Inilah Amaliah Istri yang Memperlancar Rezeki Suami
loading...
A
A
A
Peran seorang istri untuk kebahagiaan, kesuksesan, dan datangnya rezeki berlimpah bagi suami sangat menentukan. Di balik kesuksesan suami pasti ada peran dan doa istri di belakangnya yang membantu. Selain itu, seorang istri juga mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk kesuksesan seorang suami dalam kebahagiaan keluarganya.
Sebagai istri yang baik, hendaknya selalu mendoakan suami agar sukses dalam meraih cita-cita, baik dunia maupun akhirat. Kesuksesan seorang suami tidak lepas dari dorongan sang lstri yang selalu mendukung dari belakang.
Peran baik dan doa istri bisa menjadi penolong seorang suami ketika mengalami kesulitan. Artinya, disadari atau tidak, seorang istri menjadi kekuatan penting dalam kehidupan suami. Bukan hanya pelengkap, tapi istri adalah penentu utama dan memiliki peran besar bagi kesuksesan suami dan buah hatinya. (Baca juga : Waspada Dosa Jariyah, Dosa Yang Terus Mengalir )
Istri yang sosoknya terlihat lemah, ternyata memiliki energi yang luar biasa. Sebagai seorang istri, wanita mampu menjadi inspirasi yang mampu menghantarkan sang suami ke jenjang kesuksesan yang sepintas mustahil dijangkaunya. Sosok istri yang taat kepada Allah akan mampu menyejukkan mata dan jiwa sang suami. Istri saleha ikut memberi andil keberhasilan suami di dunia dan akhirat.
Maka sangat beruntung bagi laki-laki yang mendapatkan wanita yang mampu menjadikannya lebih besar daripada sebelumya. Yang mampu membuatnya lebih tabah, ulet, sabar, kuat dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Istri yang demikian itulah yang digambarkan Rasulullah sebagai sebaik-baiknya perhiasan dunia, istri saleha
Hadis Rasullullah Shalallahu alaihi wa sallam :
Dari ‘ Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu-anhu, Bahwa Rasullallaah Shalallahu alaihi wa sallambersabda : “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita saleha.” (HR. Muslim)
Jadi, seorang wanita yang menjadi istri haruslah dapat mengfungsikan dirinya laksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Istri harus selalu menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup pada suaminya. Istri juga merupakan wakil suami dalam keluarga.
Hadis Rasullallah Shalallahu alaihi wa sallam:
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu-anhu,berkata, Rasullullaah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya (Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Setiap istri wajib menghormati kepemimpinan suaminya di rumah dan di luar rumah. Istri harus menempatkan diri sebagai wakil suami selaku pemimpin rumah tangga, ia tidak boleh melampaui batas sebagai wakil ini, karena itu, istri harus meminta persetujuan suami bila melakukan tindakan penting dalam rumah tangganya.
Karena istri menjadi wakil suami, maka segala tindakan istri dalam mengurus rumah tangga suami, dalam menggunakan uang belanja, mengurus anak dan mengawasi pembantu rumah tangga, semua itu harus dipertanggung jawabkan kepada suami.
Rasullallah Shalallahu alaihi wa sallamjuga bersabda :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu-anhu, Nabi Shalallahu alaihi wa sallam,bersabda : “Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya." (HR. Tirmidzi)
Maka istri diwajibkan menaati suaminya, selama perintah-perintah dari suaminya itu benar. Sebaliknya, seorang istri mempunyai kewajiban berdakwah. Orang yang paling utama didakwahi adalah suaminya sendiri. Karena itu tugas seorang istri membantu kehidupan beragama suaminya adalah fardhu ‘ain . Istri adalah seorang yang paling bertanggung jawab meluruskan perilaku suami yang tidak sejalan dengan ketentuan Islam.
Bila suami kurang pengetahuan Islamnya, sedang istri banyak tahu, maka ia wajib mengajari suaminya, karena itu istri wajib terus menerus belajar agama agar dapat membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama atau menyuruh (dengan baik/halus) kepada suami untuk mempelajari juga tentang agama.
