8 Peristiwa Gerhana Bulan dan Matahari pada Masa Rasulullah SAW

Selasa, 08 November 2022 - 21:17 WIB
Puncak gerhana bulan total yang teramati oleh tim BMKG di Ternate, pukul 18.23 Selasa 8 November 2022. Foto/dok Twitter @infoBMKG
Peristiwa gerhana pada masa Rasulullah SAW perlu diketahui umat Islam. Dulu sebelum Islam hadir, masyarakat Arab Jahiliyah meyakini bahwa peristiwa gerhana baik bulan atau matahari berkaitan erat dengan kematian tokoh pembesar.

Setelah Islam datang dibawa Rasulullah SAW, beliau pun mematahkan mitos tersebut dengan bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka sholat dan berdoalah kalian kepada Allah." (HR Al-Bukhari 985)



Muncul pertanyaan, berapa kali Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam (SAW) melaksanakan sholat gerhana dan berapa kali terjadi gerhana pada masa Beliau? Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Sarwat mengatakan, pertanyaan itu sudah pernah dijawab oleh salah satu tokoh ahli falak di Indonesia, Ahmad Izzuddin.

Dilansir dari rumahfiqih, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan pada masa Rasulullah SAW setidaknya terjadi 8 kali gerhana baik gerhanan matahari maupun gerhana bulan. Rinciannya adalah tiga kali gerhana matahari dan lima kali gerhana bulan, sehingga total ada 8 peristiwa gerhana.

Tetapi kalau merujuk riwayat, kita hanya menemukan Nabi sekali melakukan sholat gerhana matahari (sholat kusuf) dan sekali sholat gerhana bulan (sholat khusuf). Berikut 8 peristiwa gerhana pada masa Rasulullah SAW :

1. Gerhana Bulan 20 November 625

Inilah awal mula sholat gerhana pada masa Rasulullah SAW. Tanggal itu bertepatan dengan 10 atau 11 Jumadal Akhir Tahun ke-4 Hijriyah.

عن عائشة - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قالت: جهر النبي - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - في صلاة الخسوف بقراءته

Artinya: Dari Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Rasulullah SAW menjaharkan (mengeraskan) suaranya dalam sholat khusuf (gerhana bulan)." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

2. Gerhana Bulan 17 Mei 626

Gerhana bulan terjadi pada waktu Subuh pada 17 Mei 626. Kalau kita konversikan pakai komputer tanggal tersebut itu pada hari Sabtu 22 DzulHijjah tahun ke-4 Hijriyah.

Menurut Ahmad Izzudin, gerhana bulan itu terjadi hanya parsial (sebagian) menjelang waktu subuh hingga subuh berakhir. Bahkan ketika bulan tenggelam masih dalam keadaan gerhana. Belum lagi, waktu gerhana ini sangat luas dengan waktu tenggelamnya sekitar 2 jam. Waktu tersebut merupakan waktu di mana kaum muslimin lebih banyak di rumah atau masjid untuk melakukan qiyamul lail. Bahkan umat biasanya masih melakukan zikir setelah subuh. Sehingga fenomena ini terabaikan.

3. Gerhana Matahari Mini 21 April 627

Gerhana yang kedua adalah gerhana matahari mini yang jatuh bertepatan 26 Dzul-Qa'idah tahun ke-5 Hijriyah. Namun sangat kecil dan jelas tidak mungkin terasa, karena persentase piringan matahari yang tertutup bulan hanya 2 persen saja.Meski gerhana ini berdurasi 32 menit 4 detik, namun nyaris tidak akan terasa.

Menurut Ahmad Izzudin, kita tidak mendapatkan riwayat bahwa di tahun itu Nabi melaksanakan sholat gerhana. Boleh jadi kita tidak mendapatkan riwayat bahwa Nabi melakukan sholat gerhana saat fenomena ini karena terlalu parsial hanya 2% saja.

4. Gerhana Bulan 25 Maret 628

Gerhana bulan sebagian ini terjadi dalam durasi 2 jam 7 menit 1 detik. Meski besar gerhana saat itu sudah 31 persen, namun waktunya terjadi saat magrib tiba, di mana umat muslim tengah menjalankan sholat Magrib di masjid. Kalau kita konversikan diperkirakaan jatuh pada hari Selasa, 10 Dzul Qa'idah tahun ke-6 Hijriyah.

5. Gerhana Matahari Mini 3 Oktober 628

Kalau kita konversikan gerhana ini terjadi pada hari Jumat 26 Jumadil Awal tahun ke7 Hijriyah dengan durasi gerhana 59 menit 46 detik. Nampaknya kita pun juga tidak mendapat riwayat bahwa Nabi menjalankan sholat gerhana pada saat itu. Alasannya barangkali karena gerhana ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sebab piringan matahari yang tertutup hanya 12 persen.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَيۡكُمۡ فِى الۡـكِتٰبِ اَنۡ اِذَا سَمِعۡتُمۡ اٰيٰتِ اللّٰهِ يُكۡفَرُ بِهَا وَيُسۡتَهۡزَاُبِهَا فَلَا تَقۡعُدُوۡا مَعَهُمۡ حَتّٰى يَخُوۡضُوۡا فِىۡ حَدِيۡثٍ غَيۡرِهٖۤ‌ ‌ ۖ اِنَّكُمۡ اِذًا مِّثۡلُهُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ جَامِعُ‌‌‌الۡمُنٰفِقِيۡنَ وَالۡكٰفِرِيۡنَ فِىۡ جَهَـنَّمَ جَمِيۡعَا
Dan sungguh, Allah telah menurunkan ketentuan bagimu di dalam Kitab (Al-Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan oleh orang-orang kafir, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena kalau tetap duduk dengan mereka, tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam,

(QS. An-Nisa Ayat 140)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More