Penciptaan Nabi Adam Memakan Waktu 120 Tahun, Berikut 4 Tahapannya
Selasa, 23 Agustus 2022 - 23:59 WIB
Nabi Adam 'alaihissalam tidak dilahirkan begitu saja melainkan melalui beberapa proses tahapan penciptaan. Beliau diciptakan tanpa ayah dan ibu.
Bermula diciptakan dari tanah, diproses dari tanah liat, kemudian diproses lagi hingga diciptakan menjadi manusia sempurna. Proses penciptaan manusia pertama ini memakan waktu 120 tahun. Nabi Adam diciptakan pada hari Jumat (penghulu semua hari).
Al-Qur'an menceritakan secara rinci bagaimana proses penciptaan manusia pertama ini. Nabi Adam diciptakan melalui empat tahapan sebelum tahapan penghembusan ruh.
Keempat tahapan itu adalah (1) Fase Turab (2) Fase Thin (3) Fase Hama' Masnun dan (4) Fase Shalshal. Berikut penjelasannya dikutip dari Tafsir Kemenag.
1. Fase Turab (Tanah yang Belum Bercampur Air)
Yaitu fase tanah yang belum bercampur air (Turab). Ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang tahapan ini sebagaimana yang terdapat pada Surah Al-Kahf Ayat 37; Al-Hajj Ayat 5; Ar-Rum Ayat 20; Fajir Ayat 11; Gafir Ayat 67; dan Ali 'Imran Ayat 59. Dua dari enam tempat itu berada pada Surah Madaniyah, yaitu Ali 'Imran dan Al-Hajj. Selebihnya adalah pada surah-surah Makkiyah.
Salah satu di antara ayat-ayat tersebut, Allah berfirman: "Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (QS Ali 'ImranAyat 59)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan at-Tirmidzi disebutkan proses menciptakan Nabi Adam diambil dari berbagai macam dan warna tanah yang terdapat pada seluruh lapisan tanah. Rasulullah SAW bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla menciptakan Adam dari segenggam tanah yang Allah ambil dari seluruh permukaan tanah, maka lahirlah anak Adam yang sesuai dengan asal tanahnya. Di antara mereka ada yang berkulit putih, merah, hitam dan perpaduan antara warna-warna tersebut. Di antara mereka ada yang bersifat lembut dan kasar serta perpaduan antara keduanya serta di antara mereka ada yang baik dan jahat." (HR. Abu Dawud)
2. Fase Thin (Tanah Bercampur Air)
Tahapan kedua yaitu fase tanah yang bercampur air (Thin). Fase Thin adalah fase dimana setelah tanah dicampur dengan air. Karena air adalah prasyarat bagi semua makhluk yang hidup.
Tahapan kedua ini terdapat pada 8 tempat di 7 surah, yaitu: Surat Al-An'am Ayat 2; Al-A'raf Ayat 12; Al-Mu'minun Ayat 12; As-Sajdah Ayat 7; ash-Shaffat Ayat 11; Shad Ayat 71, 76; dan Al-Isra' Ayat 61. Seluruhnya adalah surah-surah Makkiyah.
Salah satu di antara ayat-ayat tersebut disebutkan: "Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu)." (QS al-An'am Ayat: 2)
3. Fase Hama' Masnun (Lumpur Hitam)
Tahapan ketiga dikenal dengan istilah fase lumpur hitam (Hama' Masnun). Fase ini terjadi setelah fase kedua berlangsung lama sehingga menjadi lumpur hitam yang berbau dan berubah bentuk.
Fase ini disebutkan tiga kali dalam Surah Al-Hijr Ayat 26, 28 dan 33. Pada Ayat 26 berbunyi: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (QS Al-Hijr: 26)
4. Fase Shalshal kal Fakhkhor (Tembikar)
Fase keempat ini disebut dengan Shalshal kal Fakhkhar. Fase ini diceritakan oleh Al-Qur'an pada empat tempat. Tiga tempat pada Surat Al-hijr yang bersamaan dengan fase ketiga. Sedangkan yang keempat terdapat pada Surah Ar-Rahman Ayat 14, Allah berfirman:"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (QS Ar-Rahman: Ayat 14)
Lumpur hitam (hama' masnun) seperti pada fase ketiga, lalu diberi bentuk sebagaimana manusia dalam keadaan berlubang atau kosong. Bentuk manusia yang diciptakan Allah adalah bentuk yang terbaik dari hewan-hewan yang ada.
Allah berfirman:
Artinya: "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS at-Tin: Ayat 4)
Keadaan ini (calon manusia yang sudah dibentuk) jika kering karena panas matahari misalnya, dinamakan Shalshal. Dinamakan demikian karena benda ini jika tertiup angin akan bersuara (shalshalah).
Setelah fase ini, barulah masuk fase berikutnya, yaitu fase penghembusan ruh dimana "orang-orangan" dari tanah liat itu, atas izin Allah, akhirnya menjadi manusia yang hidup dan bisa bergerak yang disebut dengan "basyar".
Menurut keterangan Syaikh Ahmad Al-Misry, tubuh Nabi Adam diselubungi dalam waktu 120 tahun, yaitu 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam dan berbau.
Dari situ, Allah Ta'ala mengubah tubuh Nabi Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena diciptakan dari tanah, Malaikat dan Iblis pun memandang rendah akan kejadian manusia.
Setelah Allah menyempurnakan wujud Nabi Adam, para Malaikat dan Iblis diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam. Maka ketika Allah memerintahkan Malaikat sujud, semua bersujud kecuali Iblis. Dia pun terusir dari surga karena kesombongannya.
