5 Fakta Shafiyah binti Huyay, Istri Rasulullah SAW dari Keturunan Yahudi

Kamis, 26 Januari 2023 - 22:00 WIB
loading...
5 Fakta Shafiyah binti...
Sayyidah Shafiyah binti Huyai adalah putri dari seorang pemimpin terpandang Yahudi dari Bani Nadhir. Foto/ilustrasi
A A A
Shafiyah binti Huyay radhiyallahu 'anha merupakan salah satu Ummul Mukminin atau istri dari Nabi Muhammad SAW yang berasal dari keturunan Yahudi. Sayyidah Shafiyah (612-672 M) berasal dari suku Bani Nadhir.

Shafiyah sebelumnya merupakan tawanan perang pasukan muslim yang kemudian dimerdekakan oleh Rasulullah SAW.
Pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Shafiyah berlangsung saat perjalanan pulang menuju Madinah dengan mahar kebebasannya.

Adapun alasan Rasulullah SAW menikahi Shafiyah untuk menjaga keimanannya dari boikot Yahudi. Berikut 5 fakta tentang Ummul Mukminin, Shafiyah binti Huyay:

1. Putri dari Pimpinan Yahudi yang Terpandang
Shafiyah binti Huyay dilahirkan sebelas tahun sebelum Hijriah atau dua tahun setelah kenabian Rasulullah SAW. Ibunya bernama Barrah binti Samaual dari Bani Quraizhah, sedangkan ayahnya Huyay bin Akhtab, seorang pimpinan Yahudi terpandang dari kalangan Bani Nadhir.

2. Memiliki Nasab Mulia
Sebuah riwayat dari Anas radhiyallahu 'anhu menyebutkan:

بَلَغَ صَفِيَّةَ أَنَّ حَفْصَةَ قَالَتْ بِنْتُ يَهُودِىٍّ . فَبَكَتْ فَدَخَلَ عَلَيْهَا النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَهِىَ تَبْكِى فَقَالَ « مَا يُبْكِيكِ ». فَقَالَتْ قَالَتْ لِى حَفْصَةُ إِنِّى بِنْتُ يَهُودِىٍّ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّكِ لاَبْنَةُ نَبِىٍّ وَإِنَّ عَمَّكِ لَنَبِىٌّ وَإِنَّكِ لَتَحْتَ نَبِىٍّ فَفِيمَ تَفْخَرُ عَلَيْكِ ». ثُمَّ قَالَ « اتَّقِى اللَّهَ يَا حَفْصَةُ »

Artinya: "Telah sampai pada Shafiyyah bahwa Hafshah mengatakan padanya dengan nada sinis, 'Dasar anak perempuan Yahudi.' Lantas Shafiyyah menemui Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan menangis, lalu beliau bertanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis?" Shafiyyah menjawab: "Hafshah memanggilku dengan anak perempuan Yahudi." Nabi lantas mengatakan, "Sesungguhnya engkau termasuk puteri Nabi, pamanmu seorang Nabi, dan sekarang berada dalam perlindungan seorang Nabi, bukankah itu sudah jadi suatu kebanggaan?" Beliau kemudian mengatakan: "Wahai Hafshah, bertakwalah kepada Allah." (HR. Tirmidzi 3894. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

3. Pernah Membuat Cemburu Sayyidah Aisyah
Dalam satu riwayat dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Aku berkata kepada Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, 'Cukup sudah engkau berkata tentang Shafiyyah seperti ini dan itu, ia itu wanita yang pendek." Nabi pun bersabda:

لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ

Artinya: "Sungguh engkau telah mengatakan suatu perkataan yang andai saja tercampur dengan air laut, kalimat itu akan mengotorinya." (HR Abu Dawud 4875 dan Tirmidzi 2502. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

4. Pernah Membenci Rasulullah SAW
Dalam suatu riwayat, Shafiyyah pernah mengatakan: "Aku sampai pada Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam awalnya yang aku paling benci adalah beliau (karena ia telah membunuh Huyay ibnu Akhtab, ayah Shafiyyah dan Kinanah, suami kedua Shafiyyah)." Rasulullah mengatakan: "Sesungguhnya kaummu pernah melakukan demikian dan demikian." Shafiyyah lantas menyatakan,

فَمَا قُمْتُ مِنْ مَقْعَدِي وَمِنَ النَّاسِ أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ

"Tidaklah aku berdiri dari tempat dudukku hingga aku menyatakan bahwa saat ini yang paling aku cintai adalah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam." (HR Ishaq bin Rahawaih dan Abu Ya’la. Disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Mathalib Al-'Aliyah. Al-Haitsami dalam Majma' Az-Zawaid bahwa perawinya shahih).

5. Dikenal sebagai Orang Bertakwa dan Jujur
Menurut Al-Hafizh Abu Nu'aim, Shafiyyah dikenal sebagai orang yang bertakwa, bersih, dan matanya selalu basah karena menangis. Ibnu Katsir juga turut menuturkan bahwa Shafiyyah adalah seseorang yang sangat menonjol dalam ibadah, kezuhudan, kebaikan, dan sedekah.

Shafiyah binti Huyay juga merupakan istri dari Rasulullah yang sangat tulus dan penuh kejujuran. Selepas kepergian Rasulullah, ia semakin menunjukkan ketakwaan kepada Allah hingga ajal menjemputnya pada tahun 50 Hijriah atau sekitar 40 tahun setelah Rasulullah wafat.

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2106 seconds (0.1#10.140)