Mata Air Salsabil: Sebuah Metafor, Alegori, Kiasan yang Sungguh Indah

Kamis, 09 Februari 2023 - 16:04 WIB
loading...
Mata Air Salsabil: Sebuah Metafor, Alegori, Kiasan yang Sungguh Indah
Jahe dalam Al-Quran disebut sebagai zanjabil yang dalam surat Al-Ihsan ayat 17 disebut sebagai minuman surga. Foto/Ilustrasi: halo dokter.
A A A
Al-Quran tidak hanya kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW , melainkan juga suatu mukjizat dari Allah SWT. Salah satu aspek yang menakjubkan dari Kitabullah itu ialah pada segi bahasanya. Tak jarang Al-Quran menggunakan metafor untuk melukiskan sesuatu.

Ahmad Fuad Effendy dalam buku berjudul "Sudahkah Kita Mengenal Al-Quran?" mengatakan penggunaan metafora atau isti'arah dalam Al-Quran menunjukkan kemukjizatan kitab suci itu.

Satu contoh, Al-Qur'an melukiskan bahwa dalam surga , yaitu dalam tempat dan lingkungan pengalaman kebahagiaan sejati, para penghuninya akan diberi minum yang sejuk dan amat menyegarkan yang airnya diambil dari mata air yang bernama "salsabil-an" atau "sal sabil-an."

"Sebuah metafor, alegori atau makna kiasan yang sungguh indah; karena perkataan Arab sal sabil-a itu tidak lain arti harfiahnya ialah 'tanyalah jalan'," ujar Cendekiawan Muslim, Prof Dr Nurcholish Madjid, MA atau Cak Nur dalam buku "Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah".



Mereka (yang bahagia) di sana disajikan minuman dalam piala yang ramuannya ialah zanjabil, dari mata air yang ada, yang disebut salsabil. ( QS al-Insan/76 :17-18)

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلً
عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلْسَبِيلًا

Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. ( QS al-Insan : 17-18)

Menafsirkan metafor dalam firman ini, Muhammad Asad dalam "The Message of the Qur'an" mengatakan bahwa begitulah Ali ibn Abi Thalib, sebagaimana dikutip Zamakhsyari dan Razi, menerangkan kata-kata salsabil-an jelas merupakan kata majemuk itu, yang dapat dibagi menjadi dua komponen, "salsabil-an" ('tanyalah [atau 'carilah'] jalan'): yakni, 'carilah jalanmu ke surga dengan cara melakukan perbuatan baik'.

Sedangkan A Yusuf Ali dalam "The Holy Qur'an" menafsirkan firman itu dengan mengatakan bahwa mata air salsabil (-an) ini membawa kita kepada ide metaforis yang lain. Perkataan itu secara harfiah berarti, 'Carilah Jalan'. Jalan itu sekarang terbuka menuju Hadirat Yang Maha Tinggi...



Mata Air Surga

Dalam referensi-referensi tafsir dijelaskan bahwa memberi makan kepada orang-orang fakir, takut kepada Allah dan hari Kiamat, sabar di jalan Allah dan taat kepada-Nya merupakan sebab-sebab seseorang mendapatkan minuman dari mata air Salsabil. Riwayat-riwayat Islam menjelaskan bahwa telaga kautsar diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan mata air Salsabil kepada Amirul Mukminin as.

Sementara itu, Ibnu Katsir menafsirkan QS al-Insan/76:17-18 menjelaskan mereka diberi minuman dan yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang bertakwa. Di dalam gelas-gelas itu terdapat minuman khamr surga yang campurannya adalah jahe.

Menurut Ibnu Katsir, terkadang minuman mereka diberi campuran kafur yang rasanya sejuk, dan terkadang diberi campuran dengan jahe yang rasanya hangat, sehingga rasanya beragam. Minuman ini untuk orang-orang yang bertakwa dari kalangan ahli surga. Minuman ini didatangkan dari sebuah mata air surga yang dinamakan salsabila.

Ibnu Katsir menjelaskan zanzabil adalah sebuah mata air di dalam surga diberi nama salsabila. Ikrimah mengatakan, bahwa salsabila nama sebuah mata air di dalam surga. Mujahid mengatakan, bahwa mata air ini dinamakan salsabila karena arus airnya yang lancar dan deras.

Qatadah mengatakan yaitu mata air yang airnya enak diminum. Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari sebagian ulama, bahwa dinamakan demikian karena airnya terasa enak di tenggorokan lagi mudah. Tetapi Ibnu Jarir sendiri memilih pendapat yang mencakup kesemuanya itu.

Jurjani dalam "Jalā' al-Adzhān wa Jalā' al-Ahzān" menyatakan Al-Quran menyebutkan tiga mata air surgawi dengan nama Salsabil, Tasnim dan Kapur disamping kenikmatan-kenikamatan surgawi yang lain.



Menurut beberapa riwayat, mata air Salsabil dan Kapur bermuara dari bawah pohon surga yang batang pohonya tumbuh di rumah Nabi Muhammad SAW dan ranting-rantingnya menaungi semua rumah surga.

Di dalam riwayat-riwayat lain dijelaskan bahwa air Salsabil mengalir di bawah arasy dan dari sana mengalir ke surga 'Adn (kedudukan tertinggi di surga) kemudian mengalir ke tempat-tempat lain di surga.

Penyebutan Kafur

Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi menafsirkan mata air dan minuman serta campurannya, dengan mengatakan bahwa Allah SWT telah memberitahukan kepada kita tentang minuman penghuni surga dengan dua macam campuran, yaitu kafur [disebut pada awal surah] dan jahe [disebut pada akhir surah].

Di dalam kafur terdapat sifat dingin, segar, dan harum. Sedangkan di dalam jahe terdapat sifat panas dan harum. Adapun yang terjadi pada mereka adalah mencampur kedua minuman, salah satunya merupakan hal lain, yang lebih lengkap, lebih baik, dan lebih enak rasanya.

Alangkah halus penyebutan kafur itu ditempatkan pada awal surah, sedangkan jahe disebutkan pada akhir surah. Kemudian minuman yang mereka minum [pertama kali] bercampur dengan kafur, yang di dalamnya terdapat sifat dingin.

Selanjutnya ia meminum minuman yang bercampur dengan jahe untuk menyesuaikannya. Secara lahir, gelas minuman kedua bukanlah gelas minuman yang pertama karena kedua-duanya merupakan jenis minuman yang lezat dan segar. Yang pertama bercampur dengan kafur, sedangkan yang kedua bercampur dengan jahe.



Allah SWT juga memberitahukan bahwa pencampuran minuman mereka dengan minuman yang dingin itu dimaksudkan sebagai balasan atas ketaatan, keutamaan, kesabaran, dan kesetiaan mereka terhadap segala kewajiban yang sudah diwajibkan kepada mereka. amalan mereka itu akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya [berupa] surga dan [pakaian] sutra.” (al-Insan: 12)

Dalam kesabaran, terdapat sifat keras dan pengekangan jiwa terhadap hawa nafsu dan syahwat. Ketentuan ini akan menjadikan pelakunya mendapatkan balasan berupa surga dan kenikmatan berupa pakaian dari sutera.

Begitulah mereka [para penghuni surga] dikumpulkan dalam kesenangan dan kegembiraan. Dan itulah kebaikan yang tampak pada lahir mereka dan keadaan mereka yang tersembunyi, sebagaimana mereka memperindah lahir mereka dan syariat Islam dan batin mereka dengan kebenaran iman.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1599 seconds (0.1#10.140)