Mengerikan! Beginilah Keadaan Pelaku Riba di Neraka

Jum'at, 17 Juli 2020 - 14:54 WIB
loading...
Mengerikan! Beginilah Keadaan Pelaku Riba di Neraka
Riba tidak hanya membawa kerugian di dunia, tetapi pelakunya juga sengsara di akhirat. Foto ilustrasi neraka/Ist
A A A
Bahaya riba dalam kehidupan telah diingatkan oleh baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallamm (SAW). Riba tidak hanya membawa kerugian di dunia, tetapi juga sengsara di akhirat.

Berikut ancaman dan keadaan para pelaku dan pemakan riba sebagaimana disampaikan Dai asal Mesir, Syeikh Ahmad Al-Mishri saat kajian di Masjid Permata Qalbu Perumahan Permata Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat. Untuk diketahui, riba memiliki arti yang berbeda dalam bahasa atau syari'at. Secara bahasa riba berarti tambahan. Secara syari'at, riba berarti adanya tambahan dalam suatu barang yang khusus.

( )

Maksud tambahan secara khusus ialah tambahan yang diharamkan oleh syari'at Islam, baik diperoleh dengan penjualan, penukaran atau peminjaman berkenaan dengan benda riba . Allah Ta'ala memerintahkan agar kaum mukmin meninggalkan riba. Berikut firman-Nya dalam Al-Qur'an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279)

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (QS Al-Baqarah: 278-279)

Tidak ada ancaman yang lebih berat dari ini. Karena itu, jangan sekali-kali menzalimi diri sendiri dan orang lain. Dari Jabir radhiyallaahu 'anhu, " RasulullahSAW melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba". Kata beliau, semuanya sama dalam dosa". (HR Muslim No. 1598)

Keadaan Pelaku dan Pemakan Riba di Neraka:

1. Disuapi Batu ke Dalam Mulutnya.
Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW menuturkan kunjungannya ke neraka:

فَأَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ – حَسِبْتُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ – أَحْمَرَ مِثْلِ الدَّمِ ، وَإِذَا فِى النَّهَرِ رَجُلٌ سَابِحٌ يَسْبَحُ ، وَإِذَا عَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ حِجَارَةً كَثِيرَةً ، وَإِذَا ذَلِكَ السَّابِحُ يَسْبَحُ مَا يَسْبَحُ ، ثُمَّ يَأْتِى ذَلِكَ الَّذِى قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ الْحِجَارَةَ فَيَفْغَرُ لَهُ فَاهُ فَيُلْقِمُهُ حَجَرًا فَيَنْطَلِقُ يَسْبَحُ ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَيْهِ ، كُلَّمَا رَجَعَ إِلَيْهِ فَغَرَ لَهُ فَاهُ فَأَلْقَمَهُ حَجَرًا – قَالَ – قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَانِ قَالَ قَالاَ لِى انْطَلِقِ انْطَلِقْ

"Kami mendatangi sungai yang airnya merah seperti darah. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang yang berenang di dalamnya, dan di tepi sungai ada orang yang mengumpulkan batu banyak sekali. Lalu orang yang berenang itu mendatangi orang yang telah mengumpulkan batu, sembari membuka mulutnya dan orang yang mengumpulkan batu tadi akhirnya menyuapi batu ke dalam mulutnya. Orang yang berenang itu akhirnya pergi menjauh sambil berenang. Kemudian ia kembali lagi pada orang yang mengumpulkan batu. Setiap ia kembali, ia membuka mulutnya lantas disuapi batu ke dalam mulutnya. Aku berkata kepada keduanya: "Apa yang sedang mereka lakukan berdua?" Mereka berdua berkata kepadaku, "Berangkatlah, berangkatlah". Maka kami pun berangkat".

