Kematian Tragis Penguasa Zalim Hajjaj bin Yusuf Usai Membunuh Imam Said
Sabtu, 05 November 2022 - 21:39 WIB
Berikut ini kisah kematian sosok penguasa kontroversial Bani Umayyah Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi yang sangat tragis. Selang beberapa hari setelah syahidnya Imam Sa'id bin Jubair rahimahullah, si penguasa zalim Hajjaj tertimpa satu penyakit aneh yang mengerikan.
Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan kisah kematian Hajjaj ini untuk menambah khazanah pengetahuan Islam sekaligus nasihat untuk kita. Setidaknya terdapat hikmah dan pesan berharga dalam kisah ini. Berikut kisahnya.
Hajjaj meninggal pada Tahun 95 Hijriyah atau 714 Masehi hanya beberapa hari setelah kematian Ulama Tabi'in Imam Said bin Jubair. Ia merasakan sakit yang berpindah-pindah di sekujur tubuhnya. Dan yang paling berat ia rasakan adalah di bagian perut.
Siang dan malam Hajjaj berteriak kesakitan. Ia melolong sepanjang malam sambil mengucapkan kata-kata yang menyayat hati. Suhu badannya sangat tinggi. Sehingga orang-orang yang ada di dekatnya bisa merasakan hawa panas yang berasal dari badannya dan kulitnya menjadi menghitam.
Dari hari ke hari suhu tubuhnya makin meningkat dan bertambah parah rasa sakitnya hingga keadaaannya silih berganti antara pingsan dan siuman. Pernah seorang dokter memasukkan sepotong daging yang diikatnya dengan benang ke dalam kerongkongan Hajjaj, dan saat diangkat atau ditarik lagi, daging-daging itu sudah dipenuhi oleh cacing. Na'udzubillahi min dzalik!
Pada malam hari, Hajjaj hampir tidak bisa tidur. Kalau kemudian ia bisa terlelap, itu hanya sebentar. Lalu ia terbangun berteriak dan menggigau. Di antara ucapannya: "Ini dia Sa'id bin Jubair datang hendak menerkamku! Ini Said bin Jubair berkata, Mengapa engkau membunuhku?"
Kadang Hajjaj menangis tersedu-sedu sambil berkata: "Apa kiranya yang telah aku perbuat tergadap Said bin Jubair? Kembalikan Said bin Jubair kepadaku!"
Meminta Bantuan Imam Hasan Al-Bashri
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi sakit Hajjaj, di antaranya dengan meminta imamnya kaum muslimin kala itu, Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah untuk mendoakannya. Namun Imam Hasan menolak. Kala itu Hajjaj dengan mengiba dan merengek mengatakan:
يا حسن ، لا أسألك أن تسأل الله أن يفرّج عنّي ، و لكني أسألك أن تسأله أن يُعجِّل قبض روحي و لا يطيل عذابي
"Wahai Hasan, aku tidak memintamu untuk berdoa kepada Allah agar ia menyembuhkanku, tetapi yang kuminta darimu adalah doa agar ia mempercepat proses pengambilan ruhku dan tidak memperpanjang siksa kematianku."
Ia terus dalam keadaan seperti itu hingga ajal menjemputnya. Ulama mencatat Hajjaj hanya berumur sekitar 15 hari sejak kematian Imam Ibnu Jubair.
Ibnu Katsir berkata: "Hajjaj tidak membunuh siapapun setelah kematiannya (Ibnu Jubeir)."
Saat hari ia dimatikan, orang banyak bergembira ria termasuk dari kalangan para ulama. Anak dari Imam Thawus menceritakan bahwa ketika ayahnya mendengar kabar kematian Hajjaj, ia berkata sembari menyitir ayat:
فقطع دابر القوم الذين ظلموا والحمد لله رب العالمين
"Maka orang-orang yang zalim itu pun dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. Al-An'am ayat 45)
Imam Hasan Al-Bashri sujud syukur begitu mendengar kematiannya, lalu berkata:
اللهم أمته فأذهب عنا سنته
Artinya: "Ya Allah matikan dan hilangkan dari kami contoh keburukan yang ia tinggalkan."
Hammad bin Sulaiman berkata: "Mana kala dikabarkan kepada Imam Ibrahim an-Nakha'i akan kematian Hajjaj, ia sampai menangis karena senangnya."
Ziyad bin Rabi berkata: "Pada malam kematiannya, seluruh penghuni penjara tidak ada yang tidur karena gembiranya. Mereka duduk-duduk hingga terdengar suara (adzan shubuh)."
Setelah kematian Hajjaj, seseorang pernah memimpikannya. Dalam mimpinya itu dia bertanya kepada Hajjaj: "Apa yang Allah perbuat terhadapmu setelah membunuh orang-orang itu, wahai Hajjaj? Ia menjawab:
قتلني بكل رجل قتلته قتلة، وقتلني بسعيد بن جبير اثنتين وسبعين قتلة
"Aku disiksa dengan siksaan yang setimpal atas setiap orang yang pernah aku bunuh, tapi untuk kematian Said bin Jubair aku disiksa 72 kali lipat."
