Kisah Abu Sufyan, Pentolan Bani Umayyah yang Getol Menyebar Fitnah
loading...
A
A
A
Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah adalah pemuka Banu Umayyah yang memusuhi Nabi Muhammad. Sejak Nabi masih di Makkah sampai kemudian hijrah ke Madinah ia tetap selalu memusuhinya.
Dialah yang memimpin kafir Quraisy dalam Perang Uhud . Setelah Quraisy mendapat kemenangan dia yang berteriak: "Hari ini sebagai pembalasan Perang Badar . Sampai jumpa lagi tahun depan!"
Dia juga lagi yang memimpin Ahzab dalam Perang Khandaq . Sebelum Uhud dan sesudah Khandaq dia yang menghasut orang untuk memusuhi Nabi Muhammad dan berusaha membunuhnya.
Sesudah Nabi berangkat hendak membebaskan Makkah, Abu Sufyan juga keluar dan melihat bahwa tak mungkin pihak Makkah dapat melawan Muslimin, dia meminta perlindungan kepada Abbas bin Abdul-Muttalib, dan sesudah Abbas memberi perlindungan dibawanya ia kepada kemenakannya itu.
Ketika itu Rasulullah menanya kepada Abu Sufyan: "Belum waktunyakah Anda mengetahui bahwa saya Rasulullah?"
Abu Sufyan menjawab: "Demi ibu-bapaku! Sungguh bijaksana Anda, sungguh pemurah. Tetapi mengenai soal ini, masih ada sesuatu dalam hati saya."
Sesudah jawaban itu, ia melihat bahwa ia akan mati kalau tidak masuk Islam. Karenanya ia masuk Islam untuk menyelamatkan diri dari maut, bukan karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesudah pembebasan itu penduduk Makkah semua menerima Islam, termasuk Banu Umayyah, yang jumlah kabilah dan anggotanya terbanyak.
Memperebutkan pengaruh
Setelah Abu Sufyan dan Banu Umayyah masuk Islam fanatisme kesukuan masih tetap merasuk dalam hatinya walaupun untuk mengungkap isi hatinya itu kekuatan Rasulullah dan kekuatan Islam sudah membuatnya lumpuh.
Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakar dibaiat, ia menggunakan kesempatan untuk menyebarkan bibit-bibit fitnah. Disebutkan bahwa setelah ada kesepakatan bersama mengenai pelantikan Abu Bakar ia datang dan mengatakan: "Sungguh, hanya darah yang akan dapat memadamkan sampah ini."
Kemudian ia memanggil-manggil Keluarga Abdu-Manaf, mengapa mesti Abu Bakar yang memerintah kamu... Mana kedua orang yang ditindas itu, mana orang yang dihina, Ali dan Abbas...?"
Tak seorang pun akan sudi di bawah kezaliman
Yang terus-menerus disengajakan
Hanyalah yang dihina menjadi pasak kampung halaman.
Sumber-sumber yang mengutip cerita ini sependapat, bahwa Ali bin Abi Thalib menolak ajakan Abu Sufyan itu, dan ia berkata kepadanya: "Anda memang mau membuat fitnah dengan cara itu. Anda selalu mau membawa Islam ke dalam malapetaka."
Dan katanya lagi: "Anda selalu memusuhi Islam dan pemeluknya, tetapi Anda tak akan berhasil. Saya berpendapat Abu Bakar memang pantas untuk itu."
Mengenai sikap Abu Sufyan terhadap kaum Muslimin sesudah pelantikan Abu Bakar, sumber-sumber itu masih saling berbeda. Ada yang berpendapat bahwa dia menjadi seorang Muslim yang baik, dan dia yang mengerahkan Muslimin di Syam untuk menghadapi Romawi.
Cerita ini diperkuat karena kedua anaknya, Yazid dan Mu'awiyah, yang memimpin pasukan di Syam itu. Setelah Yazid meninggal, pimpinan Syam oleh Umar bin Khattab diserahkan kepada Mu'awiyah.