Dalam lanjutan hadis itu disebutkan:"Adapun orang yang datang dan berenang di sungai lalu disuapi batu, itulah pemakan riba ". (HR Al-Bukhari No. 7047)

2. Diancam dengan Perut Besar seperti Rumah yang dipenuhi Ular.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

أَتَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِى عَلَى قَوْمٍ بُطُونُهُمْ كَالْبُيُوتِ فِيهَا الْحَيَّاتُ تُرَى مِنْ خَارِجِ بُطُونِهِمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلاَءِ يَا جِبْرَائِيلُ قَالَ هَؤُلاَءِ أَكَلَةُ الرِّبَا

"Pada malam isra', aku mendatangi suatu kaum yang perutnya sebesar rumah dan dipenuhi dengan ular-ular. Ular tersebut terlihat dari luar. Akupun bertanya, "Siapakah mereka wahai Jibril?" "Mereka adalah para pemakan riba ," jawab beliau. (HR. Ibnu Majah, HR Ahmad)

3. Dosa Riba yang Paling Ringan Seperti Menzinai Ibu Kandung Sendiri.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

الرِّبَا سَبْعُونَ حُوبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ

" Riba itu ada 70 dosa. Yang paling ringan adalah seperti seseorang menzinai ibu kandungnya sendiri". (HR Ibnu Majah No. 2274. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan)

4. Pemakan Riba Lebih Parah dari 33 Kali Zina.
Jeleknya riba disebutkan oleh seorang Tabi'in yang bernama Ka'ab Al-Ahbar, seorang mantan pendeta Yahudi yang paham akan Kitab Yahudi. Bahkan bisa mengetahui secara umum mana yang shahih dan batil dari kitab itu (lihat Siyar A'lam An-Nubala’, 3 : 489 - 894).

Ka'ab al-Ahbar rahimahullah menyatakan:"Aku berzina sebanyak 33 kali lebih aku suka daripada memakan satu dirham riba yang Allah tahu aku memakannya ketika aku memakan riba ". (HR. Ahmad, 5 : 225. Syeikh Syu'aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).Di sini beliau bukan menghalalkan riba melainkan membandingkan dosa.

Akibat Memakan Riba

1. Allah tidak menerima sedekah, infaq, dan zakat yang dikeluarkan dari harta riba.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thayyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thayyib (baik)". (HR Muslim no. 1015).Yang dimaksud dengan Allah tidak menerima selain dari yang thayyib (baik) telah disebutkan maknanya dalam hadits tentang sedekah.

Ada seorang khalifah yang bertanya kepada seorang yang gila. Wahai engkau, bolehkah aku bertanya? Silakan. Jika aku memiliki harta yang ada bunga itu haram tapi saya mengeluarkan untuk sedekah bagaimana hukumnya? Kata seorang yang gila ini, engkau mempunyai harta yang riba itu haram, kalau kau sedekahkan berpahala sehingga berkurang dosamu.

Kata Imam Abu Hanifah ini orang cerdas. Dia punya harta riba itu dosa dan dia keluarkan karena berpikir mendapat pahala sehingga berkurang dosanya. Padahal sedekahnya itu tidak diterima karena Allah hanya menerima segala sesuatu yang thayyib (baik).

2. Doa Pemakan Riba Sulit Terkabul.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW menceritakan:"Ada seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa:

يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

"Wahai Rabbku, wahai Rabbku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?" (HR Muslim no. 1014)

3. Memakan Riba Membuat Hati Keras.
Allah Ta'ala berfirman:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka". (QS Al-muthaffifin: 14)

Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berihkut. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:"Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan "ar-raan" yang Allah sebutkan dalam firman-nya (yang artinya), ‘sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka". (HR Tirmidzi No. 3334; Ibnu Majah No. 4244. Al-hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

4. Badan yang Tumbuh dari Harta Haram Berhak Disentuh Api Neraka.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menasehati Ka'ab bin Ujrah radhiyallaahu 'anhu:

يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

"Wahai Ka'ab bin Ujrah, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka". (HR Tirmidzi No. 614. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Demikian ancaman mengerikan bagi pelaku riba . Alangkah baiknya mereka bertaubat sebelum terlambat karena sesungguhnya nikmat maksiat hanya sesaat, dan nikmat ketaatan akan membahagiakan dunia dan akhirat.Mudah-mudahan Allah memberikan kita hidayah dan taufiq, menjauhkan kita dari riba , dan memuliakan kita dunia dan akhirat. ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5173 seconds (0.1#10.140)