Kisah Utbah bin Rabi'ah Merayu Rasulullah SAW Malah Tersihir Al-Qur'an
Sabtu, 10 September 2022 - 14:38 WIB
3. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,
بَشِيۡرًا وَّنَذِيۡرًا ۚ فَاَعۡرَضَ اَكۡثَرُهُمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُوۡنَ
4. yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan.
وَقَالُوۡا قُلُوۡبُنَا فِىۡۤ اَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدۡعُوۡنَاۤ اِلَيۡهِ وَفِىۡۤ اٰذَانِنَا وَقۡرٌ وَّمِنۡۢ بَيۡنِنَا وَبَيۡنِكَ حِجَابٌ فَاعۡمَلۡ اِنَّنَا عٰمِلُوۡنَ
5. Dan mereka berkata, "Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesungguhnya kami akan melakukan (sesuai kehendak kami)."
Utbah lantas menemui kaumnya. Para kawannya melihat, wajah Utbah berubah usai bertemu Rasulullah jika dibandingkan sebelum bertemu sang pembawa risalah Islam itu.
"Apa yang terjadi denganmu, wahai Abul Walid?” tanya seseorang.
Utbah menjawab, “Tadi aku mendengar suatu perkataan—yang demi Tuhan tidak pernah kudengarkan yang seperti itu sama sekali. Demi Tuhan, itu bukan syair, bukan ucapan tukang sihir dan tenung. Wahai orang-orang Quraisy, turutilah aku dan serahkanlah masalah ini kepadaku. Biarkan orang itu (Muhammad) dengan urusannya, dan jangan ganggu dia!"
Melihat kawan-kawannya terdiam, Utbah melanjutkan perkataannya. "Demi Allah, perkataannya yang kudengarkan tadi benar-benar menjadi berita besar jika bangsa Arab menerimanya. Jika dapat menguasai bangsa Arab, maka kerajaannya akan menjadi kerajaan kalian pula dan kemuliannya menjadi kemuliaan kalian juga."
Ahli Sihir
Sementara itu, Imam ‘Abdu bin Humaid meriwayatkan dalam Musnad-nya, dengan sanad dari Jabir bin ‘Abdullah, dia berkata:
Pada suatu hari kaum Quraisy berkumpul, lalu mereka berkata: “Perhatikan orang yang paling mengetahui di antara kalian tentang sihir, perdukunan dan syi’ir! Hendaklah dia mendatangi lelaki ini (yaitu, Muhammad SAW) yang memecah-belah persatuan kita, mencerai-beraikan urusan kita dan mencela agama kita. Hendaklah ia mengajaknya berbicara dan menunjukkan bantahannya”.
Kata mereka, ”Kami tidak mengetahui (orang seperti itu) selain ‘Utbah bin Rabi’ah,” mereka (pun) berkata: “Engkau, wahai Abul Walid (kunyah Utbah, Red.)”.
‘Utbah pun mendatangi Nabi SAW seraya berkata: “Wahai, Muhammad. Kamu yang lebih baik, ataukah Abdullah?”
Rasulullah SAW diam tidak menjawab. (Maka) Utbah berkata lagi : “Engkau yang lebih baik, ataukah Abdul Muthalib?”
Rasulullah SAW (tetap) diam tidak memberikan jawaban. Kemudian ‘Utbah berkata:
“Jika engkau meyakini bahwa mereka lebih baik darimu, maka (ketahuilah), mereka itu telah menyembah tuhan-tuhan yang engkau cela! Jika engkau yakin, engkau lebih baik dari mereka, maka jawablah agar kami bisa mendengar ucapanmu."
"Demi Allah, sesungguhnya kami tidak pernah melihat seorang lelaki yang lebih membuat kaumnya merasa bosan dari pada engkau. Engkau telah memecah pesatuan kami, engkau cerai-beraikan urusan kami, engkau cela agama kami dan engkau cemarkan nama baik kami di mata orang Arab. Sehingga tersebar berita di tengah mereka, bahwa di tengah kaum Quraisy ada seorang penyihir, ada tukang tenung."
