Minuman Surga Zanjabil Disebut dalam Surat Al-Ihsan Ayat 17, Jahe Produksi Indonesia?
Kamis, 04 Agustus 2022 - 17:05 WIB
Salah satu rempah-rempah yang diproduksi di Indonesia, Jahe , disebut dalam Al-Qur'an pada surat Al-Insan [76] ayat 17-18. Di situ jahe disebut dengan nama zanjabil. Produksi jahe Indonesia beberapa tahun belakangan ini sebanyak 195 ribu ton/tahun. Kelak jahe akan menjadi suguhan bagi penghuni surga .
Allah SWT berfirman:
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا
عَيۡنًا فِيۡهَا تُسَمّٰى سَلۡسَبِيۡلًا
“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air (di surga) yang dinamakan Salsabil." ( QS Al-Ihsan : 17-18)
Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan zanjabil adalah sejenis tumbuhan yang lezat cita-rasanya dan tumbuh di daerah Timur Tengah dahulu kala. Biasanya zanjabil digunakan untuk wangi-wangian dan orang-orang Arab menyukainya. Ada pula yang mengatakan nama dari Bait Ma‘ruf.
Allah menerangkan bahwa minuman ini didatangkan dari sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. Mereka minum campuran zanjabil yang berasal dari sebuah sungai yang bernama salsabil.
Perkataan ini sendiri dalam bahasa Arab berarti ‘minuman atau makanan yang lezat’ dan juga berarti ‘mata air yang mengalir’. Akan tetapi, mufasir Ibnul ‘Arabi menegaskan, “Aku tidak mendengar satu perkataan pun seperti salsabil ini melainkan di dalam Al-Qur’an saja.”
Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar juga berpendapat bahwa kata زَنْبَيْل dimaknai dengan tumbuhan pedas atau dimaksudkan sebagai jahe. Orang Arab menyukai minuman yang dicampurkan dengan jahe yang telah dimasak terlebih dahulu dan meminumnya selagi masih dalam keadaan panas. Minuman ini disukai ketika musim dingin. Biasanya orang Arab menamainya dengan syarbat atau serbat dalam bahasa Indonesia.
Menurut al-Qurthubi, زَنْبَيْل dalam ayat ini merupakan tumbuhan jahe sebagai campuran arak bagi penghuni surga.
Sedangkan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid menafsirkannya dengan sesuatu yang menyerupai dengan jahe. Begitu pula dengan Az-Zuhaili dalam tafsirnya yang menafsirkan kata zanjabil dengan air yang menyerupai jahe dalam rasanya.
Selanjutnya, Az-Zuhaili menggambarkan bahwa zanjabil merupakan tumbuhan yang memiliki akar yang ditaruh sebagai campuran bumbu-bumbu.
Obat Tradisional
Jahe atau Zingiber officinale adalah tumbuhan yang rimpangnya sering digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas yang dirasakan dari jahe disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron.
Dalam buku "Ginger The Genus Zingiber" karya PN Ravindran disebutkan jahe diperkirakan merupakan tumbuhan pribumi Asia Tenggara. Penyebarannya diperkirakan mengikuti migrasi yang dilakukan oleh Suku Bangsa Austronesia pada abad ke-4 SM menyeberangi Kepulauan Melayu dari China Tenggara sampai ke Taiwan.
"Jahe pun menjadi tumbuhan khas wilayah tersebut bersamaan dengan lengkuas, temu putih dan lempuyang," tutur Andrew Dalby dalam buku berjudul "Dangerous Tastes: The Story of Spices".
Jahe, menurut Ibnu Mandzur dalam Lisanul ‘Arab, adalah nama dari sebuah tumbuhan yang tumbuh di daerah datar, sejenis umbi-umbian (menyimpan cadangan makanan di akar), tidak berbentuk biji-bijian atau berkayu.
Dalam Shofwah At-Tafasir, Syekh Ali Ash-Shobuni menyebutkan bahwa orang-orang Arab menikmati minuman yang dicampur dengan jahe karena harum baunya.
Allah SWT berfirman:
وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا
عَيۡنًا فِيۡهَا تُسَمّٰى سَلۡسَبِيۡلًا
“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air (di surga) yang dinamakan Salsabil." ( QS Al-Ihsan : 17-18)
Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan zanjabil adalah sejenis tumbuhan yang lezat cita-rasanya dan tumbuh di daerah Timur Tengah dahulu kala. Biasanya zanjabil digunakan untuk wangi-wangian dan orang-orang Arab menyukainya. Ada pula yang mengatakan nama dari Bait Ma‘ruf.
Allah menerangkan bahwa minuman ini didatangkan dari sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. Mereka minum campuran zanjabil yang berasal dari sebuah sungai yang bernama salsabil.
Perkataan ini sendiri dalam bahasa Arab berarti ‘minuman atau makanan yang lezat’ dan juga berarti ‘mata air yang mengalir’. Akan tetapi, mufasir Ibnul ‘Arabi menegaskan, “Aku tidak mendengar satu perkataan pun seperti salsabil ini melainkan di dalam Al-Qur’an saja.”
Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar juga berpendapat bahwa kata زَنْبَيْل dimaknai dengan tumbuhan pedas atau dimaksudkan sebagai jahe. Orang Arab menyukai minuman yang dicampurkan dengan jahe yang telah dimasak terlebih dahulu dan meminumnya selagi masih dalam keadaan panas. Minuman ini disukai ketika musim dingin. Biasanya orang Arab menamainya dengan syarbat atau serbat dalam bahasa Indonesia.
Menurut al-Qurthubi, زَنْبَيْل dalam ayat ini merupakan tumbuhan jahe sebagai campuran arak bagi penghuni surga.
Sedangkan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid menafsirkannya dengan sesuatu yang menyerupai dengan jahe. Begitu pula dengan Az-Zuhaili dalam tafsirnya yang menafsirkan kata zanjabil dengan air yang menyerupai jahe dalam rasanya.
Selanjutnya, Az-Zuhaili menggambarkan bahwa zanjabil merupakan tumbuhan yang memiliki akar yang ditaruh sebagai campuran bumbu-bumbu.
Obat Tradisional
Jahe atau Zingiber officinale adalah tumbuhan yang rimpangnya sering digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas yang dirasakan dari jahe disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron.
Dalam buku "Ginger The Genus Zingiber" karya PN Ravindran disebutkan jahe diperkirakan merupakan tumbuhan pribumi Asia Tenggara. Penyebarannya diperkirakan mengikuti migrasi yang dilakukan oleh Suku Bangsa Austronesia pada abad ke-4 SM menyeberangi Kepulauan Melayu dari China Tenggara sampai ke Taiwan.
"Jahe pun menjadi tumbuhan khas wilayah tersebut bersamaan dengan lengkuas, temu putih dan lempuyang," tutur Andrew Dalby dalam buku berjudul "Dangerous Tastes: The Story of Spices".
Jahe, menurut Ibnu Mandzur dalam Lisanul ‘Arab, adalah nama dari sebuah tumbuhan yang tumbuh di daerah datar, sejenis umbi-umbian (menyimpan cadangan makanan di akar), tidak berbentuk biji-bijian atau berkayu.
Dalam Shofwah At-Tafasir, Syekh Ali Ash-Shobuni menyebutkan bahwa orang-orang Arab menikmati minuman yang dicampur dengan jahe karena harum baunya.