12 Hukum Bacaan Tajwid dalam Al-Qur'an Beserta Contohnya

Minggu, 27 November 2022 - 23:46 WIB
Tajwid artinya membuat sesuatu menjadi indah atau baik. Mempelajari ilmu tajwid Al-Quran hukumnya fardhu kifayah. Foto/Ist
Hukum bacaan tajwid dalam Al-Qur'an sangat penting diketahui oleh kaum muslimin. Para ulama mengatakan, belajar memahami ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah.

Tajwid (تجويد) secara harfiah artinya membuat sesuatu menjadi indah atau baik. Tajwid berasal dari kata jawwada (جوّد-يجوّد-تجويدا), suatu ilmu yang mempelajari cara mengucapkan atau mengeluarkan huruf-huruf yang terdapat dalam Kitab suci Al-Qur'an.

Orang pertama yang mengembangkan ilmu Tajwid ialah Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (774-838 M). Beliau memberikan aturan bernama Tajwid dalam Kitabnya "Al Qira'at". Beliau menuliskan sekitar 25 qari, termasuk 7 qari mutawatir.

Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf sesuai sifat-sifat yang dimilikinya. Membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang baik merupakan perintah Allah sebagaimana firman-Nya:

وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا

Artinya: "...Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan (tartil)." (QS Al-Muzzammil ayat 4)

Maksud kata tartil pada ayat ini adalah membaca Al-Qur'an perlahan dengan bacaan yang fasih dan meresapi maknanya sehingga berkesan di hati.

Berikut 12 Hukum bacaan Tajwid beserta contohnya:

Sukun dan Tanwin

1. Idzhar

Apabila nun mati atau tanwin bertemu huruf huruf idzhar, maka bacaannya harus jelas dan terang. Tempat keluarnya huruf-huruf yaitu di mulut, kerongkongan atau tenggorokan. Huruf-huruf idzhar ada enam: hamzah (ء), Ha (هـ), ha (ح), kha (خ), 'ain (ع), ghain (غ).

Contohnya:

Nun mati bertemu huruf أ:

مِنْ آَلِ فِرْعَوْنَ


Min Ali Fir'auun.

Nun mati bertemu huruf هـ

فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ


Fakuluu MinHaa haitsu.

Nun mati bertemu huruf ع

بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More