بَشِيۡرًا وَّنَذِيۡرًا ۚ فَاَعۡرَضَ اَكۡثَرُهُمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُوۡنَ
4. yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan.
وَقَالُوۡا قُلُوۡبُنَا فِىۡۤ اَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدۡعُوۡنَاۤ اِلَيۡهِ وَفِىۡۤ اٰذَانِنَا وَقۡرٌ وَّمِنۡۢ بَيۡنِنَا وَبَيۡنِكَ حِجَابٌ فَاعۡمَلۡ اِنَّنَا عٰمِلُوۡنَ
5. Dan mereka berkata, "Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesungguhnya kami akan melakukan (sesuai kehendak kami)."
Utbah lantas menemui kaumnya. Para kawannya melihat, wajah Utbah berubah usai bertemu Rasulullah jika dibandingkan sebelum bertemu sang pembawa risalah Islam itu.
"Apa yang terjadi denganmu, wahai Abul Walid?” tanya seseorang.
Utbah menjawab, “Tadi aku mendengar suatu perkataan—yang demi Tuhan tidak pernah kudengarkan yang seperti itu sama sekali. Demi Tuhan, itu bukan syair, bukan ucapan tukang sihir dan tenung. Wahai orang-orang Quraisy, turutilah aku dan serahkanlah masalah ini kepadaku. Biarkan orang itu (Muhammad) dengan urusannya, dan jangan ganggu dia!"
Melihat kawan-kawannya terdiam, Utbah melanjutkan perkataannya. "Demi Allah, perkataannya yang kudengarkan tadi benar-benar menjadi berita besar jika bangsa Arab menerimanya. Jika dapat menguasai bangsa Arab, maka kerajaannya akan menjadi kerajaan kalian pula dan kemuliannya menjadi kemuliaan kalian juga."
Ahli Sihir
Sementara itu, Imam ‘Abdu bin Humaid meriwayatkan dalam Musnad-nya, dengan sanad dari Jabir bin ‘Abdullah, dia berkata:
Pada suatu hari kaum Quraisy berkumpul, lalu mereka berkata: “Perhatikan orang yang paling mengetahui di antara kalian tentang sihir, perdukunan dan syi’ir! Hendaklah dia mendatangi lelaki ini (yaitu, Muhammad SAW) yang memecah-belah persatuan kita, mencerai-beraikan urusan kita dan mencela agama kita. Hendaklah ia mengajaknya berbicara dan menunjukkan bantahannya”.
Kata mereka, ”Kami tidak mengetahui (orang seperti itu) selain ‘Utbah bin Rabi’ah,” mereka (pun) berkata: “Engkau, wahai Abul Walid (kunyah Utbah, Red.)”.
‘Utbah pun mendatangi Nabi SAW seraya berkata: “Wahai, Muhammad. Kamu yang lebih baik, ataukah Abdullah?”
Rasulullah SAW diam tidak menjawab. (Maka) Utbah berkata lagi : “Engkau yang lebih baik, ataukah Abdul Muthalib?”
Rasulullah SAW (tetap) diam tidak memberikan jawaban. Kemudian ‘Utbah berkata:
“Jika engkau meyakini bahwa mereka lebih baik darimu, maka (ketahuilah), mereka itu telah menyembah tuhan-tuhan yang engkau cela! Jika engkau yakin, engkau lebih baik dari mereka, maka jawablah agar kami bisa mendengar ucapanmu."
"Demi Allah, sesungguhnya kami tidak pernah melihat seorang lelaki yang lebih membuat kaumnya merasa bosan dari pada engkau. Engkau telah memecah pesatuan kami, engkau cerai-beraikan urusan kami, engkau cela agama kami dan engkau cemarkan nama baik kami di mata orang Arab. Sehingga tersebar berita di tengah mereka, bahwa di tengah kaum Quraisy ada seorang penyihir, ada tukang tenung."