Ekonom Jepang Ini Mengaku Bahagia setelah Menjadi Muslim

Minggu, 29 Januari 2023 - 11:09 WIB
loading...
Ekonom Jepang Ini Mengaku Bahagia setelah Menjadi Muslim
Muslim Jepang: Mayoritas rakyat Jepang adalah Buddhist, tapi mereka hanya namanya saja Buddhist. Foto/Ilustrasi: muslimobsession
A A A
Umar Mita adalah ahli ekonomi, tokoh masyarakat, dan pengkhotbah asal Jepang. Ia mengaku telah dapat hidup berbahagia sebagai seorang Muslim. "Dengan kurnia Allah SWT saya dapat hidup bahagia," tuturnya.

Menurutnya, jalan hidup yang benar seperti yang diajarkan oleh Islam itu ditunjukkan kepadanya oleh Missi Tablig Pakistan yang telah mengunjungi Jepang.



Berikut penuturan Umar Mita sebagaimana dinukil dalam buku yang diterjemahkan Bachtiar Affandie berjudul "Mengapa Kami Memilih Islam" oleh Rabithah Alam Islamy Mekkah (PT Alma'arif Bandung, 1981).

Mayoritas rakyat negeri saya adalah Buddhist, tapi mereka hanya namanya saja Buddhist. Mereka tidak mempraktikkan ajaran-ajaran Buddha, bahkan mereka sama sekali tidak mengerti agama. Sebab utama dari sikap apatis ini bisa jadi karena Buddhisme itu hanya memberikan ajaran-ajaran falsafah tinggi rinci, tanpa memberikan ajaran praktis untuk pelaksanaan. Oleh karena itulah, maka Buddisme itu jauh, tidak terjangkau oleh orang-orang biasa yang selalu direpotkan dengan urusan-urusan duniawi.

Mereka tidak bisa memahaminya dan tidak pula bisa melaksanakannya.

Tidak demikian halnya dengan Islam. Sebab ajaran-ajaran Islam itu mudah, luas dan sangat praktis, melihat segala segi persoalan hidup manusia. Islam membentuk alam pikiran manusia, dan manakala pikiran itu sudah bersih/suci, maka perbuatan bersih dan baik itu akan timbul dengan sendirinya.

Ajaran Islam itu begitu mudah dan praktis, sehingga setiap orang dapat mengerti. Islam itu bukan monopoli kiai/pendeta seperti dalam agama lain.



Ada harapan besar buat Islam di masa yang akan datang di Jepang. Beberapa kesulitan mungkin ada, tapi bukan kesulitan yang tidak bisa diatasi. Untuk itu pertama-tama diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus memperkenalkan ajaran-ajaran Islam kepada rakyat Jepang.

Rakyat Jepang dari hari ke hari menjadi semakin bersikap materialistis, tapi dengan itu mereka tidak hidup berbahagia. Mereka harus diberi tahu bahwa keimanan yang hakiki dan ketenangan jiwa hanya terjamin dengan ajaran-ajaran Islam, sebab Islam itu adalah peraturan dan hukum yang sempurna buat hidup dan memberikan bimbingan untuk setiap langkah kehidupan. Yang kedua, ialah supaya para petugas tablig dan guru-gurunya memberi contoh dengan cara hidup mereka sendiri di hadapan orang lain.

Adalah suatu hal yang tidak menguntungkan bahwa para pelajar/mahasiswa yang datang ke Jepang dari berbagai negeri Islam tidak merupakan contoh yang baik bagi kami, dan kamipun tidak mendapat nasihat atau bimbingan dari mereka.

Malahan kebanyakan mereka hidup seperti kehidupan orang Barat. Mereka juga tidak mengerti apa-apa tentang Islam, karena mereka itu belajar pada sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh negara-negara Eropa yang kebanyakan menentang Islam.



Kalau Islam mau memperoleh sukses di Jepang -- dan saya yakin bahwa hal itu akan terjadi maka setiap pencinta dan pejuang Islam harus memikirkan hal itu, dan untuk itu mereka wajib memberikan pengorbanan yang terus-menerus dan terkoordinir.

Dan kaum muslimin/mukminin yang cara hidupnya sesuai dengan ajaran-ajaran agamanya harus datang ke Jepang untuk mengajar dan memberikan contoh kepada mereka.

Bangsa Jepang haus kepada keamanan, kebenaran, kejujuran, keutamaan dan lain-lain hal yang baik dalam kehidupan. Dan saya percaya sepenuhnya bahwa Islam dan hanya Islam sajalah yang mampu menghilangkan kehausan mereka.

Kita harus percaya mutlak kepada Allah, sehingga kita mampu menunaikan tugas risalah/missi ini. Kita bermohon kepada Allah s.w.t. supaya Dia memberikan kepada kita iman dan yakin.

Islam berarti selamat/aman, dan tidak ada bangsa lain yang melebihi bangsa Jepang dalam kebutuhannya kepada keamanan. Jika kita menghendaki keamanan yang hakiki, maka kita harus percaya kepada agama Keselamatan, selamat/aman/damai dengan semua manusia dan Allah. Hal itu ialah karena persaudaraan itu dalam Islam merupakan dasar yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain, dan persaudaraan itu adalah syarat untuk terwujudnya kebahagiaan manusia seluruhnya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2244 seconds (0.1#10.140)