Kisah Hikmah : Belajar Sabar dari Siti Hajar!
Minggu, 27 November 2022 - 11:02 WIB
Tidak lama kemudian, datang kafilah dagang dalam perjalanan menuju Syam (Suriah). Mereka melihat seekor burung terbang di atas lembah itu. Seorang di antara mereka berkata, burung itu menandakan ada air di bawahnya. Lalu mereka mengutus seseorang untuk menyelidiki kemungkinan ada mata air. Orang itu pun kembali dengan kabar gembira.
Pada waktu itu, Siti Hajar dan anaknya tinggal di dekat air Zam Zam, . Mereka, kafilah dagang itu, lantas minta izin kepada Siti Hajar untuk bisa tinggal di sekitar sumur itu. Kata mereka kepada Hajar, ‘’Kalau Anda mengizinkan, kami ingin hidup bersama Anda. Kalau Anda tolak, kami akan pergi. Air ini adalah milikmu.’’
Hajar lalu mengizinkan mereka tinggal di sekitar Zam Zam, dan bersama-sama hidup dari air itu. Ismail tumbuh di tengah-tengah mereka di dekat Bait al Atiq (Rumah Tuhan/Ka’bah). Termasuk belajar bahasa Arab dan menunggang kuda. Dan, ketika Ismail sudah tumbuh menjadi pemuda, datanglah ayahnya, Nabi Ibrahim, menceritakan mimpinya.
‘’Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu’. Ia (Ismail) menjawab, ’Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’ (QS As Shaaffaat: 102).
Maka, terjadikah kisah yang mengharukan itu, yang kemudian menjadi dasar perintah korban kepada umat Islam setiap Idul Adha. Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada Ibrahim dan Ismail untuk meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah (QS Al Baqarah: 127) dan mensucikannya untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’, dan yang sujud (QS Al Baqarah 125).
Siti Hajar meninggal dunia pada usia 90 tahun. Putranya, Nabi Ismail Allaihissalam, memakamkannya di samping Rumah Allah, Ka’bah. Itulah Hajar, istri Nabi Ibrahim Alalihissalam dan ibunda Nabi Ismail. Allah Azza wa Jalla menakdirkan Siti Hajar dikebumikan di tempat suci, di tanah suci yang tidak dikunjungi kecuali oleh jiwa-jiwa yang suci. Di tempat yang di dalamnya tidak ada ucapan yang tidak bermanfaat dan dosa. Di Tempat yang dipenuhi orang-orang yang thawaf, berdiri, ruku dan sujud. Di Tempat yang dibangun suami dan anaknya atas perintah Allah Ta'ala.
Sepanjang hari demi hari, tahun demi tahun dan sejarah demi sejarah, manusia ingat akan Hajar, kesabaran dan kesetiaannya.
Wallahu A'lam
Pada waktu itu, Siti Hajar dan anaknya tinggal di dekat air Zam Zam, . Mereka, kafilah dagang itu, lantas minta izin kepada Siti Hajar untuk bisa tinggal di sekitar sumur itu. Kata mereka kepada Hajar, ‘’Kalau Anda mengizinkan, kami ingin hidup bersama Anda. Kalau Anda tolak, kami akan pergi. Air ini adalah milikmu.’’
Hajar lalu mengizinkan mereka tinggal di sekitar Zam Zam, dan bersama-sama hidup dari air itu. Ismail tumbuh di tengah-tengah mereka di dekat Bait al Atiq (Rumah Tuhan/Ka’bah). Termasuk belajar bahasa Arab dan menunggang kuda. Dan, ketika Ismail sudah tumbuh menjadi pemuda, datanglah ayahnya, Nabi Ibrahim, menceritakan mimpinya.
‘’Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu’. Ia (Ismail) menjawab, ’Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’ (QS As Shaaffaat: 102).
Maka, terjadikah kisah yang mengharukan itu, yang kemudian menjadi dasar perintah korban kepada umat Islam setiap Idul Adha. Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada Ibrahim dan Ismail untuk meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah (QS Al Baqarah: 127) dan mensucikannya untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’, dan yang sujud (QS Al Baqarah 125).
Siti Hajar meninggal dunia pada usia 90 tahun. Putranya, Nabi Ismail Allaihissalam, memakamkannya di samping Rumah Allah, Ka’bah. Itulah Hajar, istri Nabi Ibrahim Alalihissalam dan ibunda Nabi Ismail. Allah Azza wa Jalla menakdirkan Siti Hajar dikebumikan di tempat suci, di tanah suci yang tidak dikunjungi kecuali oleh jiwa-jiwa yang suci. Di tempat yang di dalamnya tidak ada ucapan yang tidak bermanfaat dan dosa. Di Tempat yang dipenuhi orang-orang yang thawaf, berdiri, ruku dan sujud. Di Tempat yang dibangun suami dan anaknya atas perintah Allah Ta'ala.
Sepanjang hari demi hari, tahun demi tahun dan sejarah demi sejarah, manusia ingat akan Hajar, kesabaran dan kesetiaannya.
Wallahu A'lam
(wid)