4 Amalan agar Panjang Umur, Nomor Terakhir Paling Dekat dengan Keluarga

Rabu, 11 Mei 2022 - 15:56 WIB
Apalagi jika orang yang mengerjakan shalat berjamaah di masjid itu keluar dari rumahnya dalam keadaan telah bersuci. Tentu pahalanya lebih banyak lagi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ، فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ


“Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju salat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji.” (HR. Abu Daud)

4. Silaturahim

Menjaga tali silaturahim baik kepada keluarga yang memiliki ikatan nasab maupun kepada yang tidak memiliki ikatan nasab adalah amal saleh yang bisa menjadi sebab Allah memanjangkan umurnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis Abdullah bin Mas’ud,

صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُر


“Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb serta menyambung hubungan rahim menambah umur.” (HR. Ath-Thabrani dalam Shahih Al-Jami’ No. 3797)

Dalam sabdanya yang lain,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، ويُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ


“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim).” (HR. Al-Bukhari 5986)

Maka dari itu jauhilah dosa memutus tali silaturahim, karena ia menjadi sebab datangnya laknat dan hukuman dari Allah subhanahu wata’ala.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ


“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad: 22-23)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan:

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ


“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia—bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat—daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR. Abu Daud no. 921)



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More