Hadis Rasullullah Shalallahu alaihi wa sallam:
Dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu-anhu, RasullullahShalallahu alaihi wa sallambersabda :
“Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi." (HR. Thabarani)
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
اَلرِّجَا لُ قَوَّا مُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَا لِهِمْ ۗ فَا لصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ وَا لّٰتِيْ تَخَا فُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَا جِعِ وَا ضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِ نْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa : Ayat 34).
Sebagai istri yang baik, hendaknya selalu mendoakan suami agar sukses dalam meraih cita-cita, baik dunia maupun akhirat. Kesuksesan seorang suami tidak lepas dari dorongan sang lstri yang selalu mendukung dari belakang.
Peran baik dan doa istri bisa menjadi penolong seorang suami ketika mengalami kesulitan. Artinya, disadari atau tidak, seorang istri menjadi kekuatan penting dalam kehidupan suami. Bukan hanya pelengkap, tapi istri adalah penentu utama dan memiliki peran besar bagi kesuksesan suami dan buah hatinya. (Baca juga : Waspada Dosa Jariyah, Dosa Yang Terus Mengalir )
Istri yang sosoknya terlihat lemah, ternyata memiliki energi yang luar biasa. Sebagai seorang istri, wanita mampu menjadi inspirasi yang mampu menghantarkan sang suami ke jenjang kesuksesan yang sepintas mustahil dijangkaunya. Sosok istri yang taat kepada Allah akan mampu menyejukkan mata dan jiwa sang suami. Istri saleha ikut memberi andil keberhasilan suami di dunia dan akhirat.
Maka sangat beruntung bagi laki-laki yang mendapatkan wanita yang mampu menjadikannya lebih besar daripada sebelumya. Yang mampu membuatnya lebih tabah, ulet, sabar, kuat dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Istri yang demikian itulah yang digambarkan Rasulullah sebagai sebaik-baiknya perhiasan dunia, istri saleha
Hadis Rasullullah Shalallahu alaihi wa sallam :
Dari ‘ Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu-anhu, Bahwa Rasullallaah Shalallahu alaihi wa sallambersabda : “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita saleha.” (HR. Muslim)
Jadi, seorang wanita yang menjadi istri haruslah dapat mengfungsikan dirinya laksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Istri harus selalu menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup pada suaminya. Istri juga merupakan wakil suami dalam keluarga.
Hadis Rasullallah Shalallahu alaihi wa sallam:
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu-anhu,berkata, Rasullullaah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya (Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Setiap istri wajib menghormati kepemimpinan suaminya di rumah dan di luar rumah. Istri harus menempatkan diri sebagai wakil suami selaku pemimpin rumah tangga, ia tidak boleh melampaui batas sebagai wakil ini, karena itu, istri harus meminta persetujuan suami bila melakukan tindakan penting dalam rumah tangganya.
Karena istri menjadi wakil suami, maka segala tindakan istri dalam mengurus rumah tangga suami, dalam menggunakan uang belanja, mengurus anak dan mengawasi pembantu rumah tangga, semua itu harus dipertanggung jawabkan kepada suami.
Rasullallah Shalallahu alaihi wa sallamjuga bersabda :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu-anhu, Nabi Shalallahu alaihi wa sallam,bersabda : “Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya." (HR. Tirmidzi)
Maka istri diwajibkan menaati suaminya, selama perintah-perintah dari suaminya itu benar. Sebaliknya, seorang istri mempunyai kewajiban berdakwah. Orang yang paling utama didakwahi adalah suaminya sendiri. Karena itu tugas seorang istri membantu kehidupan beragama suaminya adalah fardhu ‘ain . Istri adalah seorang yang paling bertanggung jawab meluruskan perilaku suami yang tidak sejalan dengan ketentuan Islam.
Bila suami kurang pengetahuan Islamnya, sedang istri banyak tahu, maka ia wajib mengajari suaminya, karena itu istri wajib terus menerus belajar agama agar dapat membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama atau menyuruh (dengan baik/halus) kepada suami untuk mempelajari juga tentang agama.
Hadis Rasullullah Shalallahu alaihi wa sallam:
Dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu-anhu, RasullullahShalallahu alaihi wa sallambersabda :
“Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi." (HR. Thabarani)
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
اَلرِّجَا لُ قَوَّا مُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَا لِهِمْ ۗ فَا لصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ وَا لّٰتِيْ تَخَا فُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَا جِعِ وَا ضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِ نْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa : Ayat 34).