Ayah dari Imam Ashma'i bercerita, "Aku melihat Hajjaj dalam tidurku, maka aku bertanya: "Apa yang Allah lakukan terhadap dirimu? Ia menjawab: 'Allah membalas yang setimpal atas setiap pembunuhanku.'
Lalu beberapa waktu kemudian aku bermimpi lagi dan bertanya kepadanya hal yang sama. Maka ia menjawab dengan kasar:
يا ماص بظر أمه، أما سألت عن هذا عام أول
"Wahai orang yang mencumbui ibunya sendiri, bukankah hal ini sudah pernah engkau tanyakan kepadaku tahun lalu?"
Ketika hal ini diceritakan kepada Harun Ar-Rasyid, ia berkata:
صدقت والله، أنت رأيت الحجاج حقا، ما كان ليدع صرامته حيا وميتا
"Demi Allah benar, yang engkau lihat dalam mimpi adalah dia Hajjaj. Karena orang ini buruk ucapannya ketika masih hidup maupun setelah mati."
Asy'ab al-Hamidi berkata: "Aku melihat Hajjaj dalam mimpiku dalam keadaan yang sangat buruk. Lalu aku mengatakan: "Wahai Hajjaj, Apa yang sudah Allah timpakan kepadamu? Ia menjawab: 'Tidak ada orang yang aku bunuh kecuali aku dibalas dengan semisalnya.'
Aku bertanya lagi: "lalu apa lagi?" Ia menjawab, "Kemudian aku dilemparkan ke dalam neraka." Aku bertanya, "lalu apa lagi?" Ia menjawab: "lalu aku berharap apa yang diharap oleh orang yang mengucapkan la ilaha illallah."
Imam Hasan Al-Bashri ketika diceritakan hal ini berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan pernah memberikan apa yang diharapkannya."
Kebaikan Hajjaj bin Yusuf
Dibalik kebengisan dan kejahatan Hajjaj bin Yusuf ternyata ia mempunyai kebaikan dan jasa yang sangat besar bagi kaum muslimin dan masyarakatnya kala itu. Bahkan sebagiannya masih kita rasakan hingga hari ini. Apa saja kebaikan Hajjaj bin Yusuf? Tunggu kisah selanjutnya dari Ustaz Ahmad Syahri Thoriq.
Wallahu A'lam
Referensi:
1. Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi Mawaqifu wa Hayatihi Hal 97-100
2. Wafayatul A'yan (2/29)
3. Bidayah wa Nihayah (12/464-551)
Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan kisah kematian Hajjaj ini untuk menambah khazanah pengetahuan Islam sekaligus nasihat untuk kita. Setidaknya terdapat hikmah dan pesan berharga dalam kisah ini. Berikut kisahnya.
Hajjaj meninggal pada Tahun 95 Hijriyah atau 714 Masehi hanya beberapa hari setelah kematian Ulama Tabi'in Imam Said bin Jubair. Ia merasakan sakit yang berpindah-pindah di sekujur tubuhnya. Dan yang paling berat ia rasakan adalah di bagian perut.
Siang dan malam Hajjaj berteriak kesakitan. Ia melolong sepanjang malam sambil mengucapkan kata-kata yang menyayat hati. Suhu badannya sangat tinggi. Sehingga orang-orang yang ada di dekatnya bisa merasakan hawa panas yang berasal dari badannya dan kulitnya menjadi menghitam.
Dari hari ke hari suhu tubuhnya makin meningkat dan bertambah parah rasa sakitnya hingga keadaaannya silih berganti antara pingsan dan siuman. Pernah seorang dokter memasukkan sepotong daging yang diikatnya dengan benang ke dalam kerongkongan Hajjaj, dan saat diangkat atau ditarik lagi, daging-daging itu sudah dipenuhi oleh cacing. Na'udzubillahi min dzalik!
Pada malam hari, Hajjaj hampir tidak bisa tidur. Kalau kemudian ia bisa terlelap, itu hanya sebentar. Lalu ia terbangun berteriak dan menggigau. Di antara ucapannya: "Ini dia Sa'id bin Jubair datang hendak menerkamku! Ini Said bin Jubair berkata, Mengapa engkau membunuhku?"
Kadang Hajjaj menangis tersedu-sedu sambil berkata: "Apa kiranya yang telah aku perbuat tergadap Said bin Jubair? Kembalikan Said bin Jubair kepadaku!"
