Kisah Raja Tubba' Batalkan Serang Madinah dan Robohkan Kakbah karena Nasihat Rabi Yahudi

Rabu, 21 September 2022 - 05:15 WIB
Kemudian Ibnu Asakir mengetengahkan riwayat yang melarang mencaci dan melaknat Tubba'. Seakan-akan pada awalnya Tubba' kafir, lalu masuk Islam dan mengikuti agama Musa as di tangan pendeta-pendeta Yahudi di masa itu yang berada pada jalan kebenaran sebelum Al-Masih diutus.

Ibnu Katsir mengatakan sesungguhnya Tubba' yang diisyaratkan di dalam Al-Qur'an ini kaumnya masuk Islam di tangannya, kemudian setelah ia wafat kaumnya kembali kepada kesesatan, yaitu menyembah berhala dan api. Maka Allah mengazab mereka, sebagaimana yang disebutkan di dalam tafsir surat Saba'.

Nama Asli

Tubba' yang berhaji itu adalah Tubba' yang pertengahan, nama aslinya adalah As'ad alias Abu Kuraib ibnu Malyakrib Al-Yamani. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa dia menjadi raja kaumnya selama 326 tahun; tiada seorang raja pun di Himyar yang masa pemerintahannya lebih lama daripada dia. Dia meninggal dunia sebelum Nabi SAW diutus dalam kurun waktu 700 tahun sebelumnya.

Para ahli sejarah menceritakan bahwa ketika dua rabi Yahudi Madinah itu menceritakan kepada Tubba' bahwa negeri ini (yakni Madinah) kelak akan menjadi tempat hijrah nabi akhir zaman yang bernama Ahmad. Maka Tubba' membuat sya'ir mengenai hal tersebut untuk penduduk Madinah, dan mereka melestarikannya dengan meriwayatkannya secara turun-temurun, generasi demi generasi, dari pendahulu mereka kepada generasi berikutnya.

Menurut Ibnu Katsir, termasuk orang yang hafal syair tersebut adalah Abu Ayyub Khalid ibnu Zaid yang rumahnya dipakai untuk tempat Rasulullah SAW tinggal sementara waktu di Madinah. Dia mengatakan:

شَهِدْتُ عَلَى أَحْمَدَ أنَّه ... رَسُولٌ مِنَ اللهِ بَاري النَّسَمْ ...

فَلَو مُدَّ عُمْري إِلَى عُمْرِهِ ... لَكُنْت وَزيرا لَهُ وَابْنَ عَمْ ...

وَجَاهَدْتُ بالسَّيفِ أعْدَاءَهُ ... وَفرَّجتُ عَنْ صَدْرِه كُلَّ غَمْ ...

Aku bersaksi bahwa Ahmad seorang utusan dari Allah Pencipta manusia. Seandainya usiaku dipanjangkan sampai ke zamannya, tentulah aku menjadi pembantunya dan sebagai saudara sepupunya. Tentu pula aku akan berjihad dengan pedang melawan semua musuhnya, dan aku akan melenyapkan semua hal yang menyusahkan hatinya.

Baca juga: Piagam Madinah: Bukan Sekadar Perjanjian dengan Kaum Yahudi

Ibnu Abud Dunia telah meriwayatkan bahwa di masa Islam pernah dilakukan suatu penggalian terhadap sebuah kuburan kuno di kota Sana' dan ternyata mereka menjumpai dua jenazah wanita yang keduanya masih utuh. Di dekat kepala masing-masing terdapat lempengan perak yang ditulis dengan emas, menyebutkan bahwa ini adalah kuburan Huyay dan Tamis.

Menurut riwayat lain menyebutkan Huyay dan Tumadir; keduanya adalah anak perempuan Tubba'. Mereka berdua meninggal dunia dalam keadaan beragama Tauhid, yakni telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan keduanya tidak pernah mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun.

Baca juga: Menelisik Yahudi di Madinah, Keturunan Arab Atau Ibrani?
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَّمَا هُوَ بِقَوۡلِ شَاعِرٍ‌ؕ قَلِيۡلًا مَّا تُؤۡمِنُوۡنَۙ
dan ia (Al-Qur'an) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.

(QS. Al-Haqqah Ayat 41)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More