Amalan Sahabat Pemilik 2 Sayap di Surga, Salah Satunya Tidak Berbohong
Kamis, 08 September 2022 - 05:10 WIB
Satu-satunya sahabat Nabi yang mendapat kemuliaan terbang dengan kedua sayapnya di Surga ialah Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Ja'far adalah saudara kandung dari Ali bin Abi Thalib yang juga sepupu Nabi Muhammad SAW.
Beliau dijuluki Ja'far At-Thayyar atau Ja'far sang burung terbang. Apa yang membuat beliau mendapat keistimewaan semulia itu? Selain dikenal sebagai Syuhada di perang Mu'tah, Ja'far ternyata memiliki amalan luar biasa semasa hidupnya. Ada tiga amalan beliau yang dibenarkan oleh Malaikat Jibril.
Pada perang Mut'ah melawan ratusan ribu pasukan Romawi Tahun 629 (awal 8 Hijriyah), Sayyidina Ja'far bertempur hingga titik darah penghabisan. Perjuangan sangat heroik hingga diabadikan dalam Sirah Nabawiyah.
Ketika Zaid bin Haritsah wafat pada pertempuran itu, bendera Rasulullah yang semula dipegangnya diraih oleh Ja'far. Saat memegang bendera itu, tangan kanan Ja'far terputus ditebas pasukan Romawi. Beliau menggenggam bendera Rasulullah di tangan kirinya. Ketika tangan kirinya putus, beliau berusaha merangkul bendera itu dengan kedua lengannya.
Ja'far bertempur sampai titi darah penghabisan. Beliau Syahid dengan 80 luka tusuk di tubuhnya. Riwayat lain menyebut 50 bekas luka tombak dan pedang saat mempertahankan bendera Rasulullah. Saat menjelang wafatnya, Ja'far berkata: "Aku ingin berbuka di surga."
Allah mengganti kedua tangannya dengan dua sayap di Surga. Beliau dapat terbang ke mana saja yang beliau inginkan.
Amalan Ja'far bin Abi Thalib
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menceritakan amalan Sayyidina Ja'far dalam Kitab Al-Mawaizh Al-Usfuriyah. Amalan ini patut kita jadikan pelajaran dan hikmah berharga.
Diriwayatkan dari Ali bin Husain, dari kakeknya, dari Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bahwa Beliau bersabda: "Empat hal yang apabila ada pada diri seseorang maka Islamnya telah sempurna meskipun dari kepala sampai telapak kaki terdapat kesalahan-kesalahan dosa. Empat hal itu adalah jujur, syukur, malu dan berakhlak baik."
Diceritakan bahwa Ja'far at-Thayyar bahwa samasa hidupnya beliau tidak pernah berbohong. Ketika beliau meninggal dunia, Allah memberinya dua sayap hijau yang dipenuhi dengan intan dan mutiara yang dapat ia gunakan untuk terbang bersama para Malaikat.
Suatu hari, Rasulullah SAW bertanya kepadanya: "Hai Ja'far! Hai anak Abu Thalib! Dengan amalan apa kamu bisa mencapai tingkatan kemuliaan ini (diberi dua sayap oleh Allah)?
Ja'far menjawab: "Aku tidak tahu. Hanya saja aku menghindari 3 (tiga) hal pada waktu masa kekufuran dan keislaman." Rasulullah bertanya, "Apa tiga hal itu?"
Ja'far menjawab: "Aku tidak berbohong, tidak berzina dan juga tidak pernah mabuk pada masa kekufuran dan keislaman."
Tiga hal itu memang haram pada masa keislaman. "Lantas atas dasar apa kamu menghindari 3 hal tersebut pada masa kekufuran?" tanya Rasulullah.
Ja'far menjawab: "Aku berpikir dalam hal berbicara bahwa orang yang berbohong dalam bicaranya maka ia adalah orang yang dicurigai di kalangan masyarakat dan ia akan merasa malu jika ketahuan bohong. Oleh karena ini, aku menghindari berbohong."
"Aku berpikir dalam hal perzinahan bahwa misalnya orang yang berzina dengan istriku, putriku atau saudariku maka orang itu telah melukaiku dan aku tidak akan memaafkannya. Begitu juga jika aku berzina dengan wanita lain maka orang lainpun tidak akan memaafkanku. Oleh karena ini aku menghindari perzinahan."
"Adapun aku enggan mabuk maka aku tahu kalau orang-orang pasti menginginkan akal yang mereka miliki bisa senantiasa bertambah kualitasnya. Sedangkan orang yang mabuk pasti kehilangan kesadaran akalnya, berbicara sembarangan, dan ditertawakan orang banyak. Oleh karena ini, aku menghindari mabuk."
