Kisah Anthropologist Belanda Memilih Islam, Sempat Mengikuti Ceramah Snouck Horgronye

Selasa, 03 Januari 2023 - 05:15 WIB
Lalu saya menghadapi mikrofon dan mulailah saya berbicara secara tenang. Saya katakan bahwa saya datang dari negeri yang jauh, di mana tidak ada orang Islam, kecuali sedikit saja. Mereka --kata saya-- menyampaikan salam kepada saudara-saudara yang hadir yang telah mengambil kesempatan mendirikan Pemerintahan Islam sejak 7 tahun yang lalu, dan dalam waktu singkat telah dapat memperkuat posisinya serta dapat mengatasi berbagai kesulitan dan tantangan yang dihadapi menjelang masa depan yang cerah.

Saya berjanji kepada hadirin, bahwa saya akan menjadi juru bicara yang benar, bila nanti saya kembali ke negeri saya tentang keramahan dan kehormatan yang saya terima dari seluruh Pakistan Muslim.

Para jema'ah dengan penuh minat mengikuti terjemahan kata-kata saya dalam bahasa Urdu, sehingga tampak pengaruhnya yang kuat dan mengagumkan pada hadirin.

Sebelum saya tahu apa yang terjadi pada mereka, saya melihat beratus-ratus jema'ah itu bergegas mendekati saya. Mereka memegang tangan saya erat-erat dan gembira, dan pada wajah mereka tampak tanda-tanda rasa cinta yang mendalam, di samping yang paling menggembirakan hati dan lubuk jiwa saya adalah bahwa kegembiraan yang mendalam itu terpancar dari sorot mata hadirin.

Baca juga: Kisah Mualaf Natalia yang Mantap Memeluk Islam Berkat Alkitab

Dalam peristiwa itu saya merasakan bahwa saya telah menjadi salah seorang anggota masyarakat Islam yang besar dan tersebar di seluruh dunia. Waktu itu saya merasakan kebahagiaan yang tidak dapat saya terangkan dengan kata-kata.

Begitulah bangsa Pakistan telah menyebabkan saya mengerti bahwa Islam itu bukan hanya ilmu tentang perincian-perincian hukum/syari'at, bahwa percaya kepada ketinggian nilai jiwa ke-Islaman itu datang terlebih dahulu dan bahwa ilmu wajib dimiliki untuk sampai kepada kepercayaan itu.

Sekarang kita sampai kepada pertanyaan: Apakah yang terpenting yang telah menyebabkan saya masuk Islam? Dan apakah itu --yang pasti-- yang telah menyebabkan saya tertarik oleh Islam?

Tentang kedua pertanyaan itu, saya mencoba memberikan jawaban singkat dalam 6 hal seperti di.bawah ini:

1. Percaya (iman) kepada adanya satu Tuhan Yang Berkuasa Mutlak itu adalah hal yang bisa diterima oleh semua pikiran yang kreatif logis, dan bahwa Allah SWT yang dibutuhkan oleh semua makhluk itu tidak melahirkan anak dan tidak dilahirkan sebagai anak; dan tidak ada yang menyerupai-Nya; Dia yang bersifat Maha Sempurna dalam kebijaksanaan, kekuatan dan kebaikan; Kebaikan dan rahmat-Nya tidak terbatas.

Baca juga: Kisah Mualaf Amerika Idris Diaz Pergi Haji Dibiayai Orang Yahudi

6. Hubungan antara Khalik dengan makhluknya (manusia) yang diistimewakan Allah atas segala makhluk yang lain, adalah hubungan yang langsung. Seorang mukmin itu tidak memerlukan seorang perantara, sebagaimana juga Islam tidak memerlukan kependetaan (priesthood).

Dan sebagian dari pada ajaran Islam ialah bahwa hubungan dengan Allah itu terserah kepada manusia itu sendiri. Bahwa manusia wajib beramal dalam hidupnya di dunia untuk bekal hidupnya di akhirat, bahwa manusia bertanggung jawab atas segala amal perbuatan yang dilakukannya dan doss-dosanya tidak bisa ditutup oleh pengorbanan orang lain sebagai penebus, dan bahwa Allah SWT tidak memerintahkan kepada seseorang melainkan seukuran kemampuannya.

3. Dasar-dasar toleransi Islam sebagaimana tampak dalam kalimat (tidak ada paksaan dalam agama) dan bahwa seorang Muslim itu dituntut supaya menyelidiki kebenaran di mana saja dia temukan dan juga dituntut supaya menghormati kebaikan-kebaikan yang ada pada agama-agama lain.

4. Dasar-dasar persaudaraan Islam meliputi seluruh alam kemanusiaan, tanpa memperhitungkan warna kulit, bangsa dan kepercayaan. Islam adalah satu-satunya agama yang mampu melaksanakan ajaran ini dalam praktik, dan kaum Muslimin di mana saja di muka bumi ini memandang yang satu sama yang lain dengan pandangan seorang saudara. Dan persamaan semua ummat manusia di Hadrat Allah SWT nampak jelas dalam pakaian ihram Haji.

5. Islam menghormati akal/pikiran dan benda/materi menurut nilainya masing-masing, dan pertumbuhan mental manusia itu tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan jasmaniahnya, dan bahwa manusia diwajibkan dalam hidupnya menempuh jalan yang dapat menguasai kebendaan dengan akal sehat, dan bahwa benda itu harus tunduk di bawah pengaturan akal.

6. Larangan minum arak dan minuman-minuman lain yang memabukkan, soal inilah terutama yang memberi kemungkinan dikatakan bahwa Islam jauh ketinggalan jaman.

Baca juga: Kisah Mualaf Ayah Hariri Masuk Islam saat Operasi Badai Gurun
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Malaikat tidak mau masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.

(HR. Muslim No. 3948)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More