Cerita Ramadhan di Hong Kong dan Mudahnya Cari Makanan Halal, Ada Warung Malang Juga!
Kamis, 28 April 2022 - 22:23 WIB
JAKARTA - Hong Kong merupakan salah satu negara yang paling banyak diminati para Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada 2021.
Merujuk data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jumlah TKI di Hong Kong tahun lalu sebanyak 52.278 orang. Sebelum pandemi, tepatnya pada 2019 jumlahnya mencapai 71.779 orang.
Dengan banyaknya orang Indonesia di Hong Kong, keberadaan sarana ibadah kaum muslim seperti masjid dan makanan halal menjadi hal yang sangat penting.
Andi Rini Poernomo, pramugari maskapai Cathay Pacific yang telah 27 tahun tinggal di Hong Kong menyatakan negara tersebut cukup ramah bagi kaum muslim.
Dalam virtual conference Media Gathering Ramadhan Iftar Moment bersama Hong Kong Tourism Board secara virtual, Andi juga menceritakan suasana berpuasa di Hong Kong.
"Hong Kong itu sangat friendly untuk ibadah, untuk ramadhan, untuk salat atau cari makanan muslim. Saya tinggal di sini 27 tahun. Ramadhan itu sesuatu yang sangat kami nantikan," ujarnya, dikutip Kamis (28/4/2022).
Sebagai momen yang ditunggu-tunggu dan hanya hadir setahun sekali, Andi berharap bisa khusyuk dalam beribadah ramadhan.
“Bila perlu ambil cuti biar bisa berpuasa dengan lancar, karena jam kerja kantoran dan jam sekolah masih sama sementara kita harus berpuasa,” tuturnya.
Mengingat kondisi pandemi, kegiatan sahur dan buka puasa bersama saat ini hanya dilakukan bersama keluarga di rumah. Sebelum pandemi, kata Andi, kegiatan buka puasa dan tarawih bersama digelar di KJRI setiap hari minggu.
“Di daerah tempat saya tinggal juga ada imam masjid dan istrinya yang suka menyewa semacam club house untuk acara buka puasa bersama,” ungkapnya.
Adapun perbedaan puasa di Hong Kong dan Indonesia menurut Andi salah satunya adalah adanya panggilan untuk sahur dan imsak.
“Karena kalau di Indonesia kan di mana-mana orang berpuasa, pagi hari juga ada panggilan sahur dan imsak,” ucapnya.
Sedangkan di Hong Kong, sambung Andi, panggilan salah dan adzan juga jarang terdengar sehingga suasana Ramadhan kurang terasa.
Lantaran lokasi masjid cukup jauh dari tempat tinggalnya, Andi juga hanya menjalankan salat tarawih di masjid seminggu sekali, sisanya di rumah.
Menurut Andi, sarana ibadah seperti musala dan masjid bisa ditemui di beberapa lokasi di Hong Kong. Di antaranya yang paling terkenal dan kerap dikunjungi adalah masjid Kowloon di Nathan Road, wilayah Tsim Tsa Tsui yang merupakan pusat kota Kowloon, Hongkong.
Masjid inimerupakan salah satu landmark Islam paling ikonik di Hong Kong dan dapat menampung hingga 3.500 orang
“Masjid di Kawloon sering dikunjungi, biasanya orang sambil belanja lalu mampir numpang salat di situ. Di daerah Central dan Stanley juga ada masjid,” sebutnya.
Tak hanya di masjid, ujar Andi, tempat salat juga bisa ditemui di bandara. “Tempat ibadah dan salat makin banyak di Hong Kong, ada di bandara, bahkan di Disneyland juga disediakan,” bebernya.
Merujuk data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jumlah TKI di Hong Kong tahun lalu sebanyak 52.278 orang. Sebelum pandemi, tepatnya pada 2019 jumlahnya mencapai 71.779 orang.
Dengan banyaknya orang Indonesia di Hong Kong, keberadaan sarana ibadah kaum muslim seperti masjid dan makanan halal menjadi hal yang sangat penting.
Andi Rini Poernomo, pramugari maskapai Cathay Pacific yang telah 27 tahun tinggal di Hong Kong menyatakan negara tersebut cukup ramah bagi kaum muslim.
Dalam virtual conference Media Gathering Ramadhan Iftar Moment bersama Hong Kong Tourism Board secara virtual, Andi juga menceritakan suasana berpuasa di Hong Kong.
"Hong Kong itu sangat friendly untuk ibadah, untuk ramadhan, untuk salat atau cari makanan muslim. Saya tinggal di sini 27 tahun. Ramadhan itu sesuatu yang sangat kami nantikan," ujarnya, dikutip Kamis (28/4/2022).
Sebagai momen yang ditunggu-tunggu dan hanya hadir setahun sekali, Andi berharap bisa khusyuk dalam beribadah ramadhan.
“Bila perlu ambil cuti biar bisa berpuasa dengan lancar, karena jam kerja kantoran dan jam sekolah masih sama sementara kita harus berpuasa,” tuturnya.
Mengingat kondisi pandemi, kegiatan sahur dan buka puasa bersama saat ini hanya dilakukan bersama keluarga di rumah. Sebelum pandemi, kata Andi, kegiatan buka puasa dan tarawih bersama digelar di KJRI setiap hari minggu.
“Di daerah tempat saya tinggal juga ada imam masjid dan istrinya yang suka menyewa semacam club house untuk acara buka puasa bersama,” ungkapnya.
Adapun perbedaan puasa di Hong Kong dan Indonesia menurut Andi salah satunya adalah adanya panggilan untuk sahur dan imsak.
“Karena kalau di Indonesia kan di mana-mana orang berpuasa, pagi hari juga ada panggilan sahur dan imsak,” ucapnya.
Sedangkan di Hong Kong, sambung Andi, panggilan salah dan adzan juga jarang terdengar sehingga suasana Ramadhan kurang terasa.
Lantaran lokasi masjid cukup jauh dari tempat tinggalnya, Andi juga hanya menjalankan salat tarawih di masjid seminggu sekali, sisanya di rumah.
Menurut Andi, sarana ibadah seperti musala dan masjid bisa ditemui di beberapa lokasi di Hong Kong. Di antaranya yang paling terkenal dan kerap dikunjungi adalah masjid Kowloon di Nathan Road, wilayah Tsim Tsa Tsui yang merupakan pusat kota Kowloon, Hongkong.
Masjid inimerupakan salah satu landmark Islam paling ikonik di Hong Kong dan dapat menampung hingga 3.500 orang
“Masjid di Kawloon sering dikunjungi, biasanya orang sambil belanja lalu mampir numpang salat di situ. Di daerah Central dan Stanley juga ada masjid,” sebutnya.
Tak hanya di masjid, ujar Andi, tempat salat juga bisa ditemui di bandara. “Tempat ibadah dan salat makin banyak di Hong Kong, ada di bandara, bahkan di Disneyland juga disediakan,” bebernya.