Alasan Mengapa Waktu Pasti Kiamat Dirahasiakan oleh Allah Ta'ala

Jum'at, 27 Mei 2022 - 17:23 WIB
loading...
Alasan Mengapa Waktu Pasti Kiamat Dirahasiakan oleh Allah Taala
Alasan mengapa waktu pasti kiamat dirahasiakan oleh Allah Taala karena kiamat merupakan perkara gaib. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Alasan mengapa waktu pasti kiamat dirahasiakan oleh Allah Ta'ala karena kiamat merupakan perkara gaib . Agar kiamat masih tetap menjadi perkara yang gaib maka Allah merahasiakan waktu pasti terjadinya kiamat. Seandainya waktu pasti kiamat itu diberitahu kepada makhluk, maka perkara tersebut tidaklah menjadi perkara yang gaib.

Padahal ciri dari orang beriman yang membedakannya dengan orang kafir adalah beriman pada yang gaib. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 3 berbunyi:

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَ يُـقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَ مِمَّا رَزَقْنٰھُمْ يُنْفِقُوْنَ

Artinya: “(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.

Selanjutnya, alasan Allah merahasiakan waktu pasti kiamat adalah agar manusia tidak mengulur-ngulur waktu untuk beriman dan beramal shaleh. Sebab jika manusia telah diberitahu kapan waktu kiamat terjadi, maka akan terjadi penundaan terhadap amal shaleh dan akan terus bersantai dalam hidup jika ia tahu bahwa kiamat masih 100 tahun lagi datangnya.

Kemudian jika seseorang mengetahui bahwa kiamat akan terjadi pekan depan, maka ia akan bertaubat dan beribadah lebih cepat karena ia tahu hidupnya akan berakhir singkat. Dari kecenderungan kedua sikap manusia inilah maka Allah SWT merahasiakan waktu pasti terjadinya kiamat dari setiap makhluk.

Karena tidak ada satu pun yang mengetahui kapan kiamat itu akan terjadi, maka disarankan agar setiap umat Islam mampu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bukan justru menyibukkan diri untuk memprediksi kehadiran kiamat. Terbukti, beberapa fenomena orang-orang yang memprediksi kiamat yang pernah ada semuanya hanyalah isapan jempol semata.



Tanda-Tanda
Dalam buku Prediksi Akhir Zaman karya Muhammad Abduh Tuasikal dijelaskan, tanda-tanda bahwa kiamat sudah dekat terus bermunculan. Diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah di antara tanda semakin dekatnya kiamat. Karena dalam sebuah hadis, beliau sendiri mengatakan bahwa jarak antara pengutusan beliau dan datangnya kiamat adalah bagaikan jarak antara dua jari yakni jari tengah dengan jari telunjuk.

Hal ini juga dijabarkan oleh Ibnu Abbas yang mengatakan: “Diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah tanda-tanda kiamat. Tatkala Malaikat Jibril melewati penduduk untuk diutus kepada Nabi, penduduk langit pun mengucap takbir dan mengatakan bahwa sebentar lagi akan terjadi kiamat”.

Jika pengutusan Rasulullah SAW juga bagian dari pertanda bahwa kiamat itu sudah dekat, maka bagaimana bisa itu terjadi sedangkan sudah 1.000 tahun lebih sejak Nabi diutus hingga kini namun kiamat belum terjadi?

Maka dijelaskan bahwa pemaknaan kata dekat berdasarkan ilmu dan ketentuan Allah berbeda dengan apa yang dipahami manusia. Bisa jadi apa yang dekat bagi Allah, dianggap jauh oleh manusia. Hal ini juga ditegaskan dalam Al-Qur'an Surah Al-Ma’arij ayat 6-7, Allah berfirman:

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُۥ بَعِيدًا
وَنَرَاهُ قَرِيبًا

Artinya: “Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi)”.



Maka kiamat bisa dikatakan dekat karena dilihat dari lamanya kehidupan sebelum umat Nabi Muhammad SAW itu ada.

Misalnya jika dianalogikan bahwa umur dunia ini sudah 50 tahun lamanya, maka dari usia itu dunia sudah berjalan selama 45 tahun. Artinya, sisa lima tahun ini jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya jelas lebih sedikit.

Dalam hal ini, Nabi pun menjelaskan dalam sebuah hadis:

إِنَّمَا أَجَلُكُمْ فِى أَجَلِ مَنْ خَلاَ مِنَ الأُمَمِ مَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلَى مَغْرِبِ الشَّمْسِ

“Sesungguhnya ajal kalian—umat Islam—(dengan datangnya hari kiamat) jika dibandingkan dengan waktu yang ditempuh oleh umat-umat sebelum kalian bagaikan jarak antara salat Ashar dengan waktu maghrib (saat tenggelamnya matahari)”. (HR. Bukhari no. 3459, dari Ibnu ‘Umar)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2011 seconds (0.1#10.140)