Polemik Salafi: Benarkah Tidak Cocok dengan Tradisi Islam Indonesia?

Selasa, 01 November 2022 - 13:27 WIB
Ibnu Taimiyah: seorang laki-laki robbani yang amat berperasaan Ilustrasi/Ist
Prof Mahfud MD menilai paham Wahabi dan Salafi tak cocok dengan tradisi Islam yang ada di Indonesia. "Dibangun dengan Wahabi Salafi, enggak cocok di kita [Indonesia]," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ini dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah 'Menjaga Kedaulatan NKRI' pada April 2022 lalu.

Sayang, Mahfud tidak merinci tentang apa itu Wahabi dan Salafi. Dia juga tidak menunjukkan di mana tidak cocoknya paham tersebut untuk Islam di Indonesia. Lalu apa sejatinya Salafi itu?

Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan yang dimaksud dengan "Pemikiran Salafi" ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur'an dan tuntunan Nabi SAW.



Dalam bukunya berjudul "Aulawiyaat Al Harakah Al Islamiyah fil Marhalah Al Qadimah", al-Qardhawi menyebut kriteria manhaj Salafi yang benar yaitu suatu manhaj yang secara global berpijak pada 10 prinsip berikut:



1. Berpegang pada nash-nash yang ma'shum (suci), bukan kepada pendapat para ahli atau tokoh.

2. Mengembalikan masalah-masalah "mutasyabihat" (yang kurang jelas) kepada masalah "muhkamat" (yang pasti dan tegas). Dan mengembalikan masalah yang zhanni kepada yang qath'i.

3. Memahami kasus-kasus furu' (kecil) dan juz'i (tidak prinsipil), dalam kerangka prinsip dan masalah fundamental.

4. Menyerukan "Ijtihad" dan pembaruan. Memerangi "Taqlid" dan kebekuan.

5. Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru trend.

6. Dalam masalah fiqh, berorientasi pada "kemudahan" bukan "mempersulit".

7. Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan motivasi, bukan menakut-nakuti.

8. Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan perdebatan.

9. Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitasnya.

10. Menekankan sikap "ittiba'" (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat "ikhtira'" (kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.

"Inilah inti "manhaj salafi" yang merupakan khas mereka. Dengan manhaj inilah dibinanya generasi Islam terbaik, dari segi teori dan praktik. Sehingga mereka mendapat pujian langsung dari Allah di dalam Al-Qur'an dan Hadis-Hadis Nabi serta dibuktikan kebenarannya oleh sejarah," ujar al-Qardhawi.

Menurutnya, merekalah yang telah berhasil mentransfer Al-Qur'an kepada generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah. Mempelopori berbagai kemenangan (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan keluhuran (ihsan). Mendirikan "negara ilmu dan iman". Membangun peradaban robbani yang manusiawi, bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat dalam sejarah.



Citra Salafiah Dirusak
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.

(HR. Ibnu Majah No. 4183)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More