Kisah Dzulqarnain dan Hancurnya Islam di Baghdad oleh Yakjuj dan Makjuj
Kamis, 14 Juli 2022 - 14:35 WIB
Kata ash-shadafain adalah bentuk dual dari kata ash-shadaf yaitu sisi dari suatu gunung. Kata ini tidak digunakan kecuali dalam bentuk dual. Asal katanya bermakna bertemu, sehingga tentu saja pertemuan memerlukan dua pihak.
Dari sini kata yang digunakan al-Qur’an ini berarti kedua sisi gunung. Maksudnya, besi yang ditumpuk tersebut telah memenuhi kedua sisi pertemuan kedua gunung dan telah rata dengan kedua puncak gunung itu. Kata qithran terambil dari kata qathara yakni menetes. Yang dimaksud di sini adalah tembaga yang mencair.
Salah satu cara yang ditempuh dewasa ini untuk menguatkan besi adalah mencampurkannya dengan kadar tertentu dari tembaga. Dengan demikian petunjuk yang diberikan Allah kepada Dzulqarnain itu dan diabadikan dalam kitab suci al-Qur’an ini merupakan salah satu hakikat yang mendahului penemuan ilmiah sekian abad lamanya.
Setelah dinding yang berlapis-lapis itu selesai terbangun dan masyarakat pun menerimanya dengan penuh sukacita, Dzulqarnain bersyukur kepada Allah SWT
Hancurnya Benteng
Allah SWT berfirman:
وَتَرَكۡنَا بَعۡضَهُمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ يَّمُوۡجُ فِىۡ بَعۡضٍ وَّنُفِخَ فِى الصُّوۡرِ فَجَمَعۡنٰهُمۡ جَمۡعًا
Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya. ( QS Al-Kahfi : 99)
Pada hari hancurnya benteng besi itu, maka keluarlah Yakjuj dan Makjuj muncul dari belakang benteng gelombang demi gelombang, merusak tanaman dan harta benda seperti yang tersebut dalam firman Allah: "Hingga apabila (tembok) Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." ( QS al-Anbiya'/21 : 96)
Pada hari terbukanya tembok itu Kami biarkan mereka bercampur aduk dalam keadaan kacau balau, kemudian situasi itu akan mengingatkan penghuni bumi ketika ditiup sangkakala oleh malaikat Israfil pada hari Kiamat, lalu dikumpulkan mereka di padang Mahsyar untuk diadili. Sesuai dengan firman Allah:
Katakanlah, "(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi." ( QS al-Waqi'ah/56 : 49-50)
Dan firman Allah: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka." (QS al-Kahfi/18: 47)
Dari sini kata yang digunakan al-Qur’an ini berarti kedua sisi gunung. Maksudnya, besi yang ditumpuk tersebut telah memenuhi kedua sisi pertemuan kedua gunung dan telah rata dengan kedua puncak gunung itu. Kata qithran terambil dari kata qathara yakni menetes. Yang dimaksud di sini adalah tembaga yang mencair.
Salah satu cara yang ditempuh dewasa ini untuk menguatkan besi adalah mencampurkannya dengan kadar tertentu dari tembaga. Dengan demikian petunjuk yang diberikan Allah kepada Dzulqarnain itu dan diabadikan dalam kitab suci al-Qur’an ini merupakan salah satu hakikat yang mendahului penemuan ilmiah sekian abad lamanya.
Setelah dinding yang berlapis-lapis itu selesai terbangun dan masyarakat pun menerimanya dengan penuh sukacita, Dzulqarnain bersyukur kepada Allah SWT
Hancurnya Benteng
Allah SWT berfirman:
وَتَرَكۡنَا بَعۡضَهُمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ يَّمُوۡجُ فِىۡ بَعۡضٍ وَّنُفِخَ فِى الصُّوۡرِ فَجَمَعۡنٰهُمۡ جَمۡعًا
Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya. ( QS Al-Kahfi : 99)
Pada hari hancurnya benteng besi itu, maka keluarlah Yakjuj dan Makjuj muncul dari belakang benteng gelombang demi gelombang, merusak tanaman dan harta benda seperti yang tersebut dalam firman Allah: "Hingga apabila (tembok) Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." ( QS al-Anbiya'/21 : 96)
Pada hari terbukanya tembok itu Kami biarkan mereka bercampur aduk dalam keadaan kacau balau, kemudian situasi itu akan mengingatkan penghuni bumi ketika ditiup sangkakala oleh malaikat Israfil pada hari Kiamat, lalu dikumpulkan mereka di padang Mahsyar untuk diadili. Sesuai dengan firman Allah:
Katakanlah, "(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi." ( QS al-Waqi'ah/56 : 49-50)
Dan firman Allah: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka." (QS al-Kahfi/18: 47)
(mhy)