Kisah Sayyidina Husein Meninggalkan Madinah Demi Memperbaiki Umat Kakeknya

Jum'at, 05 Agustus 2022 - 14:30 WIB
Husein meninggalkan Madinah dengan dalih demi memperbaiki umat kakeknya. Foto/Ilustrasi: Ist
Merekam perjalanan Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib as dari Madinah ke Karbala membuat kita dapat mengenal nama-nama tempat persinggahannya, berikut sejarah perjalanan cucu Rasulullah SAW ini. Di samping itu, kita juga akan mengenal tujuan dan prinsip-prinsip beliau, serta kondisi politik dan sosial kala itu.

Pada tulisan berikut dibahas detik-detik ketika Husein as meninggalkan Madinah menuju Mekkah , kemudian dilanjutkan sampai di persinggahan di Dzatul 'Irq.



Muhammad bin Jarir al-Thabari dalam kitabnya Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh Thabari) mencatat bahwa pada paruh kedua bulan Rajab 60 Hijriah, pasca meninggalnya Mu’awiyah bin Abu Sofyan , gubernur Madinah kala itu, Walid bin ‘Utbah, menerima perintah untuk memaksa Sayyidina Husein membaiat Yazid.

Husein menjawab, “Yazid adalah penenggak minuman keras dan fasik yang menumpahkan darah tanpa hak, penebar kerusakan, dan tangannya telah ternodai oleh darah orang-orang tak bersalah. Orang seperti saya tidak akan pernah membaiat orang bejat seperti ini.”

Tatkala Marwan bin Hakam juga meminta Husein untuk membaiat Yazid, beliau menjawab, “Hai musuh Allah! Enyahlah dari sini. Saya pernah mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Kekhilafahan adalah haram bagi keturunan Abu Sufyan. Jika kalian melihat Mu’awiyah duduk di atas mimbarku, maka bunuhlah dia.’ Umat beliau telah melihat peristiwa ini terjadi. Akan tetapi, mereka melakukan perintah beliau. Sekarang, Allah telah menjerat mereka dengan Yazid yang fasik ini.”

Pada malam 28 Rajab 60 H, setelah mengucapkan salam perpisahan dengan Rasulullah SAW, Husein meninggalkan Madinah. Ibnu A'tsam dalam buku berjudul Al-Futuh menyebut, Husein meninggalkan Madinah untuk menuju Mekkah bersama dengan mayoritas keluarga dan 72 orang Ahlulbait dan sahabat setianya.

Husein as menjelaskan tujuan beliau keluar dari Madinah dalam sebuah surat wasiat, “Saya keluar hanya untuk memperbaiki umat kakekku. Saya ingin melakukan amar makruf dan nahi mungkar, serta ingin bertindak seperti tindakan kakekku Rasulullah SAW dan ayahku Ali as.”



Terima 12.000 Surat

Husein tiba di Mekkah pada tanggal 3 Sya’ban dan tinggal di rumah Abbas bin Abdul Muthalib. Penduduk Mekkah dan para peziarah Baitullah yang datang dari berbagai penjuru berjumpa dengan beliau.

Setelah menerima 12.000 surat dari penduduk Kufah, Husein mengutus Muslim bin Aqil ke Kufah sebagai wakil beliau pada tanggal 15 Ramadhan.

Melalui beberapa surat yang dikirimkan untuk penduduk Kufah dan Bashrah, Husain as menegaskan kepada mereka bahwa orang yang paling layak untuk memegang kekhalifahan adalah Ahlul Bait as.

Setelah menerima surat Muslim bin Aqil bahwa penduduk Kufah telah berbaiat dan juga guna menjaga kehormatan Baitullah lantaran penguasa telah mengambil keputusan untuk membunuh Husein as, beliau merubah niat haji menjadi umrah.

Pada tanggal 8 Dzulhijjah, sekalipun banyak sahabat yang menentang, beliau meninggalkan Mekkah menuju Irak.

Sebagian isi dari pidato Husein di Mekkah, “Kami Ahlul Bait rida dengan keridaan Allah. Barang siapa bersedia untuk berkurban di jalan kami dan mengurbankan darahnya di jalan menuju perjumpaan dengan Allah, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk berangkat bersama kami.”

Pada Rabu, 9 Dzulhijjah 60 H, pada permulaan perjalanan menuju Irak, Husein tidak mengarahkan karavan ke arah timur laut dan persinggahan Shaffah yang merupakan persinggahan pertama di perjalanan dari Mekkah ke Kufah. Sebagai gantinya, beliau mengarahkan karavan ke arah Tan’im di barat daya dan melalui jalan yang menuju Madinah.

Dengan demikian, 9 km perjalanan menuju Irak lebih jauh telah ditempuh karavan. Mungkin hal ini adalah sebuah siasat yang dilakukan untuk menghindari pengejaran bala tentara penguasa yang berusaha untuk mencegah Husain as menuju ke Irak.



Di persinggahan ini, Husein as berjumpa dengan karavan yang datang dari arah Yaman. Beliau menyewa beberapa unta untuk membawa barang-barang beliau sendiri dan para sahabat beliau dari karavan tersebut. Beliau juga menawarkan kepada mereka untuk mengikuti beliau.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ اذۡكُرۡ نِعۡمَتِىۡ عَلَيۡكَ وَعَلٰى وَالِدَتِكَ‌ ۘ اِذۡ اَيَّدْتُكَ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِىۡ الۡمَهۡدِ وَكَهۡلًا ‌ ۚوَاِذۡ عَلَّمۡتُكَ الۡـكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَالتَّوۡرٰٮةَ وَالۡاِنۡجِيۡلَ‌ ۚ وَاِذۡ تَخۡلُقُ مِنَ الطِّيۡنِ كَهَيْئَةِ الطَّيۡرِ بِاِذۡنِىۡ فَتَـنۡفُخُ فِيۡهَا فَتَكُوۡنُ طَيۡرًۢا بِاِذۡنِىۡ‌ وَ تُبۡرِئُ الۡاَكۡمَهَ وَالۡاَبۡرَصَ بِاِذۡنِىۡ‌ ۚ وَاِذۡ تُخۡرِجُ الۡمَوۡتٰى بِاِذۡنِىۡ‌ ۚ وَاِذۡ كَفَفۡتُ بَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ عَنۡكَ اِذۡ جِئۡتَهُمۡ بِالۡبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡهُمۡ اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ
Dan ingatlah ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di kala waktu engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.

(QS. Al-Maidah Ayat 110)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More