Ibnu Batutah ke Samudera Pasai Kagumi Sultan Mahmud Sholat Jumat Jalan Kaki
Jum'at, 23 September 2022 - 11:11 WIB
Buku itu disusun menjadi sebuah perjalanan dunia yang mengagumkan dengan mengaitkan berbagai peristiwa, waktu pengembaraan serta catatan-catatan penting yang berisi berita dan peristiwa yang dialami Ibnu Batutah selama pengembaraanya.
Dalam karyanya tersebut, Ibnu Batutah tidak mengumpulkan rujukan atau bahan-bahan dalam menunjang tulisannya hanya mengisahkan pengalaman atau sejarah empiris negara atau kota-kota yang pernah disinggahinya terutama yang menyangkut kultur setempat.
Sangat Ramah
Masyarakat Maroko menjadi kenal Indonesia karena catatan Ibnu Batutah tersebut. Para ulama Maroko mengakui masyarakat Indonesia memang ramah. “Masyarakat muslim Indonesia sangat terpuji akhlaknya, mereka memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap agama,” ujar Dr Idris Hanafi, Dosen pakar hadis, sebagaimana dikutip Mohamad Fadhilah Zein.
Begitu juga tabiat masyarakat Maroko, yang terkenal dengan sikapnya yang sangat ramah dalam menghormati tamu, mereka menganggap tamu itu benar-benar seperti raja. Hal ini tentunya merupakan ciri khas orang Maroko dan sebagai aplikasi dari sebuah Hadis Rasul SAW.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya, yaitu jaizahnya.”
Para sahabat bertanya: “Apakah jaizahnya tamu itu, ya Rasulullah?”
Beliau SAW bersabda: “Yaitu pada siang hari dan malamnya. Menjamu tamu yang disunnahkan secara muakkad atau sungguh-sungguh ialah selama tiga hari. Apabila lebih dari waktu sekian lamanya itu, maka hal itu adalah sebagai sedekah padanya.” (Muttafaqun Alaih).
(mhy)