Meminta Bantuan Imam Hasan Al-Bashri
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi sakit Hajjaj, di antaranya dengan meminta imamnya kaum muslimin kala itu, Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah untuk mendoakannya. Namun Imam Hasan menolak. Kala itu Hajjaj dengan mengiba dan merengek mengatakan:
يا حسن ، لا أسألك أن تسأل الله أن يفرّج عنّي ، و لكني أسألك أن تسأله أن يُعجِّل قبض روحي و لا يطيل عذابي
"Wahai Hasan, aku tidak memintamu untuk berdoa kepada Allah agar ia menyembuhkanku, tetapi yang kuminta darimu adalah doa agar ia mempercepat proses pengambilan ruhku dan tidak memperpanjang siksa kematianku."
Ia terus dalam keadaan seperti itu hingga ajal menjemputnya. Ulama mencatat Hajjaj hanya berumur sekitar 15 hari sejak kematian Imam Ibnu Jubair.
Ibnu Katsir berkata: "Hajjaj tidak membunuh siapapun setelah kematiannya (Ibnu Jubeir)."
Saat hari ia dimatikan, orang banyak bergembira ria termasuk dari kalangan para ulama. Anak dari Imam Thawus menceritakan bahwa ketika ayahnya mendengar kabar kematian Hajjaj, ia berkata sembari menyitir ayat:
فقطع دابر القوم الذين ظلموا والحمد لله رب العالمين
"Maka orang-orang yang zalim itu pun dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. Al-An'am ayat 45)
Imam Hasan Al-Bashri sujud syukur begitu mendengar kematiannya, lalu berkata:
اللهم أمته فأذهب عنا سنته
Artinya: "Ya Allah matikan dan hilangkan dari kami contoh keburukan yang ia tinggalkan."
Hammad bin Sulaiman berkata: "Mana kala dikabarkan kepada Imam Ibrahim an-Nakha'i akan kematian Hajjaj, ia sampai menangis karena senangnya."
Ziyad bin Rabi berkata: "Pada malam kematiannya, seluruh penghuni penjara tidak ada yang tidur karena gembiranya. Mereka duduk-duduk hingga terdengar suara (adzan shubuh)."
Setelah kematian Hajjaj, seseorang pernah memimpikannya. Dalam mimpinya itu dia bertanya kepada Hajjaj: "Apa yang Allah perbuat terhadapmu setelah membunuh orang-orang itu, wahai Hajjaj? Ia menjawab:
قتلني بكل رجل قتلته قتلة، وقتلني بسعيد بن جبير اثنتين وسبعين قتلة
"Aku disiksa dengan siksaan yang setimpal atas setiap orang yang pernah aku bunuh, tapi untuk kematian Said bin Jubair aku disiksa 72 kali lipat."
Ayah dari Imam Ashma'i bercerita, "Aku melihat Hajjaj dalam tidurku, maka aku bertanya: "Apa yang Allah lakukan terhadap dirimu? Ia menjawab: 'Allah membalas yang setimpal atas setiap pembunuhanku.'
Lalu beberapa waktu kemudian aku bermimpi lagi dan bertanya kepadanya hal yang sama. Maka ia menjawab dengan kasar:
يا ماص بظر أمه، أما سألت عن هذا عام أول
"Wahai orang yang mencumbui ibunya sendiri, bukankah hal ini sudah pernah engkau tanyakan kepadaku tahun lalu?"
Ketika hal ini diceritakan kepada Harun Ar-Rasyid, ia berkata:
صدقت والله، أنت رأيت الحجاج حقا، ما كان ليدع صرامته حيا وميتا
"Demi Allah benar, yang engkau lihat dalam mimpi adalah dia Hajjaj. Karena orang ini buruk ucapannya ketika masih hidup maupun setelah mati."
Asy'ab al-Hamidi berkata: "Aku melihat Hajjaj dalam mimpiku dalam keadaan yang sangat buruk. Lalu aku mengatakan: "Wahai Hajjaj, Apa yang sudah Allah timpakan kepadamu? Ia menjawab: 'Tidak ada orang yang aku bunuh kecuali aku dibalas dengan semisalnya.'
Aku bertanya lagi: "lalu apa lagi?" Ia menjawab, "Kemudian aku dilemparkan ke dalam neraka." Aku bertanya, "lalu apa lagi?" Ia menjawab: "lalu aku berharap apa yang diharap oleh orang yang mengucapkan la ilaha illallah."
Imam Hasan Al-Bashri ketika diceritakan hal ini berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan pernah memberikan apa yang diharapkannya."
Kebaikan Hajjaj bin Yusuf
Dibalik kebengisan dan kejahatan Hajjaj bin Yusuf ternyata ia mempunyai kebaikan dan jasa yang sangat besar bagi kaum muslimin dan masyarakatnya kala itu. Bahkan sebagiannya masih kita rasakan hingga hari ini. Apa saja kebaikan Hajjaj bin Yusuf? Tunggu kisah selanjutnya dari Ustaz Ahmad Syahri Thoriq.
Wallahu A'lam
Referensi:
1. Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi Mawaqifu wa Hayatihi Hal 97-100
2. Wafayatul A'yan (2/29)
3. Bidayah wa Nihayah (12/464-551)
(rhs)