Kisah Ratu Balqis yang Demokratis, Ibunya Ternyata dari Bangsa Jin

Selasa, 22 Maret 2022 - 16:41 WIB
“Mereka menjawab, “Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan.” ( QS An-Naml : 29-33)

Sikap Ratu Balqis dalam Al-Qur'an tersebut menarasikan bahwa pada saat menerima surat dari Raja Sulaiman yang berisi ajakan untuk mengikuti ajaran tauhid, sang ratu merasa perlu membahas ajakan tersebut dengan para petinggi kerajaan.

Fadal Hasan ‘Abbas menceritakan dalam Qashasul Qur’an, bahwa kekhasan jiwa kepemimpinan Balqis ada pada sikapnya yang selalu mendiskusikan persoalan dengan rakyatnya. Termasuk saat menentukan langkah untuk merespons surat Nabi Sulaiman.

Ratu Balqis selalu meminta pertimbangan rakyatnya sebelum mengambil keputusan. Ini menunjukkan bahwa Ratu Balqis tidak egois. Ia mementingkan kesejahteraan semua orang. Maka tak heran, kerajaan yang dipimpinnya bisa hidup damai, dan sarat akan kebebasan untuk berpendapat.

Para menteri Ratu Balqis kemudian hanya menunjukkan bahwa Kerajaan Saba’ memiliki perangkat militer yang kuat. Tetapi mereka menyerahkan keputusan kepada sang ratu. Hal ini sebagaimana yang tertera pada Surat An-Naml ayat 34 di atas.



Diplomatis

Sementara itu, siasat diplomatis Ratu Balqis dinarasikan dalam QS An-Naml ayat 34-35

قَالَتۡ إِنَّ ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ أَهۡلِهَآ أَذِلَّةٗۚ وَكَذَٰلِكَ يَفۡعَلُونَ

وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ


“Dia (Balqis) berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat.”

“Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.” ( QS An-Naml : 34-35)

Ratu Balqis tidak lantas memanfaatkan kekuatan militernya untuk menyerang kerajaan Sulaiman dengan cara yang anarkistik. Tergambar jelas dengan siasat politik diplomatis Balqis yang tergambar dalam Surat An-Naml ayat 34 dan 35.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quranul ‘Adzim menjelaskan ayat 34 di atas itu menunjukkan bahwa kepemimpinan Ratu Balqis untuk tidak mengambil jalan perang. Ia mengatakan pada menteri-menterinya, bahwa meyulut api peperangan untuk menyerang negeri lain adalah kebiasaan raja-raja terdahulu, yang tidak boleh dilestarikan.

Tindakan itu, hanya akan membuat kerusakan, pertumpahan darah, menginjak kehormatan dan kekuatan pemimpinnya. Tindak perlawanan yang anarkistis demikian ini kemudian justru membuat peradaban terdahulu terhina dan porak poranda.

Ratu Balqis tidak ingin melakukan kebiasaan buruk para pendahulunya itu, ia lebih memilih langkah diplomasi dengan mengirimkan hadiah terlebih dahulu. Ia berharap dapat memberi kesan baik sehingga bisa membangun relasi yang kooperatif.

Bagi Balqis, memberi hadiah bisa membahagikan hati penerima, menyatakan rasa kasih, dan kadang dapat menghindarkan dari peperangan.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More