Keadaan Matahari Bulan dan Bintang ketika Terjadi Kiamat
Senin, 30 Mei 2022 - 06:30 WIB
Kengerian Hari Kiamat sungguh menghilangkan kesadaran akal manusia. Tak bisa dibayangkan dahsyatnya peristiwa yang akan menghancurkan alam semesta ini.
Bagaimana keadaan matahari, bulan dan bintang ketika terjadi Kiamat? Dalam perspektif Islam, hari Kiamat benar-benar terjadi seperti yang ditegaskan Allah 'Azza wa Jalla dalam Al-Qur'an maupun lewat lisan Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Bagi umat muslim, hari Kiamat atau hari Akhir adalah salah satu hal yang wajib diimani. Berbeda dengan orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat. Menurut mereka, hari Kiamat dan hari kebangkitan itu adalah hal mustahil.
Al-Qur'an menerangkan bahwa hari Kiamat merupakan bencana besar bagi orang-orang kafir. Ketika Sangkakala ditiup oleh Malaikat Israfil, mereka akan berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?" (QS Yasin: 52-53)
Kembali ke pertanyaan di atas, Imam As-Suyuti mengeluarkan riwayat dari Ibn Abi al-Dunya dan Ibn Abi Ḥatim dari Ibnu Abbas. Beliau mengatakan: "Pada hari Kiamat, Allah akan menggulung matahari, bulan dan bintang ke dalam laut, kemudian diutus angin kencang yang membinasakan serta ditiupkan angin tersebut sehingga laut menjadi api (marak)."
Keadaan Matahari
Matahari yang terbit setiap pagi menerangi bumi dengan cahayanya dan memberi energi yang dibutuhkan makhluk hidup, pada hari Kiamat akan dilipat dan digulung. Tak ada lagi cahaya kehidupan. Allah berfirman:
اِذَا الشَّمۡسُ كُوِّرَتۡ
Artinya: "Apabila matahari digulung," (QS At-Takwir Ayat 1)
Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar dalam Zubdah al-Tafsir menjelaskan, lafal كُوِّرَتۡ dijadikan seperti bentuk bola yang bulat, dilipatkan atau dililitkan kemudian dihimpunkan dan dilemparkan dengannya (matahari).
Ibnu Abbas mengatakan maksud digulung adalah dimasukkan ke 'Arasy. Mujahid Abu 'Ubaidah berpendapat matahari digulung seperti sorban yang digulung, dilipat, lalu dimusnahkan. Sementara al-Rabi' ibn Khaitham berpendapat, dihempaskan.
Keadaan Bulan
Adapun keadaan bulan yang awalnya sangat indah. Pada awal bulan ia berbentuk Sabit dan berkembang menjadi bulan purnama yang indah hingga para pujangga menyenandungkan syair-syair keindahannya. Pada hari Kiamat, bulan akan menjadi gelap dan cahayanya hilang. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an:
فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ (7) وَخَسَفَ الْقَمَرُ (8)
Artinya: "Maka apabila mata terbelalak (ketakutan). Dan apabila bulan telah hilang cahayanya." (QS Al-Qiyamah: 7-8)
Hilangnya cahaya bulan bukan seperti keadaan waktu gerhana bulan yang berlangsung sebentar, tetapi cahayanya hilang untuk selama-lamanya. Hal ini menyebabkan gelapnya alam semesta.
Pada saat itulah manusia yang kafir menyadari janji Allah menjadi kenyataan. Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri. Tetapi tak ada yang mampu lari dari peristiwa Kiamat tersebut.
Keadaan Bintang
Adapun keadaan bintang pada Hari Kiamat dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an:
Bagaimana keadaan matahari, bulan dan bintang ketika terjadi Kiamat? Dalam perspektif Islam, hari Kiamat benar-benar terjadi seperti yang ditegaskan Allah 'Azza wa Jalla dalam Al-Qur'an maupun lewat lisan Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Bagi umat muslim, hari Kiamat atau hari Akhir adalah salah satu hal yang wajib diimani. Berbeda dengan orang-orang kafir yang mengingkari hari Kiamat. Menurut mereka, hari Kiamat dan hari kebangkitan itu adalah hal mustahil.
Al-Qur'an menerangkan bahwa hari Kiamat merupakan bencana besar bagi orang-orang kafir. Ketika Sangkakala ditiup oleh Malaikat Israfil, mereka akan berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?" (QS Yasin: 52-53)
Kembali ke pertanyaan di atas, Imam As-Suyuti mengeluarkan riwayat dari Ibn Abi al-Dunya dan Ibn Abi Ḥatim dari Ibnu Abbas. Beliau mengatakan: "Pada hari Kiamat, Allah akan menggulung matahari, bulan dan bintang ke dalam laut, kemudian diutus angin kencang yang membinasakan serta ditiupkan angin tersebut sehingga laut menjadi api (marak)."
Keadaan Matahari
Matahari yang terbit setiap pagi menerangi bumi dengan cahayanya dan memberi energi yang dibutuhkan makhluk hidup, pada hari Kiamat akan dilipat dan digulung. Tak ada lagi cahaya kehidupan. Allah berfirman:
اِذَا الشَّمۡسُ كُوِّرَتۡ
Artinya: "Apabila matahari digulung," (QS At-Takwir Ayat 1)
Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar dalam Zubdah al-Tafsir menjelaskan, lafal كُوِّرَتۡ dijadikan seperti bentuk bola yang bulat, dilipatkan atau dililitkan kemudian dihimpunkan dan dilemparkan dengannya (matahari).
Ibnu Abbas mengatakan maksud digulung adalah dimasukkan ke 'Arasy. Mujahid Abu 'Ubaidah berpendapat matahari digulung seperti sorban yang digulung, dilipat, lalu dimusnahkan. Sementara al-Rabi' ibn Khaitham berpendapat, dihempaskan.
Keadaan Bulan
Adapun keadaan bulan yang awalnya sangat indah. Pada awal bulan ia berbentuk Sabit dan berkembang menjadi bulan purnama yang indah hingga para pujangga menyenandungkan syair-syair keindahannya. Pada hari Kiamat, bulan akan menjadi gelap dan cahayanya hilang. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an:
فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ (7) وَخَسَفَ الْقَمَرُ (8)
Artinya: "Maka apabila mata terbelalak (ketakutan). Dan apabila bulan telah hilang cahayanya." (QS Al-Qiyamah: 7-8)
Hilangnya cahaya bulan bukan seperti keadaan waktu gerhana bulan yang berlangsung sebentar, tetapi cahayanya hilang untuk selama-lamanya. Hal ini menyebabkan gelapnya alam semesta.
Pada saat itulah manusia yang kafir menyadari janji Allah menjadi kenyataan. Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri. Tetapi tak ada yang mampu lari dari peristiwa Kiamat tersebut.
Keadaan Bintang
Adapun keadaan bintang pada Hari Kiamat dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an: