Neraka Huthamah, Tempat Khusus Bagi yang Suka Ghibah
Sabtu, 05 November 2022 - 22:58 WIB
Neraka Huthamah merupakan tempat khusus bagi yang suka melakukan ghibah. Allah memperingatkan manusia tentang azab-Nya yang sangat pedih kepada orang yang mengumpat, mencela dan menyakiti orang lain baik di hadapannya maupun di belakangnya.
Gambaran Neraka Huthamah ini diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Humazah. Dinamai "Al-Humazah" diambil dari kata Humazah pada ayat pertama surat ini yang artinya pengumpat. Berikut firman-Nya:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1) الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (2) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3) كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6) الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)
Artinya: "Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. Dan tahukan kamu apakah Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sungguh api itu ditutup rapat atas mereka. (Sedangkan mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (Surat Al-Humazah ayat 1-9)
Dalam tafsir Ibnu Katsir, Al-hammaz dan Al-lammaz maksudnya adalah kalau yang pertama melalui ucapan, sedangkan yang kedua melalui perbuatan. Makna yang dimaksud ialah tukang mencela orang lain dan menjatuhkan mereka.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Humazah Lumazah artinya tukang menjatuhkan orang lain lagi pencela. Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa Al-humazah mengejek di hadapan, sedangkan lumazah mengejek dari belakang.
Dalam tafsir Kemenag, ghibah adalah setiap pengumpat atau pencaci, baik dengan ucapan atau isyarat, dan demikian pula pencela dengan menampilkan keburukan orang lain untuk menghinakannya. Perbuatan ini berdampak buruk dalam pergaulan karena menodai kehormatan seseorang dan menghilangkan kepercayaan kepada orang tersebut.
Selain ghibah, Neraka Huthamah juga menjadi tempat bagi orang yang suka menimbun harta karena ingin memperkaya diri sendiri. Dia selalu menghitung-hitung harta kekayaannya.
Kengerian Neraka Huthamah ini tak dapat dibayangkan. Neraka ini dipenuhi api menyala-nyala yang berbeda dengan api dunia. Ia menjilat dan naik sampai ke hulu hati, kemudian masuk ke dalam rongga perut sampai ke dada dan membakar hati.
Apabila api sampai membakar hati, berarti siksa yang dirasakannya sudah sampai ke puncaknya. Penghuni neraka ini dibakar dalam keadaan diikat pada tiang-tiang besi. Na'udzubillahi min dzalik.
Bagi kaum muslim hendaknya menjauhi perkara ghibah ini agar selamat dari neraka Huthamah. Dalam ayat lain, Allah memberi peringataan yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (Al-Hujurat ayat 12)
Gambaran Neraka Huthamah ini diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Humazah. Dinamai "Al-Humazah" diambil dari kata Humazah pada ayat pertama surat ini yang artinya pengumpat. Berikut firman-Nya:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1) الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (2) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3) كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6) الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)
Artinya: "Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. Dan tahukan kamu apakah Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sungguh api itu ditutup rapat atas mereka. (Sedangkan mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (Surat Al-Humazah ayat 1-9)
Dalam tafsir Ibnu Katsir, Al-hammaz dan Al-lammaz maksudnya adalah kalau yang pertama melalui ucapan, sedangkan yang kedua melalui perbuatan. Makna yang dimaksud ialah tukang mencela orang lain dan menjatuhkan mereka.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Humazah Lumazah artinya tukang menjatuhkan orang lain lagi pencela. Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa Al-humazah mengejek di hadapan, sedangkan lumazah mengejek dari belakang.
Dalam tafsir Kemenag, ghibah adalah setiap pengumpat atau pencaci, baik dengan ucapan atau isyarat, dan demikian pula pencela dengan menampilkan keburukan orang lain untuk menghinakannya. Perbuatan ini berdampak buruk dalam pergaulan karena menodai kehormatan seseorang dan menghilangkan kepercayaan kepada orang tersebut.
Selain ghibah, Neraka Huthamah juga menjadi tempat bagi orang yang suka menimbun harta karena ingin memperkaya diri sendiri. Dia selalu menghitung-hitung harta kekayaannya.
Kengerian Neraka Huthamah ini tak dapat dibayangkan. Neraka ini dipenuhi api menyala-nyala yang berbeda dengan api dunia. Ia menjilat dan naik sampai ke hulu hati, kemudian masuk ke dalam rongga perut sampai ke dada dan membakar hati.
Apabila api sampai membakar hati, berarti siksa yang dirasakannya sudah sampai ke puncaknya. Penghuni neraka ini dibakar dalam keadaan diikat pada tiang-tiang besi. Na'udzubillahi min dzalik.
Bagi kaum muslim hendaknya menjauhi perkara ghibah ini agar selamat dari neraka Huthamah. Dalam ayat lain, Allah memberi peringataan yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (Al-Hujurat ayat 12)
(rhs)