Belajar Sabar dan Ridha akan Takdir Allah pada Laya binti Ya'qub
Jum'at, 19 Juni 2020 - 10:06 WIB
Allah adalah Zat Yang Maha Adil dan Bijaksana. Dia melihat keikhlasan yang terpancar pada diri Nabi Ayyub dan istrinya dalam menerima qadha’ dan takdir-Nya. Ujian yang diberikan kepada keduanya, diterimanya dengan lapang dan penuh kesabaran. Meski keduanya harus bergulat dengan musibah selama18 tahun.
Bisikan-bisikan setan yang berusaha menjauhkannya dari Allah dengan menanamkan rasa putus asa, tidak mampu menembus benteng pertahanan iman yang mereka bangun. Hal itu disebabkan karena interaksinya dengan Allah tidak pernah putus dan pada akhirnya keduanya lulus dan sukses dari ujian itu.
“Dan ingatlah hamba Kami, Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “Sesungguhnya Aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan “. (QS. Shad: 41)
Di puncak kepasrahannya kepada Allah itulah, Nabi Ayyub berdoa agar Allah menyembuhkan penyakitnya. “Dan (ingatlah kisah Ayyub), ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.
“Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” QS. al-Anbiya’: 83-84)
Allah memperkenankan doa Nabi Ayyub dan memerintahkan kepadanya agar menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub pun menaatinya maka keluarlah air bekas kakinya itu atas petunjuk Allah. Beliau pun mandi dan minum dengan air itu sehingga beliau sembuh atas izin Allah. Solusi Ilahiyah yang sangat menakjubkan itu digambarkan Allah dalam firmanNya: “Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum”. (QS. Shad: 42)
Subhanallah, dalam waktu sekejap penyakit yang diderita Nabi Ayyub selama delapan belas tahun sembuh total tanpa menyisakan bekas sedikitpun, begitulah kuasa Ilahi. Kenyataan ini semakin membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah jika menghendaki sesuatu terjadi.
Laya yang datang sedikit terlambat pada saat itu tidak mengenali lagi suaminya. Sebab yang dilihatnya adalah lelaki tampan, mirip dengan suaminya bahkan lebih tampan dari sebelumnya. Akhirnya, keduanya merasakan kembali manisnya kehidupan seperti sedia kala. Berkumpul kembali dengan anggota keluarganya, Allah mengembalikan harta kekayaan dan anak-anaknya.
Para mufassirin berkata: Allah memberikan anak-anak dan pengikut kepada Ayyub dan istri beliau di dunia, seperti yang beliau miliki sebelumnya. Bahkan dikatakan setelah itu Laya melahirkan anak sebanyak dua puluh enam anak. (Baca juga : Apakah Orang Tua Menanggung Dosa Anak Kecil? )
Keikhlasan dan kesabaran Laya dalam menjalani kehidupan, membawanya pada jajaran perempuan yang mulia sebagai penghuni surga. Bahkan Allah memuliakannya dengan memberinya banyak anugerah. Termasuk keringanan hukuman yang hendak diberikan suaminya, pada saat sedikit lalai mengurusinya.
Itulah kemuliaan yang diberikan kepada Laya binti Ya'qub. Muslimah yang selalu menghiasi dirinya dengan keikhlasan dan kesabaran. Muslimah yang selalu mengisi hari-harinya dengan ibadah kepada Allah dan memuji-Nya. Muslimah yang selalu menjaga kenikmatan dengan terus bersyukur. Muslimah yang tabah dan berani menghadapi tantangan hidup sesulit apapun itu. Muslimah yang setia kepada Allah dan suaminya dalam kondisi lapang maupun sempit. Muslimah yang selalu menyerahkan urusan hidupnya hanya kepada Allah sebagai bentuk kepasrahan dan ketawakalan pada-Nya. (bersambung)
Bisikan-bisikan setan yang berusaha menjauhkannya dari Allah dengan menanamkan rasa putus asa, tidak mampu menembus benteng pertahanan iman yang mereka bangun. Hal itu disebabkan karena interaksinya dengan Allah tidak pernah putus dan pada akhirnya keduanya lulus dan sukses dari ujian itu.
“Dan ingatlah hamba Kami, Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “Sesungguhnya Aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan “. (QS. Shad: 41)
Di puncak kepasrahannya kepada Allah itulah, Nabi Ayyub berdoa agar Allah menyembuhkan penyakitnya. “Dan (ingatlah kisah Ayyub), ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.
“Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” QS. al-Anbiya’: 83-84)
Allah memperkenankan doa Nabi Ayyub dan memerintahkan kepadanya agar menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub pun menaatinya maka keluarlah air bekas kakinya itu atas petunjuk Allah. Beliau pun mandi dan minum dengan air itu sehingga beliau sembuh atas izin Allah. Solusi Ilahiyah yang sangat menakjubkan itu digambarkan Allah dalam firmanNya: “Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum”. (QS. Shad: 42)
Subhanallah, dalam waktu sekejap penyakit yang diderita Nabi Ayyub selama delapan belas tahun sembuh total tanpa menyisakan bekas sedikitpun, begitulah kuasa Ilahi. Kenyataan ini semakin membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah jika menghendaki sesuatu terjadi.
Laya yang datang sedikit terlambat pada saat itu tidak mengenali lagi suaminya. Sebab yang dilihatnya adalah lelaki tampan, mirip dengan suaminya bahkan lebih tampan dari sebelumnya. Akhirnya, keduanya merasakan kembali manisnya kehidupan seperti sedia kala. Berkumpul kembali dengan anggota keluarganya, Allah mengembalikan harta kekayaan dan anak-anaknya.
Para mufassirin berkata: Allah memberikan anak-anak dan pengikut kepada Ayyub dan istri beliau di dunia, seperti yang beliau miliki sebelumnya. Bahkan dikatakan setelah itu Laya melahirkan anak sebanyak dua puluh enam anak. (Baca juga : Apakah Orang Tua Menanggung Dosa Anak Kecil? )
Keikhlasan dan kesabaran Laya dalam menjalani kehidupan, membawanya pada jajaran perempuan yang mulia sebagai penghuni surga. Bahkan Allah memuliakannya dengan memberinya banyak anugerah. Termasuk keringanan hukuman yang hendak diberikan suaminya, pada saat sedikit lalai mengurusinya.
Itulah kemuliaan yang diberikan kepada Laya binti Ya'qub. Muslimah yang selalu menghiasi dirinya dengan keikhlasan dan kesabaran. Muslimah yang selalu mengisi hari-harinya dengan ibadah kepada Allah dan memuji-Nya. Muslimah yang selalu menjaga kenikmatan dengan terus bersyukur. Muslimah yang tabah dan berani menghadapi tantangan hidup sesulit apapun itu. Muslimah yang setia kepada Allah dan suaminya dalam kondisi lapang maupun sempit. Muslimah yang selalu menyerahkan urusan hidupnya hanya kepada Allah sebagai bentuk kepasrahan dan ketawakalan pada-Nya. (bersambung)
(wid)
Lihat Juga :