5 Penyebab Penduduk Mekkah Memusuhi Nabi Muhammad SAW

Rabu, 28 September 2022 - 22:04 WIB
Selama 13 tahun menjalankan tugas kenabian di Mekkah, Nabi Muhammad SAW mendapat perlawanan keras dan ujian berat dari penduduk Mekkah. Foto ilustrasi/SINDOnews
Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan pengangkatan Beliau sebagai Nabi terakhir merupakan titik tolak sejarah lahirnya agama Islam. Beliau menyebarkan Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam.

Selama menjalankan risalah kenabian beliau mengalami banyak tantangan, rintangan dan ujian. Terutama dari penduduk Mekkah tempat beliau dilahirkan. Ada beberapa hal yang menyebabkan penduduk Mekkah melakukan perlawanan dan memusuhi Nabi Muhammad SAW.

Untuk diketahui, sebelum diangkat menjadi Rasul, orang-orang Mekkah menjuluki Muhammad sebagai Al-Amin karena kecerdasan, kejujuran, sifat amanah dan kesantunan beliau. Pada usia 40 tahun beliau menerima wahyu dari Allah di Gua Hira, puncak Jabal Nur.

Sejak saat itu, selama 23 tahun Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dengan perantaraan Malaikat Jibril. Selama itu pula beliau bertugas menjadi Nabi dan Rasul untuk segenap manusia. Wahyu yang beliau terima itulah yang sekarang terkumpul dalam Kitab Suci Al-Qur'an.

Kisah beliau menebarkan dakwah Islamiyah selalu menarik untuk dikaji karena di dalamya sarat hikmah dan pelajaran berharga. Selama 13 tahun menyebarkan agama Islam di Mekkah, Nabi Muhammad SAW mendapat perlawanan keras dari penduduk Mekkah.

Ada lima hal yang menyebabkan penduduk Mekkah melakukan perlawanan kepada Nabi Muhammad SAW. Di antaranya:

1. Mereka tidak bersedia mengganti atau mengubah agama yang mereka warisi dari bapak-bapak mereka.

2. Islam menyatakan bahwa tidak ada perbedaan di sisi Allah antara hamba dan majikan, antara laki-laki dan perempuan.

3. Penduduk Mekkah terdiri dari beberapa suku Quraisy yang satu sama lain saling bermegahan. Mereka tidak dapat menerima pimpinan mutlak dari salah satu anggota suku lain. Kalau mereka menerima ajaran Islam dari Nabi Muhammad, berarti mereka menerima pimpinan dari keluarga Abdul Muthalib suku Bani Hasyim, dan ini mereka tidak mau.

4. Penduduk Mekkah sudah biasa memperjualbelikan berhala-berhala Al-'Uzza dan Manna yang disembah orang di sekeliling Ka'bah. Bagi orang-orang Arab di luar Mekkah, berhala buatan orang Mekkah ini menjadi langganan tetap tempat membeli dan mencari. Menerima agama Islam berarti menghilangkan sumber penghasilan yang tetap dari penduduk Mekkah.

5. Islam mengajarkan adanya Hari Kiamat dan meyakini hari kebangkitan, di mana semua amal perbuatan manusia akan diberi ganjaran. Orang-orang yang berbuat kejahatan dan menganiaya manusia akan disiksa dalam neraka. Hal ini menakutkan orang-orang Mekkah, terutama para pimpinannya yang telah biasa berbuat salah, memeras, memperkosa keadilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, lebih baik mereka tidak perlu percaya saja agar mereka tetap merasa bebas berbuat kejahatan.

Demikian lima hal yang menyebabkan penduduk Mekkah menolak ajaran Nabi Muhammad SAW ketika menjalan tugas kenabian selam 13 tahun di Mekkah. Setelah berjuang selama 13 tahun di Mekkah, Nabi Muhammad kemudian hijrah ke Kota Madinah.

Meskipun demikian, ada beberapa penduduk Mekkah yang menjadi pengikut Beliau dan ikut berhijrah ke Madinah. Mereka itulah yang menjadi sahabat-sahabat terbaik Nabi Muhammad. Di antaranya, Abu Bakar Shiddik, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Abdurrahman bin Auf.

Kemudian Abu Salamah bin Abdul As'ad dan istrinya Ummu Salamah, Amir bin Abi Rabi'ah bersama istrinya Laila. Disusul Abdullah bin Jahsyin, kemudian secara bergelombang disusul oleh para sahabat lainnnya.

Wallahu A'lam

(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:  Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik.  Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.  Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan),  dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 350)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More