Polemik Cuitan Eko Kuntadhi, Ini Nasihat Kiyai Yusuf Aman
Kamis, 15 September 2022 - 16:25 WIB
Sekretaris Umum MUI DKI Jakarta KH Yusuf Aman angkat bicara terkait cuitan kasar pegiat media sosial Eko Kuntadhi terhadap Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra (Ning Imaz). Meski telah meminta maaf, Eko Kuntadhi banjir kritikan dari berbagai pihak.
Apa yang disampaikan Eko Kuntadhi terkait potongan video ceramah Ustazah Imaz sangat disesalkan. Cuitan Eko Kuntadhi seakan menumpuk jerami perpecahan umat.
"Islam mengajarkan bahwa sebelum tiba waktumu bicara diamlah dulu, pikirkan dan renungkan kembali perlukah hal itu disampaikan," kata KH Yusuf Aman kepada SINDOnews.
Untuk diketahui, Ning Imaz merupakan representative kader istimewa NU yang memiliki turunan dan tingkat keilmuan yang cukup tinggi. Warga NU biasa memberikan apresiasi dan penghormatan bagi Kiyai, Nyai dan turunannya yang biasa dipanggil Gus dan Ning.
Dalam perkembangannya, Eko Kuntadhi telah menyatakan meminta maaf kepada Ning Imaz dan menghapus Twit-nya, namun banyak pihak tetap meminta kasus ini dibuka, bahkan beberapa meminta diproses secara hukum.
Hal ini tidak dapat disalahkan mengingat hinaan sudah dilontarkan kehadapan publik yang tidak dapat dihilangkan meski sudah dihapus di akun pencetusnya.
Kasus Eko dan Ning Imaz tentu tak sekadar ucapan hinaan sederhana di Twit yang setelah dihapus maka hilang efeknya. Efek ini berimbas panjang menuai pro kontra serta bisa saja mengubah arah kerukunan menjadi perpecahan di tengah masyarakat.
Beberapa kasus penghinaan kerap kali hadir di media sosial dan setiap hadirnya selalu membuka tumpukan jerami perpecahan semakin tinggi, padat, dan berat untuk dilerai.
"Kami menyayangkan adanya orang-orang yang bermain di ranah ini. Mari Bersama melepas jerami perpecahan dan menggantinya dengan berlomba merukunkan umat," kata Kiyai Yusuf Aman.
Kiyai Yusuf Aman mengajak seluruh masyarakat, pegiat media sosial, hingga influencer untuk sama-sama menampilkan kebaikan sehingga kerukunan tetap terjaga meskipun tahun politik sudah di depan mata.
Layaknya bait syair Ebit G Ade: "Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih bersih. Suci lahir dan di dalam batin. Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat."
Lihat Juga: Kisah Mantan Ratu Kecantikan Banting Setir Jadi Penceramah, Tobat usai Rumah Tangga Kandas
Apa yang disampaikan Eko Kuntadhi terkait potongan video ceramah Ustazah Imaz sangat disesalkan. Cuitan Eko Kuntadhi seakan menumpuk jerami perpecahan umat.
"Islam mengajarkan bahwa sebelum tiba waktumu bicara diamlah dulu, pikirkan dan renungkan kembali perlukah hal itu disampaikan," kata KH Yusuf Aman kepada SINDOnews.
Untuk diketahui, Ning Imaz merupakan representative kader istimewa NU yang memiliki turunan dan tingkat keilmuan yang cukup tinggi. Warga NU biasa memberikan apresiasi dan penghormatan bagi Kiyai, Nyai dan turunannya yang biasa dipanggil Gus dan Ning.
Dalam perkembangannya, Eko Kuntadhi telah menyatakan meminta maaf kepada Ning Imaz dan menghapus Twit-nya, namun banyak pihak tetap meminta kasus ini dibuka, bahkan beberapa meminta diproses secara hukum.
Hal ini tidak dapat disalahkan mengingat hinaan sudah dilontarkan kehadapan publik yang tidak dapat dihilangkan meski sudah dihapus di akun pencetusnya.
Kasus Eko dan Ning Imaz tentu tak sekadar ucapan hinaan sederhana di Twit yang setelah dihapus maka hilang efeknya. Efek ini berimbas panjang menuai pro kontra serta bisa saja mengubah arah kerukunan menjadi perpecahan di tengah masyarakat.
Beberapa kasus penghinaan kerap kali hadir di media sosial dan setiap hadirnya selalu membuka tumpukan jerami perpecahan semakin tinggi, padat, dan berat untuk dilerai.
"Kami menyayangkan adanya orang-orang yang bermain di ranah ini. Mari Bersama melepas jerami perpecahan dan menggantinya dengan berlomba merukunkan umat," kata Kiyai Yusuf Aman.
Kiyai Yusuf Aman mengajak seluruh masyarakat, pegiat media sosial, hingga influencer untuk sama-sama menampilkan kebaikan sehingga kerukunan tetap terjaga meskipun tahun politik sudah di depan mata.
Layaknya bait syair Ebit G Ade: "Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih bersih. Suci lahir dan di dalam batin. Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat."
Lihat Juga: Kisah Mantan Ratu Kecantikan Banting Setir Jadi Penceramah, Tobat usai Rumah Tangga Kandas
(rhs)