Mata Air Salsabil: Sebuah Metafor, Alegori, Kiasan yang Sungguh Indah
loading...
A
A
A
Di dalam riwayat-riwayat lain dijelaskan bahwa air Salsabil mengalir di bawah arasy dan dari sana mengalir ke surga 'Adn (kedudukan tertinggi di surga) kemudian mengalir ke tempat-tempat lain di surga.
Penyebutan Kafur
Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi menafsirkan mata air dan minuman serta campurannya, dengan mengatakan bahwa Allah SWT telah memberitahukan kepada kita tentang minuman penghuni surga dengan dua macam campuran, yaitu kafur [disebut pada awal surah] dan jahe [disebut pada akhir surah].
Di dalam kafur terdapat sifat dingin, segar, dan harum. Sedangkan di dalam jahe terdapat sifat panas dan harum. Adapun yang terjadi pada mereka adalah mencampur kedua minuman, salah satunya merupakan hal lain, yang lebih lengkap, lebih baik, dan lebih enak rasanya.
Alangkah halus penyebutan kafur itu ditempatkan pada awal surah, sedangkan jahe disebutkan pada akhir surah. Kemudian minuman yang mereka minum [pertama kali] bercampur dengan kafur, yang di dalamnya terdapat sifat dingin.
Selanjutnya ia meminum minuman yang bercampur dengan jahe untuk menyesuaikannya. Secara lahir, gelas minuman kedua bukanlah gelas minuman yang pertama karena kedua-duanya merupakan jenis minuman yang lezat dan segar. Yang pertama bercampur dengan kafur, sedangkan yang kedua bercampur dengan jahe.
Allah SWT juga memberitahukan bahwa pencampuran minuman mereka dengan minuman yang dingin itu dimaksudkan sebagai balasan atas ketaatan, keutamaan, kesabaran, dan kesetiaan mereka terhadap segala kewajiban yang sudah diwajibkan kepada mereka. amalan mereka itu akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya [berupa] surga dan [pakaian] sutra.” (al-Insan: 12)
Dalam kesabaran, terdapat sifat keras dan pengekangan jiwa terhadap hawa nafsu dan syahwat. Ketentuan ini akan menjadikan pelakunya mendapatkan balasan berupa surga dan kenikmatan berupa pakaian dari sutera.
Begitulah mereka [para penghuni surga] dikumpulkan dalam kesenangan dan kegembiraan. Dan itulah kebaikan yang tampak pada lahir mereka dan keadaan mereka yang tersembunyi, sebagaimana mereka memperindah lahir mereka dan syariat Islam dan batin mereka dengan kebenaran iman.
Penyebutan Kafur
Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi menafsirkan mata air dan minuman serta campurannya, dengan mengatakan bahwa Allah SWT telah memberitahukan kepada kita tentang minuman penghuni surga dengan dua macam campuran, yaitu kafur [disebut pada awal surah] dan jahe [disebut pada akhir surah].
Di dalam kafur terdapat sifat dingin, segar, dan harum. Sedangkan di dalam jahe terdapat sifat panas dan harum. Adapun yang terjadi pada mereka adalah mencampur kedua minuman, salah satunya merupakan hal lain, yang lebih lengkap, lebih baik, dan lebih enak rasanya.
Alangkah halus penyebutan kafur itu ditempatkan pada awal surah, sedangkan jahe disebutkan pada akhir surah. Kemudian minuman yang mereka minum [pertama kali] bercampur dengan kafur, yang di dalamnya terdapat sifat dingin.
Selanjutnya ia meminum minuman yang bercampur dengan jahe untuk menyesuaikannya. Secara lahir, gelas minuman kedua bukanlah gelas minuman yang pertama karena kedua-duanya merupakan jenis minuman yang lezat dan segar. Yang pertama bercampur dengan kafur, sedangkan yang kedua bercampur dengan jahe.
Baca Juga
Allah SWT juga memberitahukan bahwa pencampuran minuman mereka dengan minuman yang dingin itu dimaksudkan sebagai balasan atas ketaatan, keutamaan, kesabaran, dan kesetiaan mereka terhadap segala kewajiban yang sudah diwajibkan kepada mereka. amalan mereka itu akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya [berupa] surga dan [pakaian] sutra.” (al-Insan: 12)
Dalam kesabaran, terdapat sifat keras dan pengekangan jiwa terhadap hawa nafsu dan syahwat. Ketentuan ini akan menjadikan pelakunya mendapatkan balasan berupa surga dan kenikmatan berupa pakaian dari sutera.
Begitulah mereka [para penghuni surga] dikumpulkan dalam kesenangan dan kegembiraan. Dan itulah kebaikan yang tampak pada lahir mereka dan keadaan mereka yang tersembunyi, sebagaimana mereka memperindah lahir mereka dan syariat Islam dan batin mereka dengan kebenaran iman.
(mhy)