengusir Samiri. Patung anak sapi tersebut pun segera diseret Musa menuju api yang menyala. Tinggallah Tuhan buatan Samiri itu berupa abu. Musa pun kemudian melemparkan abu itu ke laut. Sementara itu, Samiri meninggalkan rombongan. Ia kembali hidup menyendiri.
Seperti yang dikatakan Musa, Samiri akan mendapatkan azab dunia dan akhirat. Neraka jelas hukuman Samiri di akhirat. Adapun di dunia, Samiri menderita penyakit aneh. Kulitnya tak dapat disentuh oleh siapa pun. Jika seseorang menyentuh kulitnya, Samiri merasakan panas membakar kulitnya. Akibatnya, seumur hidup, dia selalu berkata kepada orang lain, "Jangan sentuh saya!" Itulah hukuman bagi Samiri sang pelaku kesyirikan.
Kisah Samiri terdapat dalam Al-Qur'an surah Thaha ayat 85-91 dan ayat 95-98. Nama Samiri merupakan nama bahasa Arab. Kisah tersebut juga tercantum dalam Bibel dan banyak diceritakan dalam kitab Israiliyat.
Hadis Nabi
Sementara itu, kisah tersebut juga ada tambahan dari hadis yang diriwayatkan Hakim dalam Mustadrak, 2/412, no. 3434; dalam Kitabut Tafsir (tafsir surat Thaha). Dia berkata tentangnya, "Hadis ini sahih di atas syarat Syaikhain dan keduanya tidak meriwayatkannya." Ini pun disetujui oleh Dzahabi.
Dari Ali berkata, ketika Musa bersegera kepada Tuhannya, Samiri mengumpulkan perhiasan semampunya: perhiasan Bani Israil. Dia mencetaknya menjadi anak sapi, kemudian dia memasukkan segenggam (dari jejak rasul) ke dalam perutnya. Ternyata ia menjadi anak sapi yang bersuara.
Maka Samiri berkata kepada mereka, “Ini adalah Tuhan kalian dan Tuhan Musa”.
Harun berkata kepada mereka, “Wahai kaum, bukankah Tuhan kalian telah memberi janji baik kepada kalian?”
Ketika Musa kembali kepada Bani Israil yang telah disesatkan oleh Samiri, Musa memegang kepala saudaranya, maka Harun berkata apa yang dikatakan Musa kepada Samiri, "Apa yang membuatmu melakukan ini?"
Samiri menjawab, "Aku mengambil segenggam dari jejak rasul, lalu aku melemparkannya. Demikianlah nafsuku membujukku."
Lalu Musa mendatangi anak sapi itu. Dia meletakkan serutan dan menyerutnya di tepi sungai. Maka tidak seorang pun yang minum dari air itu yang menyembah anak sapi kecuali wajahnya menguning seperti emas.
Mereka berkata kepada Musa, "Bagaimana taubat kami?"
Musa menjawab, "Sebagian dari kalian membunuh sebagian yang lain."
Lalu mereka mengambil pisau. Maka mulailah seorang membunuh bapaknya dan saudaranya tanpa peduli, hingga yang terbunuh berjumlah tujuh puluh ribu. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa, "Perintahkan mereka agar berhenti. Aku telah mengampuni yang terbunuh dan memaafkan yang hidup."
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan Allah telah menyampaikan kepada kita bahwa Musa membakar anak sapi itu, lalu menenggelamkannya di dalam air. Dia juga memberitakan bahwa Dia memerintahkan Bani Israil untuk saling membunuh disebabkan dosa menyembah anak sapi.
Hadis ini menjelaskan bahwa orang-orang yang menyembah anak sapi saling bunuh sebagian dengan sebagian yang lain. Mereka mengambil pisau. Tidak peduli siapa yang dibunuhnya, apakah itu bapaknya, saudaranya, atau anaknya, hingga yang terbunuh mencapai tujuh puluh ribu orang.
Lalu Allah mewahyukan kepada Musa agar menghentikan pembunuhan. Allah telah mengampuni orang yang terbunuh dan yang masih hidup.
