Kisah Nabi Ibrahim Meminta Syafaat untuk Ayahnya di Hari Kiamat
Minggu, 04 September 2022 - 15:32 WIB
Nabi Ibrahim as meminta syafaat untuk ayahnya, Azar, pada hari kiamat , tatkala kekasih Allah SWT ini menjumpai ayahnya yang sengsara. Azar berada dalam kondisi yang sangat nista melebihi pada orang-orang kafir dalam hal kehinaan, kenistaan, penuh debu, dan kehitaman. Lalu, Ibrahim yang menjadi iba menghadap kepada Rabbnya meminta tidak dipermalukan di hari pembalasan.
Dr Umar Sulaiman Al-Asygar dalam bukunya berjudul "Ashash al Ghaib fii Shahih al-Hadits an-Nabawi" yang telah diterjemahkan Drs Asmuni menjadi "Kisah-Kisah Gaib dalam Hadits Shahih"menukil sebuah hadis dari Abu Hurairah ra , dari Nabi SAW terkait kisah tersebut.
"Wahai Rabbku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Kehinaan seperti apa yang lebih hina daripada ayahku yang jauh?" ujar Ibrahim bermohon kepada Allah SWT agar ayahnya diampuni dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.
Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Kuharamkan surga bagi orang-orang kafir.” Kemudian dikatakan, “Wahai Ibrahim, apa yang ada di bawah kedua kakimu?" Maka, dia pun melihat dan ternyata dia adalah seekor hyena, sehingga ditangkap kaki-kakinya, lalu dilemparkan ke dalam neraka.”
Umar Sulaiman menjelaskan kisah tersebut sebagaimana tertuang dalam hadis yang ditakhrij Al-Bukhari dalam Kitab Ahadits Al-Anbiya.
Di dalam al-Quran telah digambarkan bahwa Nabi Ibrahim sudah berusaha keras untuk memberikan petunjuk kepada ayahnya ketika di dunia. Dia sampaikan nasihat, pengertian, dan pengajaran, wejangan, dan arahan kepadanya. Akan tetapi, ayahnya enggan, dia hanya tetap menganut pada ajaran agama dari para nenek moyang mereka: menyembah berhala dan patung-patung.
Sebaliknya, Azar justru menyingkirkan anaknya sendiri dengan alasan keluar dari ketaatan kepadanya dan agama nenek moyang. Dia juga meminta anaknya agar menjauhi dirinya dan agar tidak pernah lagi kembali kepadanya.
Surat Maryam
Kisah Ibrahim menasihati ayahnya ini antara lain bisa dijumpai dalam QS Maryam ayat 41-46.
وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا
41. Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi.
اِذۡ قَالَ لِاَبِيۡهِ يٰۤـاَبَتِ لِمَ تَعۡبُدُ مَا لَا يَسۡمَعُ وَلَا يُبۡصِرُ وَ لَا يُغۡنِىۡ عَنۡكَ شَيۡــًٔـا
42. (Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun?
يٰۤـاَبَتِ اِنِّىۡ قَدۡ جَآءَنِىۡ مِنَ الۡعِلۡمِ مَا لَمۡ يَاۡتِكَ فَاتَّبِعۡنِىۡۤ اَهۡدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا
43. Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
يٰۤـاَبَتِ لَا تَعۡبُدِ الشَّيۡطٰنَ ؕ اِنَّ الشَّيۡطٰنَ كَانَ لِلرَّحۡمٰنِ عَصِيًّا
44. Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
يٰۤاَبَتِ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اَنۡ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحۡمٰنِ فَتَكُوۡنَ لِلشَّيۡطٰنِ وَلِيًّا
Dr Umar Sulaiman Al-Asygar dalam bukunya berjudul "Ashash al Ghaib fii Shahih al-Hadits an-Nabawi" yang telah diterjemahkan Drs Asmuni menjadi "Kisah-Kisah Gaib dalam Hadits Shahih"menukil sebuah hadis dari Abu Hurairah ra , dari Nabi SAW terkait kisah tersebut.
"Wahai Rabbku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Kehinaan seperti apa yang lebih hina daripada ayahku yang jauh?" ujar Ibrahim bermohon kepada Allah SWT agar ayahnya diampuni dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.
Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Kuharamkan surga bagi orang-orang kafir.” Kemudian dikatakan, “Wahai Ibrahim, apa yang ada di bawah kedua kakimu?" Maka, dia pun melihat dan ternyata dia adalah seekor hyena, sehingga ditangkap kaki-kakinya, lalu dilemparkan ke dalam neraka.”
Umar Sulaiman menjelaskan kisah tersebut sebagaimana tertuang dalam hadis yang ditakhrij Al-Bukhari dalam Kitab Ahadits Al-Anbiya.
Di dalam al-Quran telah digambarkan bahwa Nabi Ibrahim sudah berusaha keras untuk memberikan petunjuk kepada ayahnya ketika di dunia. Dia sampaikan nasihat, pengertian, dan pengajaran, wejangan, dan arahan kepadanya. Akan tetapi, ayahnya enggan, dia hanya tetap menganut pada ajaran agama dari para nenek moyang mereka: menyembah berhala dan patung-patung.
Sebaliknya, Azar justru menyingkirkan anaknya sendiri dengan alasan keluar dari ketaatan kepadanya dan agama nenek moyang. Dia juga meminta anaknya agar menjauhi dirinya dan agar tidak pernah lagi kembali kepadanya.
Surat Maryam
Kisah Ibrahim menasihati ayahnya ini antara lain bisa dijumpai dalam QS Maryam ayat 41-46.
وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا
41. Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi.
اِذۡ قَالَ لِاَبِيۡهِ يٰۤـاَبَتِ لِمَ تَعۡبُدُ مَا لَا يَسۡمَعُ وَلَا يُبۡصِرُ وَ لَا يُغۡنِىۡ عَنۡكَ شَيۡــًٔـا
42. (Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun?
يٰۤـاَبَتِ اِنِّىۡ قَدۡ جَآءَنِىۡ مِنَ الۡعِلۡمِ مَا لَمۡ يَاۡتِكَ فَاتَّبِعۡنِىۡۤ اَهۡدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا
43. Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
يٰۤـاَبَتِ لَا تَعۡبُدِ الشَّيۡطٰنَ ؕ اِنَّ الشَّيۡطٰنَ كَانَ لِلرَّحۡمٰنِ عَصِيًّا
44. Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
يٰۤاَبَتِ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اَنۡ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحۡمٰنِ فَتَكُوۡنَ لِلشَّيۡطٰنِ وَلِيًّا