Jernihkan Problem Rumah Tangga Dengan Istighfar
Selasa, 16 Juni 2020 - 11:02 WIB
Menjadi saleh dalam setiap sendi kehidupan adalah dambaan umat Islam. Sayangnya, kadang, bisikan setan kerap menggelincirkan umat Islam untuk berbuat aniaya, maksiat, dan durhaka kepada tuhannya. Menggapai keluarga bahagia juga menjadi salah satu sendi kehidupan yang diidamkan insan muslim dan muslimah.
Ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik, dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun (tolong-menolong), saling memahami dan saling mengerti.
Seorang laki-laki muslim, pasti mendamba memiliki istri yang pandai memosisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar. Ia berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang saleh yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya.
Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar- Rabbul A‘la (Allah Yang Mahatinggi) agar dimudahkan segala urusannya. Namun apa yang menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik kecuali bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita saleha. (Baca juga : Inilah Amaliah Istri yang Memperlancar Rezeki Suami )
Hanya wanita saleha yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Hanya dalam diri wanita salihah tertanam akidah tauhid , akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur.
Wanita yang saleha akan berupaya ta‘awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan, dan perselisihan.
Istri yang durhaka seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di antara mereka yang berkata, “Aku telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya namun ia selalu menyakitiku.”
Yang sering dilupakan para wanita, sekiranya wanita itu tahu betapa besar hak suaminya, sekiranya dia tahu akibat yang akan diperoleh dengan menyakiti dan melukai hati suaminya yang salih, maka istri akan patuh. Tentu saja suami yang dipatuhi seorang istri adalah suami yang bagus akhlaknya dan taat kepada Allah.
Artinya, dalam sebuah rumah tangga, berpotensi kedatangan dosa. Potensi-potensi dosa itu kerap ditiupkan setan dalam setiap rumah tangga. Padahal, setiap dosa menyebabkan kotornya hati. Ada banyak sekali problem-problem di rumah tangga yang bisa menyulut ketidakberkahan rumah tangga.
Karena itulah, baik suami maupun istri harus saling instropeksi. Hadirkan Allah dalam setiap masalah dan problem rumah tangga. Islam dan syariatnya adalah solusi bagi kehidupan rumah tangga. Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa ta'ala sudah memberikan kunci penghapus dosa. Pembersih kotoran itu adalah Istighfar .
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى يَعْلُوَ قَلْبَهُ ذَاكَ الرَّيْنُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْقُرْآنِ { كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ }
"Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu Anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya seorang Mukmin jika berdosa akan ditandai titik hitam pada hatinya. Jika ia bertaubat, mencabut kemaksiatannya dan beristighfar, maka hatinya akan mengilap. Namun, jika ia menambah dosanya, maka titik hitam itu akan bertambah hingga menguasai hatinya. Kalau sudah demikian, itulah ‘ar-raan’ (bintik hitam yang menguasai/menutup hati) yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an:
"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka perbuat telah menutup hati mereka". (QS. Al-Muthaffifin:14).
(HR. Ahmad).
Hati adalah raja bagi anggota tubuh yang lain. Jika baik hatinya, maka anggota tubuh yang lain akan baik.
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
"Ingatlah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa (segumpal daging) itu adalah Hati".
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik, dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun (tolong-menolong), saling memahami dan saling mengerti.
Seorang laki-laki muslim, pasti mendamba memiliki istri yang pandai memosisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar. Ia berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang saleh yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya.
Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar- Rabbul A‘la (Allah Yang Mahatinggi) agar dimudahkan segala urusannya. Namun apa yang menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik kecuali bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita saleha. (Baca juga : Inilah Amaliah Istri yang Memperlancar Rezeki Suami )
Hanya wanita saleha yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Hanya dalam diri wanita salihah tertanam akidah tauhid , akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur.
Wanita yang saleha akan berupaya ta‘awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan, dan perselisihan.
Istri yang durhaka seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di antara mereka yang berkata, “Aku telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya namun ia selalu menyakitiku.”
Yang sering dilupakan para wanita, sekiranya wanita itu tahu betapa besar hak suaminya, sekiranya dia tahu akibat yang akan diperoleh dengan menyakiti dan melukai hati suaminya yang salih, maka istri akan patuh. Tentu saja suami yang dipatuhi seorang istri adalah suami yang bagus akhlaknya dan taat kepada Allah.
Artinya, dalam sebuah rumah tangga, berpotensi kedatangan dosa. Potensi-potensi dosa itu kerap ditiupkan setan dalam setiap rumah tangga. Padahal, setiap dosa menyebabkan kotornya hati. Ada banyak sekali problem-problem di rumah tangga yang bisa menyulut ketidakberkahan rumah tangga.
Karena itulah, baik suami maupun istri harus saling instropeksi. Hadirkan Allah dalam setiap masalah dan problem rumah tangga. Islam dan syariatnya adalah solusi bagi kehidupan rumah tangga. Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa ta'ala sudah memberikan kunci penghapus dosa. Pembersih kotoran itu adalah Istighfar .
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى يَعْلُوَ قَلْبَهُ ذَاكَ الرَّيْنُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْقُرْآنِ { كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ }
"Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu Anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya seorang Mukmin jika berdosa akan ditandai titik hitam pada hatinya. Jika ia bertaubat, mencabut kemaksiatannya dan beristighfar, maka hatinya akan mengilap. Namun, jika ia menambah dosanya, maka titik hitam itu akan bertambah hingga menguasai hatinya. Kalau sudah demikian, itulah ‘ar-raan’ (bintik hitam yang menguasai/menutup hati) yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an:
"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka perbuat telah menutup hati mereka". (QS. Al-Muthaffifin:14).
(HR. Ahmad).
Hati adalah raja bagi anggota tubuh yang lain. Jika baik hatinya, maka anggota tubuh yang lain akan baik.
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
"Ingatlah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa (segumpal daging) itu adalah Hati".
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).