Demikian proses penciptaan Nabi Adam yang sangat sempurna. Inilah satu tanda kebesaran Allah dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wallahu A'lam
Bermula diciptakan dari tanah, diproses dari tanah liat, kemudian diproses lagi hingga diciptakan menjadi manusia sempurna. Proses penciptaan manusia pertama ini memakan waktu 120 tahun. Nabi Adam diciptakan pada hari Jumat (penghulu semua hari).
Al-Qur'an menceritakan secara rinci bagaimana proses penciptaan manusia pertama ini. Nabi Adam diciptakan melalui empat tahapan sebelum tahapan penghembusan ruh.
Keempat tahapan itu adalah (1) Fase Turab (2) Fase Thin (3) Fase Hama' Masnun dan (4) Fase Shalshal. Berikut penjelasannya dikutip dari Tafsir Kemenag.
1. Fase Turab (Tanah yang Belum Bercampur Air)
Yaitu fase tanah yang belum bercampur air (Turab). Ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang tahapan ini sebagaimana yang terdapat pada Surah Al-Kahf Ayat 37; Al-Hajj Ayat 5; Ar-Rum Ayat 20; Fajir Ayat 11; Gafir Ayat 67; dan Ali 'Imran Ayat 59. Dua dari enam tempat itu berada pada Surah Madaniyah, yaitu Ali 'Imran dan Al-Hajj. Selebihnya adalah pada surah-surah Makkiyah.
Salah satu di antara ayat-ayat tersebut, Allah berfirman: "Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (QS Ali 'ImranAyat 59)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan at-Tirmidzi disebutkan proses menciptakan Nabi Adam diambil dari berbagai macam dan warna tanah yang terdapat pada seluruh lapisan tanah. Rasulullah SAW bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla menciptakan Adam dari segenggam tanah yang Allah ambil dari seluruh permukaan tanah, maka lahirlah anak Adam yang sesuai dengan asal tanahnya. Di antara mereka ada yang berkulit putih, merah, hitam dan perpaduan antara warna-warna tersebut. Di antara mereka ada yang bersifat lembut dan kasar serta perpaduan antara keduanya serta di antara mereka ada yang baik dan jahat." (HR. Abu Dawud)
2. Fase Thin (Tanah Bercampur Air)
Tahapan kedua yaitu fase tanah yang bercampur air (Thin). Fase Thin adalah fase dimana setelah tanah dicampur dengan air. Karena air adalah prasyarat bagi semua makhluk yang hidup.
Tahapan kedua ini terdapat pada 8 tempat di 7 surah, yaitu: Surat Al-An'am Ayat 2; Al-A'raf Ayat 12; Al-Mu'minun Ayat 12; As-Sajdah Ayat 7; ash-Shaffat Ayat 11; Shad Ayat 71, 76; dan Al-Isra' Ayat 61. Seluruhnya adalah surah-surah Makkiyah.
Salah satu di antara ayat-ayat tersebut disebutkan: "Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu)." (QS al-An'am Ayat: 2)
3. Fase Hama' Masnun (Lumpur Hitam)
Tahapan ketiga dikenal dengan istilah fase lumpur hitam (Hama' Masnun). Fase ini terjadi setelah fase kedua berlangsung lama sehingga menjadi lumpur hitam yang berbau dan berubah bentuk.
Fase ini disebutkan tiga kali dalam Surah Al-Hijr Ayat 26, 28 dan 33. Pada Ayat 26 berbunyi: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (QS Al-Hijr: 26)
4. Fase Shalshal kal Fakhkhor (Tembikar)
Fase keempat ini disebut dengan Shalshal kal Fakhkhar. Fase ini diceritakan oleh Al-Qur'an pada empat tempat. Tiga tempat pada Surat Al-hijr yang bersamaan dengan fase ketiga. Sedangkan yang keempat terdapat pada Surah Ar-Rahman Ayat 14, Allah berfirman:"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (QS Ar-Rahman: Ayat 14)
Lumpur hitam (hama' masnun) seperti pada fase ketiga, lalu diberi bentuk sebagaimana manusia dalam keadaan berlubang atau kosong. Bentuk manusia yang diciptakan Allah adalah bentuk yang terbaik dari hewan-hewan yang ada.
Allah berfirman:
لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِىۡۤ اَحۡسَنِ تَقۡوِيۡمٍ
Artinya: "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS at-Tin: Ayat 4)
Keadaan ini (calon manusia yang sudah dibentuk) jika kering karena panas matahari misalnya, dinamakan Shalshal. Dinamakan demikian karena benda ini jika tertiup angin akan bersuara (shalshalah).
Setelah fase ini, barulah masuk fase berikutnya, yaitu fase penghembusan ruh dimana "orang-orangan" dari tanah liat itu, atas izin Allah, akhirnya menjadi manusia yang hidup dan bisa bergerak yang disebut dengan "basyar".
Menurut keterangan Syaikh Ahmad Al-Misry, tubuh Nabi Adam diselubungi dalam waktu 120 tahun, yaitu 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam dan berbau.
Dari situ, Allah Ta'ala mengubah tubuh Nabi Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena diciptakan dari tanah, Malaikat dan Iblis pun memandang rendah akan kejadian manusia.
Setelah Allah menyempurnakan wujud Nabi Adam, para Malaikat dan Iblis diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam. Maka ketika Allah memerintahkan Malaikat sujud, semua bersujud kecuali Iblis. Dia pun terusir dari surga karena kesombongannya.
Demikian proses penciptaan Nabi Adam yang sangat sempurna. Inilah satu tanda kebesaran Allah dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wallahu A'lam
(rhs)