Prancis vs Maroko, Pemain Berharap Doa Ibu yang Mustajab
Rabu, 14 Desember 2022 - 15:30 WIB
Juraij berkata, “Dimana bayi itu ?”
Kemudian mereka mendatangkan bayi itu. “Biarkan aku sholat!" kata Juraij.
Selanjutnya, Juraij pun sholat. Tatkala selesai, ia datangi bayi itu dan ia tekan perutnya. Lalu ia bertanya (kepada bayi itu), “Siapa ayahmu?”
Bayi itu menjawab: “Fulan, seorang penggembala”.
Setelah mendengar perkataan Juraij ini merekapun menghadap Juraij dan menciuminya serta mengusap-usapnya. Kemudian mereka berkata, “Kami akan membangun kembali tempat peribadatanmu dari emas”. Lalu Juraij berkata: “Tidak, kembalikan sebagaimana semula terbuat dari tanah”
Sungguh Ibu Juraij telah berdo’a (dan do’a orang tua itu dikabulkan) ketika anaknya tidak memenuhi panggilannya, dan ibunya mendo’akan kejelekan atas Juraij, yaitu ia berdo’a agar Juraij melihat wajah pelacur.
Prof Dr Shalih Al Ayid dalam buku berjudulDam’ah ‘ala Qabri Ummi(Air Mata di Pusara Ibu) mengatakan sesungguhnya doa ibu tidak mungkin meleset, ibuku –semoga Allah merahmatinya- selalu ridha terhadap anak-anaknya dan sangat mencintai mereka. Oleh karena itu ia selalu berdoa memohon kebaikan untuk mereka di setiap waktu. Berdoa dengan hati yang bersih tanpa ada dendam dan kebencian, oleh karena itu saya melihat dalam segala urusanku adalah hasil dari doa beliau secara nyata dan tidak ada keraguan sedikitpun.
"Berapa banyak pintu kebaikan terbuka untukku dengan tidak disangka-sangka dan berapa banyak tipudaya orang-orang yang hasad dan dengki menjadi runtuh karena karunia Allah disebabkan doa ibuku yang dikabulkanNya,” ujar Shalih Al Ayid.
Sementara itu, Prof Dr Abdul Karim Bakkar dalam buku "50 Lilin Untuk Menerangi Jalan Hidup Kalian" mengatakan sesungguhnya doa kedua orangtua untuk anak-anaknya ada dua macam, ada yang disebabkan rasa iba dan kasihan, hal ini dilakukan oleh kedua orang tua meskipun anak-anaknya kurang berbakti kepada mereka.
"Ada lagi doa dari orang tua diucapkan dari lubuk hati yang paling dalam, doa tersebut merupakan ungkapan rasa senang, puas, ridha dan kagum kepada perbuatan dan bakti anak mereka, doa yang seperti inilah yang lebih pantas untuk dikabulkan oleh Allah,” tuturnya.
Berbakti kepada Orangtua
Hak kedua orangtua atas anak-anak mereka sangat agung. Karena itu, Allah menyandingkan perintah untuk beribadah kepadaNya dengan keharusan berbakti kepada mereka berdua. Allah berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu. (QS Al Isra/17`: 23).
Lantaran begitu tingginya hak mereka, Allah memerintahkan kita untuk selalu menyuguhkan kebaikan kepada mereka dan berinteraksi dengan mereka dengan sikap yang makruf (pantas). Kendatipun mereka dalam kungkungan kekafiran. Allah taala berfirman:
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَى أَن تُشْرِكَ بِي مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergauilah keduanya dengan baik”. (QS Luqman/31: 15).
Kemudian mereka mendatangkan bayi itu. “Biarkan aku sholat!" kata Juraij.
Selanjutnya, Juraij pun sholat. Tatkala selesai, ia datangi bayi itu dan ia tekan perutnya. Lalu ia bertanya (kepada bayi itu), “Siapa ayahmu?”
Bayi itu menjawab: “Fulan, seorang penggembala”.
Setelah mendengar perkataan Juraij ini merekapun menghadap Juraij dan menciuminya serta mengusap-usapnya. Kemudian mereka berkata, “Kami akan membangun kembali tempat peribadatanmu dari emas”. Lalu Juraij berkata: “Tidak, kembalikan sebagaimana semula terbuat dari tanah”
Sungguh Ibu Juraij telah berdo’a (dan do’a orang tua itu dikabulkan) ketika anaknya tidak memenuhi panggilannya, dan ibunya mendo’akan kejelekan atas Juraij, yaitu ia berdo’a agar Juraij melihat wajah pelacur.
Prof Dr Shalih Al Ayid dalam buku berjudulDam’ah ‘ala Qabri Ummi(Air Mata di Pusara Ibu) mengatakan sesungguhnya doa ibu tidak mungkin meleset, ibuku –semoga Allah merahmatinya- selalu ridha terhadap anak-anaknya dan sangat mencintai mereka. Oleh karena itu ia selalu berdoa memohon kebaikan untuk mereka di setiap waktu. Berdoa dengan hati yang bersih tanpa ada dendam dan kebencian, oleh karena itu saya melihat dalam segala urusanku adalah hasil dari doa beliau secara nyata dan tidak ada keraguan sedikitpun.
"Berapa banyak pintu kebaikan terbuka untukku dengan tidak disangka-sangka dan berapa banyak tipudaya orang-orang yang hasad dan dengki menjadi runtuh karena karunia Allah disebabkan doa ibuku yang dikabulkanNya,” ujar Shalih Al Ayid.
Sementara itu, Prof Dr Abdul Karim Bakkar dalam buku "50 Lilin Untuk Menerangi Jalan Hidup Kalian" mengatakan sesungguhnya doa kedua orangtua untuk anak-anaknya ada dua macam, ada yang disebabkan rasa iba dan kasihan, hal ini dilakukan oleh kedua orang tua meskipun anak-anaknya kurang berbakti kepada mereka.
"Ada lagi doa dari orang tua diucapkan dari lubuk hati yang paling dalam, doa tersebut merupakan ungkapan rasa senang, puas, ridha dan kagum kepada perbuatan dan bakti anak mereka, doa yang seperti inilah yang lebih pantas untuk dikabulkan oleh Allah,” tuturnya.
Berbakti kepada Orangtua
Hak kedua orangtua atas anak-anak mereka sangat agung. Karena itu, Allah menyandingkan perintah untuk beribadah kepadaNya dengan keharusan berbakti kepada mereka berdua. Allah berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu. (QS Al Isra/17`: 23).
Lantaran begitu tingginya hak mereka, Allah memerintahkan kita untuk selalu menyuguhkan kebaikan kepada mereka dan berinteraksi dengan mereka dengan sikap yang makruf (pantas). Kendatipun mereka dalam kungkungan kekafiran. Allah taala berfirman:
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَى أَن تُشْرِكَ بِي مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergauilah keduanya dengan baik”. (QS Luqman/31: 15).
Lihat Juga :