Kisah Mojud Bertemu Nabi Khidir, Dunia Tak Kasat Mata

Senin, 13 Februari 2023 - 16:20 WIB
loading...
A A A
Mojud pun buru-buru meninggalkan pondok itu, berpakaian seperti seorang nelayan, dan terus bertanya-tanya dalam hati hingga ia sampai di jalan besar. Ketika fajar, dilihatnya seorang petani di atas seekor keledai sedang bergerak menuju pasar. "Apa Saudara mencari pekerjaan?' tanya petani itu, "saya butuh seseorang untuk menolongku membawakan belanjaan."

Mojud pun mengikutinya. Ia bekerja pada petani itu hampir dua tahun lamanya, dan belajar banyak hal tentang pertanian, selain itu, tidak.

Pada suatu sore, ketika ia sedang membungkus wol, Khidir muncul dan berkata, "Tinggalkan pekerjaan itu, pergilah ke Kota Mosul, dan gunakan tabunganmu untuk menjadi seorang pedagang kulit."

Mojud pun patuh.

Di Mosul, ia menjadi terkenal sebagai seorang saudagar kulit. Ia berdagang dan tak pernah melihat Khidir tiga tahun lamanya. Ia telah mendapatkan sejumlah uang yang cukup banyak, dan sedang berpikir membeli sebuah rumah ketika Khidir muncul lagi dan berkata, "Sini uangmu; pergilah dari kota ini ke Samarkand yang jauh, dan di sana bekerjalah sebagai seorang penjual bahan makanan." Mojud melakukannya.

Kini, ia mulai menunjukkan tanda-tanda pasti adanya pencerahan. Ia menyembuhkan yang sakit, melayani sesama manusia di toko dan sepanjang waktu senggangnya, dan pengetahuannya mengenai berbagai hal gaib semakin mendalam.



Para pendeta, filsuf, dan yang lain, menemuinya dan bertanya, "Siapa gerangan gurumu?"

"Hal itu sulit dikatakan," kata Mojud.

Para pengikutnya bertanya, "Bagaimana Tuan memulai pengabdian?"

Katanya, "Sebagai seorang pegawai rendahan."

"Lalu, Tuan berhenti agar bisa bertekun dalam penyangkalan diri?"

"Tidak, saya hanya berhenti saja."

Orang-orang itu tidak bisa memahami tindakannya.

Mereka pun mendekatinya untuk menuliskan kisah kehidupannya.

"Apa yang telah Tuan alami dalam hidup Tuan?" tanya mereka.

"Saya terjun ke sebuah sungai, menjadi seorang nelayan, lalu pada suatu malam pergi meninggalkan gubuk buluh milik nelayan yang menolongku. Setelah itu, saya menjadi seorang petani. Ketika sedang mengepak kain wol, saya beranjak pergi ke Mosul, di mana saya menjadi seorang saudagar kulit. Di sana saya mendapat banyak uang, namun melepaskannya juga. Kemudian, saya berjalan ke Samarkand dan bekerja menjual bahan pangan. Dan, di sinilah saya kini."

"Namun, perilaku-perilaku yang tak terpahami itu tidak memberikan penerangan atas kemampuanmu yang ajaib dan teladanmu yang mengagumkan," kata para penulis riwayat itu.

"Hanya itu pengalaman-pengalamanku," kata Mojud.

Begitulah, para penulis tadi menyusun bagi Mojud, sebuah kisah kehidupan yang menarik dan menakjubkan, sebab semua orang suci harus mempunyai kisah kehidupan, dan ceritanya harus sesuai dengan selera pendengarnya, bukan kenyataan kehidupannya yang sebenarnya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3185 seconds (0.1#10.140)