Yang lain berpendapat bahwa Abu Sufyan berbeda kulit dari isi, dan bahwa dia merupakan tempat perlindungan kaum munafik. Kalau dia melihat pihak Romawi muncul ia berkata: YaBanu al-asfar! Kalau mereka dipergoki kaum Muslimin ia membaca sajak Nu'man bin Imru'ul Qais bin Aus - salah seorang raja Hirah:
Dialah yang memimpin kafir Quraisy dalam Perang Uhud . Setelah Quraisy mendapat kemenangan dia yang berteriak: "Hari ini sebagai pembalasan Perang Badar . Sampai jumpa lagi tahun depan!"
Dia juga lagi yang memimpin Ahzab dalam Perang Khandaq . Sebelum Uhud dan sesudah Khandaq dia yang menghasut orang untuk memusuhi Nabi Muhammad dan berusaha membunuhnya.
Sesudah Nabi berangkat hendak membebaskan Makkah, Abu Sufyan juga keluar dan melihat bahwa tak mungkin pihak Makkah dapat melawan Muslimin, dia meminta perlindungan kepada Abbas bin Abdul-Muttalib, dan sesudah Abbas memberi perlindungan dibawanya ia kepada kemenakannya itu.
Ketika itu Rasulullah menanya kepada Abu Sufyan: "Belum waktunyakah Anda mengetahui bahwa saya Rasulullah?"
Abu Sufyan menjawab: "Demi ibu-bapaku! Sungguh bijaksana Anda, sungguh pemurah. Tetapi mengenai soal ini, masih ada sesuatu dalam hati saya."
Sesudah jawaban itu, ia melihat bahwa ia akan mati kalau tidak masuk Islam. Karenanya ia masuk Islam untuk menyelamatkan diri dari maut, bukan karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesudah pembebasan itu penduduk Makkah semua menerima Islam, termasuk Banu Umayyah, yang jumlah kabilah dan anggotanya terbanyak.
Memperebutkan pengaruh
Setelah Abu Sufyan dan Banu Umayyah masuk Islam fanatisme kesukuan masih tetap merasuk dalam hatinya walaupun untuk mengungkap isi hatinya itu kekuatan Rasulullah dan kekuatan Islam sudah membuatnya lumpuh.
Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakar dibaiat, ia menggunakan kesempatan untuk menyebarkan bibit-bibit fitnah. Disebutkan bahwa setelah ada kesepakatan bersama mengenai pelantikan Abu Bakar ia datang dan mengatakan: "Sungguh, hanya darah yang akan dapat memadamkan sampah ini."
Kemudian ia memanggil-manggil Keluarga Abdu-Manaf, mengapa mesti Abu Bakar yang memerintah kamu... Mana kedua orang yang ditindas itu, mana orang yang dihina, Ali dan Abbas...?"
Tak seorang pun akan sudi di bawah kezaliman
Yang terus-menerus disengajakan
Hanyalah yang dihina menjadi pasak kampung halaman.
Sumber-sumber yang mengutip cerita ini sependapat, bahwa Ali bin Abi Thalib menolak ajakan Abu Sufyan itu, dan ia berkata kepadanya: "Anda memang mau membuat fitnah dengan cara itu. Anda selalu mau membawa Islam ke dalam malapetaka."
Dan katanya lagi: "Anda selalu memusuhi Islam dan pemeluknya, tetapi Anda tak akan berhasil. Saya berpendapat Abu Bakar memang pantas untuk itu."
Mengenai sikap Abu Sufyan terhadap kaum Muslimin sesudah pelantikan Abu Bakar, sumber-sumber itu masih saling berbeda. Ada yang berpendapat bahwa dia menjadi seorang Muslim yang baik, dan dia yang mengerahkan Muslimin di Syam untuk menghadapi Romawi.
Cerita ini diperkuat karena kedua anaknya, Yazid dan Mu'awiyah, yang memimpin pasukan di Syam itu. Setelah Yazid meninggal, pimpinan Syam oleh Umar bin Khattab diserahkan kepada Mu'awiyah.
Yang lain berpendapat bahwa Abu Sufyan berbeda kulit dari isi, dan bahwa dia merupakan tempat perlindungan kaum munafik. Kalau dia melihat pihak Romawi muncul ia berkata: YaBanu al-asfar! Kalau mereka dipergoki kaum Muslimin ia membaca sajak Nu'man bin Imru'ul Qais bin Aus - salah seorang raja Hirah: