Kebahagiaan Orang Berpuasa yang Sering Tidak Diabaikan

Senin, 04 April 2022 - 10:25 WIB
Bagi orang yang puasa bahwa menahan lapar dan haus ketika puasa bukanlah pekerjaan sia-sia, karena ada kebahagiaan di dunia dan di akhirat sudah menantinya. Foto ilustrasi/ist
Ada kebahagiaan yang dimiliki orang yang tengah berpuasa apalagi di bulan Ramadhan, sayangnya kebahagiaan tersebut seringkali diabaikan. Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman,

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه


“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)



Bahwa hadis ini memberikan motivasi kepada orang yang puasa bahwa menahan lapar dan haus ketika puasa bukanlah pekerjaan sia-sia. Kebahagiaan di dunia dan di akhirat sudah menanti. Ketika memasuki waktu maghrib orang yang berpuasa akan merasa senang sebab rasa lapar dan haus hari itu akan terobati.



Tidak heran ketika menunggu waktu berbuka puasa, ada sebagian masyarakat membuat tradisi ngabuburit yaitu menunggu waktu datangnya maghrib. Namun, agar waktu menunggu ini tidak sia-sia, maka banyak amalan menanti seperti membaca Al-Qur'an, baca shalawat, atau membaca buku-buku yang bermanfaat. Dan ketika adzan maghrib berkumandang, maka kebahagiaan itu tak tergambarkan. Sebab, saat tegukan air pertama saja melewati tenggorokan rasanya sudah sangat menyenangkan.

Rasulullah pun mengajarkan doa bagi mereka yang berbuka, misalnya

‘Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah’,” (HR. Abu Dawud).

Artinya, “hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala.”

Di saat inilah muncul sebuah rasa bahagia pada hati seseorang yang berpuasa. Kebahagiaan tersebut hadir karena ia mampu menuntaskan perintah Allah Ta'ala, yaitu menahan lapar, dahaga, serta hal lain yang dapat membatalkannya. Kemudian kebahagiaan kedua adalah kebahagian secara ruhaniah. Yaitu ketika seorang hamba mampu berjumpa dengan Sang Penciptanya sebab puasa. Kebahagiaan ini tentu hanya akan dirasakan oleh mereka yang berpuasa secara total.

Dalam arti, tidak hanya menahan diri dari perihal yang bisa membatalkan puasa secara fikih semata, melainkan juga menahan lisan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, juga dari hati yang lalai terhadap Allah Ta'ala.

Kebahagiaan kedua ini disebut dengan kebahagiaan yang hakiki. Hal itu dikatakan karena seseorang bisa menghadap dan berjumpa dengan Tuhan tanpa ketakutan azab-Nya yang berat. Justru orang yang berpuasa dengan totalitas tinggi akan menjadi hamba yang saat bertemu dengan Allah, ia dalam keadaan bahagia.

Karena orang tersebut menghadap Allah dengan membawa iman, Islam, ketaatan, dan hati yang selamat. Perlu diketahui, bahwa ibadah puasa itu berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Karena pahala puasa hanya bisa diketahui oleh Allah SWT. Seperti disebutkan dalam hadis qudsi yang artinya “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Aku yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung”.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa seorang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan. Pertama kebahagiaan di dunia, yaitu ketika berbuka puasa. Lalu yang kedua adalah kebahagiaan di akhirat, yaitu ketika bertemu dengan Allah SWT dengan membawa pahala puasa. Semoga kita semua mendapatkan dua kebahagiaan tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
cover top ayah
وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنَّا رَحۡمَةً ثُمَّ نَزَعۡنٰهَا مِنۡهُ‌ۚ اِنَّهٗ لَيَـــُٔوۡسٌ كَفُوۡرٌ (٩) وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنٰهُ نَـعۡمَآءَ بَعۡدَ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُ لَيَـقُوۡلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّىۡ‌ ؕ اِنَّهٗ لَـفَرِحٌ فَخُوۡرٌۙ (١٠) اِلَّا الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّاَجۡرٌ كَبِيۡرٌ (١١)
Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, Telah hilang bencana itu dariku. Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga, kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

(QS. Hud Ayat 9-11)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More