Kisah Sahabat yang Disebut Ahli Neraka Oleh Nabi, Ternyata Ini Sebabnya

Senin, 18 Juli 2022 - 23:00 WIB
Kisah seorang sahabat yang disebut Nabi sebagai ahli neraka patut kita jadikan pelajaran berharga. Foto/ilustrasi
Para sahabat Nabi mengira orang ini adalah Syuhada dan pahlawan karena semangat dan keberaniannya di medan perang. Banyak sahabat takjub kepadanya. Tiba-tiba Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam berkata: "Orang ini ahli neraka!"

Kok bisa? Ada apa dengan sahabat yang satu ini? Berikut kisahnya diketengahkan dalam Hadis Shahih Muslim.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Aku ikut Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dalam perang Hunain. Kepada seseorang yang diakui keIslamannya beliau bersabda: "Orang ini termasuk ahli neraka."

Dalam riwayat Sahal bin Saad As-Saidi radhiyallahu 'anhu menceritakan,Rasulullah SAW bertemu dengan orang-orang musyrik dan terjadilah peperangan, dengan dukungan pasukan masing-masing. Seseorang di antara sahabat tidak membiarkan musuh bersembunyi, ia mengejarnya dan membunuhnya dengan pedang.

Para sahabat berkata: "Pada hari ini, tidak seorang pun di antara kami yang memuaskan seperti yang dilakukan oleh si Fulan itu. Mendengar itu, Rasulullah SAW bersabda: "Ingatlah, si fulan itu termasuk ahli neraka."

Salah seorang sahabat berkata: "Aku akan selalu mengikutinya. Lalu orang itu keluar bersama orang yang disebut Rasulullah sebagai ahli neraka. Kemana pun ia pergi, orang itu selalu menyertainya.

Kemudian ia terluka parah dan ingin mempercepat kematiannya dengan cara meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, lalu badannya ditekan pada pedang hingga meninggal.

Orang yang selalu mengikuti datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: "Aku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allah. Rasulullah SAW bertanya: "Ada apa ini?"

Orang itu menjawab: "Orang yang engkau sebut sebagai ahli neraka, orang-orang menganggap besar (anggapan itu), maka aku menyediakan diri untuk mengikutinya, lalu aku mencarinya dan aku dapati ia terluka parah. Ia mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, kemudian ia menekan badannya hingga meninggal."

Setelah itu, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada orang yang melakukan perbuatan ahli surga, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal sebenarnya ia ahli neraka. Dan ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal ia termasuk ahli surga."

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas adalah orang yang semula saleh bisa berujung su'ul khatimah dan sebaliknya orang yang tampak buruk di mata manusia bisa berakhir indah dengan husnul khatimah. Artinya, tidak ada yang dapat memastikan nasib atau takdir seseorang di akhir hayatnya.

Bagi seorang muslim, hendaknya beramal dengan niat yang tulus, ikhlas untuk Allah. Bukan seperti sahabat yang diceritakan Nabi, hidupnya berakhir tragis dengan membunuh diri sendiri.

Andaikan ia bersabar dan niat berperang karena Allah (bukan karena yang lain), tentu tidak akan mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri. Seorang muslim hendaknya tidak kagum dengan amalannya saat ini.

Rasulullah SAW juga berpesan, janganlah kalian terkagum dengan amalan seseorang sampai kalian melihat amalan akhir hayatnya. Dalam riwayat lain disebutkan:

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ


Artinya: "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya." (HR Al-Bukhari 6607)

(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca doa: YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami? Beliau menjawab: Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya.

(HR. Tirmidzi No. 2066)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More