Musa pun geram dan mengusir Samiri. Patung anak sapi tersebut pun segera diseret Musa menuju api yang menyala. Tinggallah Tuhan buatan Samiri itu berupa abu. Musa pun kemudian melemparkan abu itu ke laut. Sementara itu, Samiri meninggalkan rombongan. Ia kembali hidup menyendiri.
Seperti yang dikatakan Musa, Samiri akan mendapatkan azab dunia dan akhirat. Neraka jelas hukuman Samiri di akhirat. Adapun di dunia, Samiri menderita penyakit aneh. Kulitnya tak dapat disentuh oleh siapa pun. Jika seseorang menyentuh kulitnya, Samiri merasakan panas membakar kulitnya. Akibatnya, seumur hidup, dia selalu berkata kepada orang lain, "Jangan sentuh saya!" Itulah hukuman bagi Samiri sang pelaku kesyirikan.
Kisah Samiri terdapat dalam Al-Qur'an surah Thaha ayat 85-91 dan ayat 95-98. Nama Samiri merupakan nama bahasa Arab. Kisah tersebut juga tercantum dalam Bibel dan banyak diceritakan dalam kitab Israiliyat.
Hadis Nabi
Sementara itu, kisah tersebut juga ada tambahan dari hadis yang diriwayatkan Hakim dalam Mustadrak, 2/412, no. 3434; dalam Kitabut Tafsir (tafsir surat Thaha). Dia berkata tentangnya, "Hadis ini sahih di atas syarat Syaikhain dan keduanya tidak meriwayatkannya." Ini pun disetujui oleh Dzahabi.
Dari Ali berkata, ketika Musa bersegera kepada Tuhannya, Samiri mengumpulkan perhiasan semampunya: perhiasan Bani Israil. Dia mencetaknya menjadi anak sapi, kemudian dia memasukkan segenggam (dari jejak rasul) ke dalam perutnya. Ternyata ia menjadi anak sapi yang bersuara.
Maka Samiri berkata kepada mereka, “Ini adalah Tuhan kalian dan Tuhan Musa”.
Harun berkata kepada mereka, “Wahai kaum, bukankah Tuhan kalian telah memberi janji baik kepada kalian?”
Ketika Musa kembali kepada Bani Israil yang telah disesatkan oleh Samiri, Musa memegang kepala saudaranya, maka Harun berkata apa yang dikatakan Musa kepada Samiri, "Apa yang membuatmu melakukan ini?"
Samiri menjawab, "Aku mengambil segenggam dari jejak rasul, lalu aku melemparkannya. Demikianlah nafsuku membujukku."
Lalu Musa mendatangi anak sapi itu. Dia meletakkan serutan dan menyerutnya di tepi sungai. Maka tidak seorang pun yang minum dari air itu yang menyembah anak sapi kecuali wajahnya menguning seperti emas.
Mereka berkata kepada Musa, "Bagaimana taubat kami?"
Musa menjawab, "Sebagian dari kalian membunuh sebagian yang lain."
Lalu mereka mengambil pisau. Maka mulailah seorang membunuh bapaknya dan saudaranya tanpa peduli, hingga yang terbunuh berjumlah tujuh puluh ribu. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa, "Perintahkan mereka agar berhenti. Aku telah mengampuni yang terbunuh dan memaafkan yang hidup."
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan Allah telah menyampaikan kepada kita bahwa Musa membakar anak sapi itu, lalu menenggelamkannya di dalam air. Dia juga memberitakan bahwa Dia memerintahkan Bani Israil untuk saling membunuh disebabkan dosa menyembah anak sapi.
Hadis ini menjelaskan bahwa orang-orang yang menyembah anak sapi saling bunuh sebagian dengan sebagian yang lain. Mereka mengambil pisau. Tidak peduli siapa yang dibunuhnya, apakah itu bapaknya, saudaranya, atau anaknya, hingga yang terbunuh mencapai tujuh puluh ribu orang.
Lalu Allah mewahyukan kepada Musa agar menghentikan pembunuhan. Allah telah mengampuni orang yang terbunuh dan yang masih hidup.