Tak Percaya Berkah, Ini Jawaban Syeikh Ibrahim kepada Seorang Kafir Zindiq
Rabu, 01 Juli 2020 - 17:24 WIB
Syeikh Ibrahim bin Adham RA (wafat 160 Hijriyah/777 Masehi) adalah seorang ulama sufi yang dikenal zuhud kelahiran Balkh (sekarang Afghanistan). Beliau punya kisah menarik pernah berdebat dengan seorang kafir zindik . Istilah zindik dinisbahkan kepada orang-orang yang antiagama.
Dikisahkan, suatu ketika Syeikh Ibrahim bertemu dengan seorang kafir zindiq. Beliau terlibat dialog dengan kafir zindiq yang tidak percaya akan eksistensi berkah. Zindiq itu berkelakar: "Yang namanya berkah itu jelas tidak ada (hanya mitos)". (Baca Juga: Kisah Ibrahim bin Adham yang Bertobat karena Burung Gagak)
Mendengar itu, Syeikh Ibrahim menanggapi pernyataannya: "Pernahkah kamu melihat anjing dan kambing?" Zindiq menjawab: "Iya, tentu."
Lalu Syeikh Ibrahim bertanya: "Mana dari keduanya yang lebih banyak berreproduksi dalam melahirkan anak-anaknya?"
"Pastinya anjing, anjing bisa melahirkan sampai 7 anak anjing sekaligus. Sedangkan kambing hanya mampu melahirkan setidaknya hanya 3 anak kambing saja," kawab si Zindiq.
Syeikh Ibrahim: "Coba perhatikan lagi di sekelilingmu, manakah yang lebih banyak populasinya antara anjing dan kambing?"
Zindiq menjawab: "Aku lihat kambing lebih mendominasi, jumlahnya lebih banyak dibandingkan anjing". ( )
Syeikh Ibrahim kemudian bertanya: "Bukankah kambing itu sering disembelih? Entah itu untuk keperluan hidangan jamuan tamu, prosesi kurban Idul Adha, acara Aqiqah, atau momen istimewa dan hajat lainnya? Tapi ajaibnya spesies kambing tidak kunjung punah dan bahkan jumlahnya justru nampak melebihi anjing".
Mendengar itu, Zindiq tidak membantahnya. "Iya, iya, betul sekali."
"Begitulah gambaran berkah," jelas Syeikh Ibrahim.
Zindiq pun berkata: "Jika tamsilnya begitu, lalu kenapa justru kambing yang mendapat berkah, bukan anjing?"
Syeikh Ibrahim Bin Adham kemudian menutup dialog itu dengan jawaban yang cukup menyentil:
لأن الأغنام تنوم أول الليل و تصحى قبل الفجر فتدرك وقت الرحمة فتنزل عليها البركة. وأما الكلاب تنبح طول الليل فإذا دَنا وقت الفجر هجست ونامت ويفوت عليها وقت الرحمة فتنزع منها البركة
"Karena kambing lebih memilih tidur di awal malam tapi, ia selalu bangun sebelum fajar, di saat itulah ia mendapati waktu yg penuh dengan rahmat, hingga akhirnya turunlah Berkah kepadanya. Beda halnya dengan anjing, ia doyan menggonggong sepanjang malam, tetapi di saat menjelang fajar ia malah pergi tidur sampai melewatkan saat-saat turunnya kucuran rahmat dan ia pun tidak kebagian berkah".
Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi disebutkan bahwa berkah memiliki dua arti. Pertama, yakni bertumbuh, berkembang atau bertambah. Kedua, yakni kebaikan yang berkesinambungan. Menurut Imam An-Nawawi, asal makna berkah ialah kebaikan yang banyak dan abadi.
Dalam satu hadis Nabi disebut bahwa waktu fajar adalah waktu yang penuh berkah. Disebut berkah karena di dalamnya terdapat banyak kebaikan. Saking berkahnya waktu tersebut, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memanjatkan doa:
"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya".
( )
Wallahu A'lam
Dikisahkan, suatu ketika Syeikh Ibrahim bertemu dengan seorang kafir zindiq. Beliau terlibat dialog dengan kafir zindiq yang tidak percaya akan eksistensi berkah. Zindiq itu berkelakar: "Yang namanya berkah itu jelas tidak ada (hanya mitos)". (Baca Juga: Kisah Ibrahim bin Adham yang Bertobat karena Burung Gagak)
Mendengar itu, Syeikh Ibrahim menanggapi pernyataannya: "Pernahkah kamu melihat anjing dan kambing?" Zindiq menjawab: "Iya, tentu."
Lalu Syeikh Ibrahim bertanya: "Mana dari keduanya yang lebih banyak berreproduksi dalam melahirkan anak-anaknya?"
"Pastinya anjing, anjing bisa melahirkan sampai 7 anak anjing sekaligus. Sedangkan kambing hanya mampu melahirkan setidaknya hanya 3 anak kambing saja," kawab si Zindiq.
Syeikh Ibrahim: "Coba perhatikan lagi di sekelilingmu, manakah yang lebih banyak populasinya antara anjing dan kambing?"
Zindiq menjawab: "Aku lihat kambing lebih mendominasi, jumlahnya lebih banyak dibandingkan anjing". ( )
Syeikh Ibrahim kemudian bertanya: "Bukankah kambing itu sering disembelih? Entah itu untuk keperluan hidangan jamuan tamu, prosesi kurban Idul Adha, acara Aqiqah, atau momen istimewa dan hajat lainnya? Tapi ajaibnya spesies kambing tidak kunjung punah dan bahkan jumlahnya justru nampak melebihi anjing".
Mendengar itu, Zindiq tidak membantahnya. "Iya, iya, betul sekali."
"Begitulah gambaran berkah," jelas Syeikh Ibrahim.
Zindiq pun berkata: "Jika tamsilnya begitu, lalu kenapa justru kambing yang mendapat berkah, bukan anjing?"
Syeikh Ibrahim Bin Adham kemudian menutup dialog itu dengan jawaban yang cukup menyentil:
لأن الأغنام تنوم أول الليل و تصحى قبل الفجر فتدرك وقت الرحمة فتنزل عليها البركة. وأما الكلاب تنبح طول الليل فإذا دَنا وقت الفجر هجست ونامت ويفوت عليها وقت الرحمة فتنزع منها البركة
"Karena kambing lebih memilih tidur di awal malam tapi, ia selalu bangun sebelum fajar, di saat itulah ia mendapati waktu yg penuh dengan rahmat, hingga akhirnya turunlah Berkah kepadanya. Beda halnya dengan anjing, ia doyan menggonggong sepanjang malam, tetapi di saat menjelang fajar ia malah pergi tidur sampai melewatkan saat-saat turunnya kucuran rahmat dan ia pun tidak kebagian berkah".
Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi disebutkan bahwa berkah memiliki dua arti. Pertama, yakni bertumbuh, berkembang atau bertambah. Kedua, yakni kebaikan yang berkesinambungan. Menurut Imam An-Nawawi, asal makna berkah ialah kebaikan yang banyak dan abadi.
Dalam satu hadis Nabi disebut bahwa waktu fajar adalah waktu yang penuh berkah. Disebut berkah karena di dalamnya terdapat banyak kebaikan. Saking berkahnya waktu tersebut, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memanjatkan doa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya".
( )
Wallahu A'lam
(rhs)