Kemudian Malaikat Jibril datang dan berkata kepada Rasulullah: "Ja'far benar. Allah memberinya dua sayap karena ia menghindari tiga hal tersebut."
Wallahu A'lam
Beliau dijuluki Ja'far At-Thayyar atau Ja'far sang burung terbang. Apa yang membuat beliau mendapat keistimewaan semulia itu? Selain dikenal sebagai Syuhada di perang Mu'tah, Ja'far ternyata memiliki amalan luar biasa semasa hidupnya. Ada tiga amalan beliau yang dibenarkan oleh Malaikat Jibril.
Pada perang Mut'ah melawan ratusan ribu pasukan Romawi Tahun 629 (awal 8 Hijriyah), Sayyidina Ja'far bertempur hingga titik darah penghabisan. Perjuangan sangat heroik hingga diabadikan dalam Sirah Nabawiyah.
Ketika Zaid bin Haritsah wafat pada pertempuran itu, bendera Rasulullah yang semula dipegangnya diraih oleh Ja'far. Saat memegang bendera itu, tangan kanan Ja'far terputus ditebas pasukan Romawi. Beliau menggenggam bendera Rasulullah di tangan kirinya. Ketika tangan kirinya putus, beliau berusaha merangkul bendera itu dengan kedua lengannya.
Ja'far bertempur sampai titi darah penghabisan. Beliau Syahid dengan 80 luka tusuk di tubuhnya. Riwayat lain menyebut 50 bekas luka tombak dan pedang saat mempertahankan bendera Rasulullah. Saat menjelang wafatnya, Ja'far berkata: "Aku ingin berbuka di surga."
Allah mengganti kedua tangannya dengan dua sayap di Surga. Beliau dapat terbang ke mana saja yang beliau inginkan.
Amalan Ja'far bin Abi Thalib
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menceritakan amalan Sayyidina Ja'far dalam Kitab Al-Mawaizh Al-Usfuriyah. Amalan ini patut kita jadikan pelajaran dan hikmah berharga.
Diriwayatkan dari Ali bin Husain, dari kakeknya, dari Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bahwa Beliau bersabda: "Empat hal yang apabila ada pada diri seseorang maka Islamnya telah sempurna meskipun dari kepala sampai telapak kaki terdapat kesalahan-kesalahan dosa. Empat hal itu adalah jujur, syukur, malu dan berakhlak baik."
Diceritakan bahwa Ja'far at-Thayyar bahwa samasa hidupnya beliau tidak pernah berbohong. Ketika beliau meninggal dunia, Allah memberinya dua sayap hijau yang dipenuhi dengan intan dan mutiara yang dapat ia gunakan untuk terbang bersama para Malaikat.
Suatu hari, Rasulullah SAW bertanya kepadanya: "Hai Ja'far! Hai anak Abu Thalib! Dengan amalan apa kamu bisa mencapai tingkatan kemuliaan ini (diberi dua sayap oleh Allah)?
Ja'far menjawab: "Aku tidak tahu. Hanya saja aku menghindari 3 (tiga) hal pada waktu masa kekufuran dan keislaman." Rasulullah bertanya, "Apa tiga hal itu?"
Ja'far menjawab: "Aku tidak berbohong, tidak berzina dan juga tidak pernah mabuk pada masa kekufuran dan keislaman."
Tiga hal itu memang haram pada masa keislaman. "Lantas atas dasar apa kamu menghindari 3 hal tersebut pada masa kekufuran?" tanya Rasulullah.
Ja'far menjawab: "Aku berpikir dalam hal berbicara bahwa orang yang berbohong dalam bicaranya maka ia adalah orang yang dicurigai di kalangan masyarakat dan ia akan merasa malu jika ketahuan bohong. Oleh karena ini, aku menghindari berbohong."
"Aku berpikir dalam hal perzinahan bahwa misalnya orang yang berzina dengan istriku, putriku atau saudariku maka orang itu telah melukaiku dan aku tidak akan memaafkannya. Begitu juga jika aku berzina dengan wanita lain maka orang lainpun tidak akan memaafkanku. Oleh karena ini aku menghindari perzinahan."
"Adapun aku enggan mabuk maka aku tahu kalau orang-orang pasti menginginkan akal yang mereka miliki bisa senantiasa bertambah kualitasnya. Sedangkan orang yang mabuk pasti kehilangan kesadaran akalnya, berbicara sembarangan, dan ditertawakan orang banyak. Oleh karena ini, aku menghindari mabuk."
Kemudian Malaikat Jibril datang dan berkata kepada Rasulullah: "Ja'far benar. Allah memberinya dua sayap karena ia menghindari tiga hal tersebut."
Wallahu A'lam
(rhs)